16

3.3K 245 8
                                    

"Kana," panggil Tiara dari arah parkiran saat melihat Kana jalan sendirian melintasi parkiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kana," panggil Tiara dari arah parkiran saat melihat Kana jalan sendirian melintasi parkiran.

"Hei, Ti!"

"Pulang bareng gue, Yuk!" Ajak Tiara, namun Kana tak langsung menjawab.

"Gak usah, Ti. Gue mau mampir dulu soalnya."

"Oh gitu. By the way, gue jadi tinggal di kontrakan deket rumah lo. Malam ini mulai pindah-pindahin barang."

"H-hah? I-iyaa?!" kaget Kana, di sisi lain ekspresinya berubah khawatir.

"Heem. Kalau lo gak sibuk, nanti malem gue mau minta bantuin beres-beres kontrakan. Gak banyak sih,"

Kana meringis sambil menggaruk tengkuknya. Tiba-tiba dia jadi lambat berpikir, "Kalau gue udah di rumah, nanti dikabarin ya Ti. Lo chat gue kalo udah mau pindahan."

"Oke deh!"

"Ya, gue duluan yaa." Pamit Kana yang langsung diberi anggukan oleh Tiara.

___

"Kenapa? Masih malu gara-gara ciuman di perpus tadi?"

Kana langsung mendelik ketika Mark menyinggung peristiwa yang mati-matian coba ia lupakan.

"Bukan itu! Tapi, bisa kan gak usah ungkit itu dulu?"

Mark terkekeh, "Iya, jadi apa? Tiba-tiba batalin nonton dan pilih balik rumah." Tanya Mark penasaran. Mereka berdua akhirnya memilih pulang dan menikmati makan siang di rumah.

"Mark, jangan kaget ya?"

"Apa?"

"Tiara ngontrak di deket rumah. Gak deket, tapi satu komplek sama rumah kita."

"Ohh, kirain apa."

Satu detik
Dua detik
Tiga detik

"A-APA? NGONTRAK? TIARA YANG KEMARIN BIKIN AKU NGUNGSI DI HOTEL ITU?"

Terjengat kaget, Kana sampai memundurkan badannya saat Mark berbicara dengan berteriak.

"Iyaa,"

"Nggak, aku gak mau ya ngungsi lagi."

"Aku gak nyuruh kamu ngungsi."

"Ya tapi dengan pindahnya dia ke komplek ini, kita jadi gak aman."

"Kalau gitu bikin aman aja."

Mark menaikkan satu alisnya dengan tanggapan santai perempuan di depannya.

"Kamu bisa jamin, dia gak akan main ke rumah ini?"

Kana menggeleng

"Itu artinya dia bisa sesuka hati masuk rumah ini?"

Kana mengangguk

"Kalau gitu pakai saja ruang tamu. Jangan kemana-kemana. Hanya sebatas ruang tamu."

"Dia bakal ngerasa aneh kalo gak boleh kemana-mana selain ruang tamu."

"Kalo gitu jangan ajak ke rumah, lah."

"Jahat banget si Mark."

"Ya terus kamu punya ide apa agar kita aman?"

Kana menatap Mark lama, "Buat jadwal."

"Jadwal?"

"Gini ya, kan gak mungkin nih temen mau main kita tolakin terus. Gak baik juga kan Mark, tolakin tamu yang mau berkunjung." Jelas Kana yang diberi anggukan singkat oleh Mark namun masih mendengarkan serius.

"Nah, aku akan buat jadwal di hari apa saja dia bisa main ke rumah. Mungkin dua kali dalam seminggu. Meskipun aku pikir dia gak akan sering main juga."

"Selama dua hari itu, aku gak di rumah gitu?"

Kana mengangguk ragu dengan cengiran polosnya.

"Oke, tapi gak ada nginep-nginepan."

"Kalau dia mau nginep, masa dilarang?"

"Semoga nggak."

"Misalnya ada?"

Mark merotasikan matanya malas, "Bilang aja mau ada urusan, mau pergi, gak bisa main lama-lama, apa saja lah."

"Mark~~~" Rengek Kana merasa tak puas dengan jawaban Mark.

"Tapi gue yakin si, dia gak akan minta nginep. Udah ngontrak juga."

"Mark~"

"Iya, iya, iya. Tapi cuman sehari."

"Syukurlah."

"Temen kayaknya lebih penting ketimbang gue, ya."

"Ih, Mark. Bukan gitu, kan harus menghargai temen juga."

"Hmm, pinter alesan." Akhirnya, dnegan berat hati tapi harus rela juga, Mark mengalah. Dia sebenarnya tidak terlalu suka jika ada orang lain mengganggu kehidupannya di rumah. Selama ini pun dia aman-aman saja selama tinggal jauh dari lingkungan sekolah dan jangkauan teman-temannya. Itu juga sebab dia tak mau mengajak teman main ke rumah. Rumah adalah tempat privasinya yang harus dijaga.

____


THE SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang