BAB 1 : Meet

29 3 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





'Apa yang akan berubah jika aku menangis disini? Semua akan tetap sama saja bukan?'

.
.
.


"Apa benar yang ini rumahnya ya?" Aku bertanya-tanya sendiri. Bingung, dan pusing karena baru saja turun dari taksi. Tanpa berpikir lagi, langsung saja ku tekan bel di samping layar intercome. Tak lama, pria yang mirip dengan kim hanbin muncul di layar intercome. Keningnya berkerut, sepertinya ia bingung karena ia tidak mengenal wajahku.

"Maaf nona, ingin bertemu siapa?" Pria itu bertanya.

Aku tersenyum "kim hanbin. Bisa aku bertemu dengannya?"

"Tentu saja, tunggu sebentar akan ku buka kan pintu"

Mengangguk, aku menetralkan degup jantungku yang sudah tidak karuan. Rasanya benar-benar gugup, harus bagaimana aku mengatakannya ya?

"Silakan masuk nona, aku kim hanseol saudara kim hanbin. Anda ini temannya ya?" Hanseol membawaku masuk kedalam rumah mewah dan luas milik kim hanbin. Di kompleks ini memang hanya berisi rumah-rumah mewah yang harganya bisa mencapai beratus-ratus juta won. Bermimpi pun tidak rasanya, aku bisa mendapat kan rumah disini.

"Yah.. Begitulah" Jawabku pelan.

Kami berdua baru saja memasuki pintu utama yang langsung membawa kami ke ruang tamu ketika suara husky itu memenuhi indra pendengaran ku. Pasti itu kim hanbin.

"Siapa hyung?"

"Teman mu. Nah, nona silakan duduk. Akan ku buatkan minuman, santai saja ya"

Aku tersenyum kaku. Omong-omong, saudaranya itu memperlakukan ku dengan sangat baik.

"Kau.."

"Hai, kim hanbin. Apa kabar?" Ucapku basa basi dengan senyuman yang terlihat sangat dipaksakan.

Kim hanbin menatapku datar "langsung saja, ada perlu apa kau datang kemari? apa kau ingin meminta bayaran untuk malam itu? Berapa? Sebutkan berapa saja, dan akan langsung ku berikan padamu"

Apa-apaan ini? Pria angkuh ini membuatku seakan-akan menjadi wanita jalang yang rela di bayar 1000 won per malam. Menjijikan.

"Cepat katakan! Jalang seperti mu hanya menginginkan uangku bukan?! Butuh...."

"I'm pregnant!! And its your baby!" Aku berteriak tepat didepan wajahnya. Emosi ku sudah naik sampai ke ubun-ubun, siapa dia, bisa menuduhku begitu disaat aku jelas-jelas sedang mengandung anaknya.

Kim hanbin diam. Wajahnya merah padam, mungkin malu karena saudara nya ikut mendengar juga. Tangannya terkepal, napasnya memburu.

"Aku sama sekali tidak membutuhkan bayaran, aku hanya ingin kau bertanggung jawab kim hanbin" Ucapku pelan

"Bagaimana bisa? Tidak mungkin! Bisa saja kau tidur dengan laki-laki lain setelah kau tidur dengan ku kan? Jalang seper..."

Bugh!

Pukulan keras itu bukan berasal dari tanganku, tapi dari kim hanseol. Saudaranya yang juga sedang terengah-engah karena berusaha meredam emosinya sendiri. Setengah mati ku tahan buliran air yang sudah menumpuk di pelupuk mata. Sebisa mungkin tidak ingin terlihat lemah. Apa yang akan berubah jika aku menangis disini? Semua akan tetap sama saja bukan?

"Hyung! Kau ini apa-apaan sih?!" Kim hanbin menyeka darah yang mengalir dari hidungnya.

"Kau yang apa-apaan! Nona ini hamil karena mu! Seharusnya kau bertanggung jawab, aku tidak menyangka ternyata adik ku seorang bajingan!"

"Baik. Aku akan bertanggung jawab" Ucap hanbin kemudian. Aku masih menatap nya dengan tatapan "semudah itukah?"

"Kemari, chagiya. Aku ingin memelukmu" Kim hanbin itu langsung menabrak tubuhku. Aku balas memeluknya. Kukira semuanya akan berjalan dengan baik sebelum hanbin membisikkan sesuatu yang langsung membuatku merinding setengah mati.

"Selamat, sekarang kau masuk kedalam neraka ku"

*

"Apa?!" Lisa meninggikan suaranya. Atensi nya sekarang beralih dari kripik kentang yang tinggal separuh, menjadi pada ku. "Kau bohong kan? Please deh, aku tidak akan tertipu lagi" Lisa mengibaskan tangannya di udara.

Aku menghela napas "tuh kan. sudah kubilang, ini sulit dipercaya"

Rose dan jisoo saling berpandangan "Jadi.. Didalam perutmu sekarang sedang ada bayi. Bukan begitu?" Tanya rose.

Aku mengangguk pelan. Lalu tiba-tiba lisa berteriak seperti orang gila "Yes!!! sebentar lagi aku akan jadi auntie! Hore! Kita harus merayakan ini bukan?"

Jisoo menatap lisa ngeri. Lalu beralih memandangku dengan tatapan prihatin "maaf. Seharusnya aku tidak memaksamu untuk ikut ke party lisa malam itu"

Menggeleng, aku langsung membantah ucapan jisoo "tidak usah begitu, lagipula kim hanbin bilang dia akan bertanggung jawab"

Walaupun aku tidak yakin, bertanggung jawab seperti apa yang ia maksud

"Apa?!" Lisa berjengit lagi

"Kau ini! Hobi sekali sih mengatakan apa! Menyebalkan sekali" Dengus rose. Lisa melayangkan tatapan tak suka kemudian melanjutkan "Are u seriously? Unni, kim hanbin itu benci wanita, mana mungkin ia bilang akan bertanggung jawab"

"Lisa benar, sepertinya kau harus berhati-hati pada kim hanbin jennie-ya. Aku.."

"Tenang saja, sepertinya dia tidak berniat macam-macam unni. Doakan saja yang terbaik untukku dan anak ku" Kataku akhirnya. Mencoba untuk meyakinkan mereka bahwa everything's gonna be okay. Namun jelas, bisikan kim hanbin saat dirumahnya tadi benar-benar mengganggu ku.

Sebenarnya, neraka seperti apa tepatnya yang menunggu ku itu?

Keesokan harinya, kim hanbin datang dengan keluarganya untuk melamarku. Kedatangannya yang sangat tiba-tiba itu mengagetkan seluruh keluarga ku. Terutama ibu. Ibu benar-benar tidak menyangka bahwa aku akan menikah dalam waktu dekat ini. Semuanya serba tiba-tiba, masa depanku berubah secara tiba-tiba juga.

Pernikahan ku akan dilaksanakan 1 minggu lagi. Dan selama itu pula, kim hanbin menerorku. Ia selalu mengirimkan pesan berupa ancaman, yang selalu membuatku ragu akan pernikahan ini. Seperti saat ini, pesan dari kim hanbin masuk ke ponselku saat aku baru saja tiba di rumah.

Masih belum terlambat untuk membatalkan semuanya.

Ingat, hidupmu tak akan lagi sama jika kau bersamaku

Jangan sampai kau menyesal.


***

Next or stop??


HATREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang