BAB 2 : Secret

22 2 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hai, jen! Bagaimana kabarmu? Kandungan mu baik-baik saja bukan? Ini hanseol. Aku mencuri nomor mu dari ponsel kim pabo hanbin ㅋㅋㅋ

Aku tersenyum sekilas setelah membaca rentetan kata di ponselku. Lalu mengetikkan pesan balasan pada hanseol oppa.

Baik oppa, kabar mu sendiri bagaimana? Hei, akan ku laporkan padanya ya, tunggu saja ㅋㅋㅋ

"Jennie unnie!!" Suara nyaring rose memecah telingaku. Setelah memastikan pesan balasan itu terkirim, aku langsung bergegas menghampiri nya. Mencegah agar teriakannya tumpah lagi. Aku harus menyelamatkan telingaku dari ketulian bukan?

Omong-omong, hari ini adalah jadwalku untuk fitting baju pengantin. Seharusnya dengan kim hanbin sih, tapi kau tahu lah pria itu mana mau menemani ku, kelihatannya seperti dia benar-benar membenci pernikahan ini. Jadi lah aku bersama dengan tiga teman rempong ku disini.

Berteriak kegirangan seperti orang gila, berdebat dengan heboh, sampai tertawa hingga perut sakit, aku jadi bersungut-sungut dalam hati sebenarnya yang akan menikah itu siapa sih?

"Kau terlihat sangat cantik jen" Puji jisoo unnie terdengar sangat tulus kemudian wanita itu tersenyum dengan anggun. Terkadang aku iri dengan keanggunan nya, jisoo unnie tipikal wanita lemah lembut dengan wajah bak dewi yang cantiknya minta ampun. Benar-benar deh, jisoo unnie memang jago membuat wanita-wanita di luar sana memandang iri karena wajahnya.

"Sebentar lagi kecantikan mu luntur unnie, perutmu akan terlihat membesar, badan mu akan membengkak, dan oh!! Dada mu juga! Oh my god!! Aku tidak bisa membayangkan ini semua akan segera terjadi padamu unnie, lalu na..."

"Shut up your fckin mouth lalisa! Kepalaku sakit mendengar ocehan mu sedari tadi, mau kau bertanggung jawab jika aku terkena gegar otak karena mu?" Sungutku. Lisa ternganga, lalu berdecak kesal "lebay! Sini, ku buat kepala mu gegar otak sungguhan"

Aku mempelototi nya. sumpah serapah ku tertahan di tenggorokan karena jisoo unnie segera menengahi pertengkaran kami. Rose memijat pelipisnya, sambil berusaha mencari tempat untuk duduk.

Belakangan ini aku benar-benar merasa cemas. Bisa tidak ya aku kumpul dengan mereka bertiga lagi setelah menikah?

*

Hanbin menekan tuts pianonya dengan keras sekali lagi, membuat kim jiwon yang sedang serius dengan layar monitor didepannya tersentak kaget. Mulut nya sudah terbuka bersiap melayangkan sumpah serapah dan layangan protes pada hanbin namun urung, karena pria didepan piano itu sedang terdiam dengan mata yang menyorot marah. Jiwon meringis "dasar sinting" Ucapnya pelan.

Kali ini hanbin berteriak, membuat jiwon gerah dengan sikap pria itu.

"Kau ini kenapa sih? Sudah sinting ya?!"

"Lebih dari itu hyung! Rasanya aku ingin mati!" Balas hanbin

"Mati saja kalau begitu" Jiwon kembali fokus pada monitor didepannya. Hanbin menatap hyung nya itu dengan tatapan 'what the hell are you talking about?!'

"Kau serius hyung?" Tanya hanbin tak terima

Jiwon mengangguk "tentu saja, kan kau sendiri yang ingin mati. Itu pilihan mu"

Hanbin mendengus, kemudian kembali menekan-nekan tuts piano dengan keras, menghiraukan teriakan-teriakan protes dari jiwon.

"Aku tidak ingin menikahinya hyung, kau tahu itu kan?"

"Lalu, memangnya kau bisa menjamin kalau wanita itu juga ingin menikahi mu?"

Hanbin diam, merasa tertohok dengan ucapan hyung nya itu.

"Dengar kim hanbin, ini semua adalah kesalahan. Dia dan kau sama sekali tidak menginginkan ini. Dan harus kau ingat, bahwa wanita itu hamil jelas karena kesalahan mu. Siapa suruh malam itu kau tidak memakai pengaman, hahahahahaha"

Hanbin meringis, ucapan jiwon ada benar nya juga.

"Sudah lah hyung!" Hanbin mengibaskan tangannya ke udara "bicara dengan mu membuat kepala ku semakin pusing saja, sana pulang!"

Jiwon mendecih tak bersuara "pulang pantatmu! Pekerjaan ku belum selesai bodoh!"

"Kim jiwon! Pulang sekarang atau gaji mu ku potong 50%" Hanbin menyeringai, matanya berkilat menandakan dia tidak sedang main-main.

"Naikan gajiku 50% dan aku akan pulang"

"Aku naikan, dan kau tidak perlu lagi datang ke studio ku"

Jiwon tampak berpikir "bagaimana kalau naikan 30%?"

"Tidak"

"20%?" Tawar jiwon

"Pergi sekarang atau bulan ini kau tidak akan mendapatkan gaji"

Jiwon mendengus, lalu bersungut-sungut kesal "dasar bos tidak berguna! Aku pulang!"

Hanbin tertawa puas, lalu mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.

'Kau bisa kemari sekarang, jiwon hyung sudah pergi'

Beberapa menit kemudian, pintu studio terbuka. Menampakkan siluet diiringi senyum manis dari kim hanbin.

"Hanbin-ah"

"Lama tidak bertemu, chagiya"


***

Next or stop??

Sorry lama update, ditempatku lagi susah sinyal ditambah paket data habis🤣



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HATREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang