Lima tahun berlalu tapi duka itu masih terasa. Kehilangan seseorang yang amat kau cintai begitu sangat menyakitkan.
Poto itu masih di sana. Terpampang jelas di pojok meja kerja. Senyum senantiasa terpatri di wajah manisnya. Emerald itu selalu memancarkan kehangatan. Menimbulkan kerinduan kepada onyx yang tengah memandangnya.
"Teme."
Sasuke bergeming dengan tatapan yang tak lepas dari figura itu. Mengerti akan sahabatnya, Naruto menghela napas.
"Lima tahun berlalu Sas, apa kau akan terus menyimpan duka itu?"
"....."
"Aku sahabatmu dan aku memberitahumu. Sakura tidak akan suka melihatmu seperti ini, dia pasti ingin kau melanjutkan kehidupanmu. Lupakan masa lalumu dan lanjutkan hidupmu."
"Hahh sudahlah, ayo pergi sebentar lagi rapat dimulai", sambungnya.
"Hn", Sasuke beranjak dengan pikiran yang masih tertuju pada gadis musim semi.
° ° °
Bandara Konoha terlihat ramai dengan orang yang bepergian ataupun kembali. Sama halnya dengan gadis ini. Dress navy yang membalut tubuhnya membuat dia terlihat menawan. Rambut pink sebahunya menari terbelai angin. Senyum manis tak pernah lepas dari wajahnya membuat tatapan dari berbagai kaum tak teralihkan darinya.
"Jepang, aku merindukanmu", gumamnya.
Langkahnya terhenti saat taxi berhenti di depannya. Memasukkan barang-barang kemudian duduk di kursi penumpang. Taxi segera melaju setelah mengetahui tempat yang dituju.
° ° °
Hari menunjukkan tengah malam, tapi Sasuke masih saja berkutat dengan pekerjaannya. Berhenti sejenak Sasuke menyandarkan diri dalam kursi kebesarannya. Onyx nya kembali menatap figura itu. Entah tanpa sadar atau tidak tangannya terulur, mengambil figura itu agar bisa menatapnya lebih dekat. Sasuke tersenyum tipis, senyum gadis itu menular padanya. Tangan kekarnya mengusap wajah ceria gadis dalam figura itu.
"Aku merindukanmu," gumamnya. Tatapannya berubah sendu, usapannya memelan.
"Apa kau tidak bisa kembali? Aku akan melakukan apapun, aku akan selalu bersamamu", onyx sekelam malam itu mulai mengeluarkan air mata. Isakannya semakin keras, Sasuke memeluk figura itu erat.
"Aku merindukanmu, Sakura."
° ° °
Pagi hari yang cerah, sinar mentari yang hangat menerpa wajah cantik gadis ini. Dia menggeliat dalam tidurnya, merasa terganggu akan cahaya yang menerobos melalui sela-sela jendela kamarnya. Akhirnya, gadis itu membuka mata menampilkan emerald cantiknya.
"Jam berapa ini?" Dia bergumam sambil tangannya meraba meja samping tempat tidur. Setelah menemukan benda berbentuk tomat itu, segera dia melompat dari tempat tidur dan berlari menuju kamar mandi.
"Jam 7, ya ampun aku terlambattt", dan berbagai umpatan pun keluar dari bibir mungilnya.
° ° °
Sakura keluar dari bus yang ditumpanginya. Menatap kagum bangunan besar beberapa meter di depannya. Konoha Hospital, rumah sakit terbesar di Konoha. Tempat Sakura akan mengabdi mulai hari ini. Setelah menyelesaikan study di London, Sakura langsung mendapat tawaran untuk bekerja di kampung halamannya. Tentu tanpa pikir panjang Sakura langsung menerimanya. Sakura mulai berjalan dengan semangat menuju bangunan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance
Short StoryKesempatan yang datang tak akan pernah disia-siakan. Segala kesalahan yang terjadi akan coba untuk diperbaiki. Perjuangan yang belum selesai akan berlanjut. cover @Pinterest Happy reading :)