Byeol Hee menatap jam dinding di atas papan tulis dengan penuh antisipasi, mengetukkan jari-jari nya di permukaan kayu meja sekolah nya. Pelajaran tidak lagi berada di pikiran nya, hanya jam bulat berwarna hitam itu.4 menit sampai waktu pulang.
Waktu pulang tentu saja sangat ditunggu para murid, mereka semua tidak sabar untuk segera pulang dan beristirahat, terkecuali Byeol Hee.
Ia punya...hal lain yang ingin ia lakukan.
Sang guru mulai mengucapkan beberapa kalimat penutup; ia mengingatkan mereka untuk tidak melupakan pekerjaan rumah yang ia berikan, dan agar mereka berhati-hati di perjalanan pulang. Setiap kalimat yang ia ucapkan membuat kumis hitam nya yang tebal bergerak ke atas-bawah.
Kedua ujung kaki Byeol Hee berjinjit di bawah meja karena gemas dengan kumis tebal sang guru, dan juga karena ia tidak sabar lagi.
Triiiingg!
Byeol Hee sontak berdiri dan berjalan lurus ke arah pintu keluar, tas ransel abu-abu di punggung nya. Sang guru menatap Byeol Hee dari sudut matanya, tetapi tidak menegur gadis itu.
Byeol Hee berjalan lebih cepat ketika pintu-pintu kelas lain mulai terbuka dan murid lain mulai mengisi koridor. Ia dengan lihai menghindari semua orang yang berada di jalannya, berbelok ke kanan dan kiri selagi menuturkan 'permisi' beberapa kali.
Dua murid perempuan yang berjalan bersebelahan dari arah berlawanan harus bergeser ke samping agar Byeol Hee bisa lewat di antara mereka.
Salah satu dari murid itu, perempuan bertubuh kecil dengan rambut hitam pendek yang diikat tinggi,
Dengan penasaran gadis berambut pendek itu memandang ke arah Byeol Hee pergi.
Byeol Hee melangkahkan kaki di anak tangga terakhir yang berada di depan gerbang sekolah dan mengeluarkan nafas lega. Ia akhirnya bebas dari semua manusia yang dikurung bersama di tempat itu. Rasanya seperti ada beban yang hilang dari pundaknya tiap kali ia pergi dari Sekolah.
Kim Byeol Hee memang bukan tipe orang yang suka kerumunan, ia lebih suka tempat yang sepi dan damai. Jauh dari semua mata yang seperti selalu menilainya setiap saat.
Byeol Hee juga bukan orang yang sosial, ia hanya berbicara seperlunya dan menurut dengan keinginan orang lain. Ia tidak punya teman dekat di sekolah, entah kenapa mereka seperti menjauhinya.
Byeol Hee yakin ia tidak pernah berbuat salah kepada mereka, toh berbicara dengan mereka juga sangat jarang. Para 'teman' sekelasnya selalu saja mencari kesalahan yang ada padanya dan menjadikan hal itu bahan canda tawa mereka.
Byeol Hee tidak peduli, asal mereka tidak menganggunya belajar ia tidak apa. Mungkin itu alasan ia tidak punya teman.
Karena ia tidak mencoba. Lebih tepatnya tidak tertarik untuk mencoba.
Byeol Hee berjalan di sisi jalan dengan kepalanya terangkat menghadap langit. Ia tidak melihat kemana ia berjalan dan lebih memilih untuk memerhatikan langit senja saja. Langit yang kini adalah paduan antara warna merah muda dan jingga bersama dengan awan putih. Matahari sebentar lagi akan turun dan ia berniat menikmati pemandangan indah itu.
Byeol Hee terus berjalan lurus, sengaja melewati jalan yang mengarah ke rumah nya dan malah mengikuti kemana trotoar itu akan membawanya. Ia sudah bilang ingin melakukan hal lain kan?
Byeol Hee pergi ke sebuah daerah yang penuh dengan rumah-rumah tua tidak berpenghuni, banyak rumah di tempat itu tidak memiliki pintu dan kaca jendela nya pecah. Ada beberapa yang diberi tulisan grafiti di dinding.
Byeol Hee tidak memperhatikan itu dan terus berjalan. Kepalanya kini terarah lurus ke depan, langit kini semakin gelap dan ia ingin sampai ke tempat tujuannya sebelum bulan mulai muncul.
Jalan yang Byeol Hee lewati hanya disinari oleh beberapa lampu jalan yang redup. Jadi Byeol Hee menggunakan senter dari ponsel nya sebagai alat penerangan lebih, ia tidak khawatir karena tempat yang ia tuju merupakan tempat yang terbengkalai.
Ia sampai di depan sebuah pagar besi yang sangat tinggi, tergantung di pagar itu ada sebuah tanda kayu dengan tulisan cat hitam yang berkata, 'Dilarang Masuk!'
Byeol Hee tidak melihat tanda itu dan mendorong salah satu pintu pagar dan melangkah masuk ke dalam sebuah gedung tua.
Gedung itu tidak memiliki pintu maupun jendela, hanya sebuah lubang berbentuk kotak yang mengarah ke dalam. Hampir seperti Gedung itu telah diabaikan di tengah pembangunan dan hanya menyisakan rangka dari semen.
Gedung itu memiliki 10 lantai (Byeol Hee sudah menghitung) dan semua lantai sama persis dengan lantai dasar; kosong dan kotor.
Menurut Byeol Hee gedung itu seperti sebuah parkiran Mall yang ditelantarkan.
Gadis itu tanpa ragu menaiki tangga yang menuju atap bangunan dengan sinar cahaya ponselnya sebagai penuntun.
Angin segera berhembus melewati rambutnya ketika ia sampai di atap. Atap tersebut berbentuk datar dan memperbolehkan Byeol Hee untuk berdiri di atas tanpa takut akan jatuh.
Byeol Hee mengeluarkan beberapa lembar koran dari dalam tas ranselnya dan menyusun koran tersebut untuk menjadi alasnya berbaring.
Ia tidur telentang di atas koran dan menggunakan tas ranselnya sebagai bantal. Angin yang berhembus membuat nya semakin tenang selagi ia menunggu awan untuk segera berpindah agar ia bisa melihat bulan.
Hari ini adalah hari keberuntungan Byeol Hee, karena pada malam itu ia juga bisa melihat para bintang yang ikut bersinar bersama bulan. Sering kali bintang-bintang itu tidak akan terlihat karena tertutupi awan, jadi Byeol Hee mengambil kamera nya dan segera mengabadikan moment itu dalam sebuah foto.
Ia meletakan kamera tersebut di sebelah kepalanya dan kembali melihat langit. Sebuah senyuman mengembang di wajah cantik seorang Kim Byeol Hee.
Sedikit lucu bahwa sesuatu yang sangat sederhana seperti melihat bintang bisa membuat Byeol Hee bahagia tiada tara. Lebih bahagia daripada mempunyai seorang teman.
Byeol Hee sudah bersyukur dapat diperbolehkan hidup, ia yakin tidak memerlukan hal lain untuk menjadi bahagia.
Untuk Byeol Hee semuanya sudah tersusun dengan baik dan sesuai keinginannya. Ia bahagia.
Tapi untuk berapa lama?

KAMU SEDANG MEMBACA
"Mikrokosmos" //kim taehyung//
FanfictionByeol Hee tidak pernah asing dengan rasa kesepian. Sejak umur 13 tahun ia sudah menjaga dirinya sendiri, terbiasa dengan hidupnya yang selalu 'itu-itu' saja. Sampai ia bertemu dengan Vee, seorang makhluk luar angkasa yang tak sengaja memasuki Bumi d...