1: un Comeback

546 53 28
                                    

Kim Jisoo menyenderkan tubuhnya pada tiang lampu dipinggir jalan itu.

Meskipun mulutnya tertup rapat oleh masker, namun tampak jelas bahwa hari ini ia sedang bahagia. Bibirnya yang ia lapisi dengan lipgloss mengulum senyum tipis, sementara tangan kirinya memainkan ponsel yang memperlihatkan foto sang kekasih yang beberapa jam lalu berada di airport.

"Bahagia karena bisa kencan denganku lagi?" ucap seseorang tiba-tiba, membuat Jisoo sedikit tersentak.

Kim Hanbin menempatkan diri di depan gadis itu, menampakan senyuman nakal di bibirnya yang juga tertutup masker hitam. Meskipun penampilannya biasa saja-celana jeans dipadukan kaos hijau yang dilapisi coat warna hitam dan juga topi hitam yang bertenggar pada kepalanya-Hanbin masih tetap tampan tanpa cela.

Bibir Jisoo mengerucut sebentar, lantas menggelengkan kepala.

"Hari ini kau tak mengajakku pergi ke suatu tempat?" tanya Hanbin menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Kau akan menolak semua usulanku," jawab Jisoo dengan menunjukan ekspresi kesal.

Terdiam beberapa saat, Hanbin kemudian terkekeh saat pikirannya kembali pada kejadian beberapa minggu yang lalu ketika dirinya kencan dengan Jisoo sebelum ia berangkat menuju Thailand. "Karena kemarin kau bernyanyi untukku, aku tak akan menolak tempat yang kau usulkan hari ini."

Alis Jisoo terangkat. Tanpa bersuara, Tangan kirinya menarik tangan Hanbin untuk berjalan mengikutinya. Ia tak menggubris protes laki-laki di belakangnya, gadis itu hanya berjalan cepat dengan hati-hati, melewati ratusan orang di jalanan yang sedang menghabiskan waktu malam, hingga mereka sampai di sebuah restoran.

"Kami pesan dua Galbitang Sup dan dua air mineral." Ucap Jisoo pada pelayan restoran yang menghampiri.

Hanbin hanya tersenyum melihat Jisoo. Ia sudah menduga, kebiasaannya memasan makanan itu akan terekam jelas di memori Jisoo.

Saat ini, mereka tengah berada di sebuah restoran yang menyediakan ruang privat bagi beberapa orang yang tak mau menikmati makanan seperti di restoran-restoran pada umumnya. Jisoo memesan satu ruangan, di mana hanya akan ada dirinya dan seorang Kim Hanbin saja.

Jisoo sangat mengetahui bahwa kekasihnya ini pasti sedang membutuhkan tempat yang cukup tenang untuknya beristirhat setelah kembali dari Thailand.

Hanbin duduk berhadapan dengan Jisoo di sebuah meja makan, masih dengan pandangan yang tak lepas dari wajah gadis yang masih tertutup masker itu.

"kenapa menatapku seperti itu." ujar Jisoo dengan tangan yang kini sibuk mengelap sendok dan juga sumpit yang akan ia kenakan dengan Hanbin.

Tanpa ragu, Hanbin menggenggam ujung jemari Jisoo.

"Jisoo" lelaki itu akhirnya membuka mulutnya juga.

"Hm?"

"Permisi, pesanan kalian datang" ucap pelayan yang kini sudah memasuki ruangan itu dan mulai sibuk menyajikan makanan diatas meja yang berada di hadapan Hanbin maupun Jisoo.

Merasa tidak enak karena ada orang lain yang berada diruangan itu, Jisoo berusaha melepaskan genggaman tangan Hanbin pada tangannya, namun usahanya tidak membuahkan hasil karena Hanbin semakin mengeratkan genggaman tangannya.

"Selamat menikmati" kata pelayan itu sebelum mengundurkan diri dan menghilang di balik pintu.

"kau gila? Bagaimana bisa terus mengenggam tanganku di hadapan orang asing, bagaimana jika mereka mengenali kita?" sebenarnya ini bukan poin penting yang ingin ditanyakan oleh Jisoo. Namun, gadis itu sudah terlanjur bertanya.

"Kenapa? Mereka tidak akan mengenali kita saat kita menutup seluruh wajah dan hanya menyisakan mata saja untuk mereka lihat" Hanbin melepaskan masker dan topinya lalu tersenyum samar.

Dengan cepat Hanbin duduk disamping Jisoo, tangannya mengambil hadiah berupa kalung yang sejak tadi berada dalam saku celannya dan memakaikannya pada leher jenjang gadis itu, "tidak perlu takut, bukankah kita sudah ahli dalam hal menyamar?"

Detak jantung Jisoo makin tak beraturan dan wajahnya tiba - tiba memerah. Kali ini warnanya jauh lebih pekat daripada yang pernah ditunjukannya pada Hanbin.

Bola mata Hanbin kini memerhatikan ekspresi manis dari Jisoo yang kekeh untuk menunduk dan tidak melakukan kontak mata dengan dirinya.

Pemuda itu tersenyum "Kenapa? Kau merasa keberatan?" suaranya yang halus begitu menggoda dengan tangan yang mulai melepas masker dan topi yang Jisoo gunakan.

Jisoo menoleh sesaat, masih dengan rona wajah yang kentara "a-aku hanya merasa sedikit tak-"

"Atau kau ingin terang-terangan? Supaya kau tidak selalu merasa takut seperti ini" Hanbin memotong pembicaraan Jisoo dengan cepat.

Jisoo langsung menggeleng kuat "T-Tidak! Sepertinya kau benar benar gila"

Pemuda itu tak menghiraukannya. Ia malah menarik tubuh Jisoo kedalam pelukannya dan membuat gadis itu diam diam tersenyum.

Hanbin membelai lembut surai milik kekasihnya itu dan berkata "tidak perlu khawatir, selama kita bersama tidak ada yang perlu kau takutkan"

Wajah Jisoo mendongak kagum. Ia melihat bahwa saat ini Hanbin tengah tersenyum dengan sangat manis,

"Yang terpenting, hari ini kita kencan. Titik," ujar Hanbin kembali memerintah.

••

"terimakasih untuk hadiahnya" ucap Jisoo setelah menyelesaikan aktivitas makannya.

Belum sempat Hanbin menjawab, tiba tiba alarm pada ponsel pria behidung mancung itu berbunyi.

Jisoo mengerutkan dahinya saat menyadari pemuda itu memasang alarm tepat pukul 12 malam "untuk apa kau memasang alarm tepat pukul 12 saat kau tidak memiliki jadwal?" tanya Jisoo yang masih keheranan.

Hanbin tidak menjawab, ia malah kembali memposisikan diri duduk disamping Jisoo setelah tadi sempat kembali duduk disebrang gadisnya saat memulai makan.

"supaya aku tidak tertinggal perilisan MV Kill This Love" kata Hanbin enteng dan mulai merangkul pundak Jisoo.

Jisoo membulatkan mata dan langsung berusaha merebut ponsel Hanbin dari tangan pemuda itu.

Tapi terlambat, pemuda itu telah menekan tombol play.

"Ya tuhan, tolong aku! Mengapa kekasih Kim Hanbin begitu menakjubkan seperti ini"

Jisoo akhirnya menyerah dan tertawa ketika melihat ekspresi Hanbin yang terlalu berlebihan itu bahkan di saat awal video itu terputar.

Jisoo mulai menyenderkan kepalanya pada pundak Hanbin ketika video sudah berjalan satu menit. Sedangkan tangan Hanbin mulai merangkul posesif pinggang Jisoo selama menikmati music video milik grup kekasihnya ini dan sesekali mencuri cium pada puncak kepala Jisoo.

"Terimakasih telah bekerja keras. Aku akan selalu berdiri kokoh disampingmu" kata Hanbin tepat pada saat music video itu terhenti.

••

Lanjut atau Tidak? hehe

Lanjut atau Tidak? hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Clikax [ khb • kjs ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang