Rasa yang ada

67 4 0
                                    


"Rasa itu datang lagi. Tak bisa aku tepis. Rasa yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Aku bingung mengapa harus seperti ini. Rasa itu....semakin besar saja. Dan aku tak tahu akan menjadi apa rasa ini nanti. Sesuatu yang menuntunku pada bahagia, atau terluka ...."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Minggu kini berganti bulan. Sudah 6 bulan lamanya Lintar menghilang dan keberadaannya tetap tak di ketahui. Perusahaan D'So juga bungkam . Tak ada yang berani membuka mulut . Mereka takut kena musibah kalau menyebut nama Lintar Waldi didalam perusahaan itu. Lintar Waldi, Direktur muda yang jabatannya sangat singkat sudah di kubur oleh para pegawainya didalam kenangan.

Aku tak habis pikir. Kemana Lintar pergi? Apa ini ada kaitannya dengan kematian Ayahnya? Mungkin dia dibunuh ? Atau melarikan diri. Kepalaku sudah runyam memikirkan hal ini. Berusaha mencarinya sangatlah susah. Jakarta memang luas. Luas jika untuk bersembunyi.
- Lukas ( Sekretaris perusahaan D'So)"

Lukas Aditia merupakan sekretaris perusahaan itu. Umurnya satu tahun lebih muda dari Almarhum ayah Lintar. Ia turut berduka cita atas musibah yang menimpa Lintar dan Papa nya. Ia terus termenung di ruang kerja sambil menatap jarum jam yang berdetak. Tiba tiba suara ketukan pintu terdengar. Pintu itu terbuka. Ia tersenyum melihat seorang gadis yang kini tengah di sibukkan menyusun skripsi membawa kue ulang tahun untuknya.

 Ia tersenyum melihat seorang gadis yang kini tengah di sibukkan menyusun skripsi membawa kue ulang tahun untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Selamat ulang tahun Papi" ucap gadis itu dengan senyum yang sumringah.

" Oh...Papi sampai lupa kalau hari ini Papi upang tahun. Terimakasih ya ." Sang ayah itu mencium pipi anaknya dengan penuh kasih sayang.

" Iya Pi." Kata gadis itu sambil memeluk Ayahnya.

" gimana sama skripsi kamu?"

" Masih gantung Pi. Biasa lagi berada di masa merasakan Di PhP in dosen pembimbing. Katanya kemarin dateng. Pas Berinka ke kampus dia gak dateng. Ihh"

" Namanya juga mahasiswa. Papi dulu juga begitu. "

" Pi, Ada yang Berinka mau bilang sama Papi. Tapi apa iya kita ngomongnya disini?"

Meredam RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang