Perempuan itu menompang dagunya dan menatap awan di langit yang sudah agak gelap. Rambut pirangnya tertiup angin yang masuk dari jendela yang sengaja ia buka. Di mulutnya terdapat pensil yang tengah ia gigit sembari digoyangkan.BRAK!
Gebrakan meja membuat dirinya menoleh dan melirik seseorang di depan kelas yang baru saja menggebrak meja.
“Audrey Valencia, perhatikan bapak kalau kamu tidak mau menambah kelas tambahan!” Ucap pria yang berdiri di depan kelas itu dengan penuh penekanan.
“ya, ya.” Balas Audrey acuh dan menghadap ke arahnya setelah mengambil pensil yang sebelumnya ia gigiti itu.
Audrey, siswi berambut pirang, mendengus dan langsung dilirik tajam oleh guru di depan. Sahabatnya yang duduk di sampingnya juga mendapatkan kelas tambahan. Ia terlihat sedang menggambar di buku catatannya. Kemudian ia menyenggol lengan Audrey untuk menyuruhnya melihat gambaran yang baru ia selesaikan. Seketika setelah melihat itu tawanya pun pecah sehingga membuat semua penghuni yang berada di kelas itu menatapnya. Guru yang mengajar itu pun menghampiri mereka yang tengah tertawa dan merebut buku yang digambari oleh sahabat Audrey. Muculah pertigaan di dahinya pertanda kalau ia sudah sangat kesal.
“ekhem!” Pria botak itu berpura-pura batuk membuat Audrey dan sahabatnya, Amanda, menoleh ke arahnya dan mereka langsung menelan saliva mereka.
“apa ini, HAH?!” Pria itu berteriak di akhir kalimat. Audrey dan Amanda langsung diam membeku. Guru bernama Ahmad itu pun menatap mereka tajam. Sepertinya mereka berdua akan mendapatkan masalah. Tentu saja.
Sekitar jam 5 sore, kelas tambahan baru saja usai. Audrey dan Amanda pun dengan segera mengemasi barangnya ke dalam tas dan melesat keluar kelas. Di luar kelas, tepatnya di kursi panjang yang berada di lorong kelas, seseorang disana menunggu kedua sahabatnya selesai mengikuti kelas tambahan. Dan saat Audrey dan Amanda keluar kelas, ia berdiri dan menghampiri keduanya.“woy, lama amat.” Ucap laki-laki dengan name tag di dadanya yang bertuliskan Alvin Addision seraya merangkuh diantara keduanya dan merangkul mereka.
“biasalah, pak Ahmad, kan, emang gitu.” Amanda menjawabnya dengan Malas-malasan dan bercerita. Sedangkan Audrey hanya diam sambil sesekali tertawa mendengar curhatan Amanda.
Mereka bertiga berjalan keluar gerbang sekolah sehingga menemukan jalan yang jarang di lalui oleh banyak kendaraan dikarenakan jalan raya itu bukan jalan raya umum.
Bukannya langsung pulang ke rumah mereka masing-masing, mereka malah bermain game online di warnet dengan ditemani oleh beberapa batang rokok diatas meja komputer. Ya, jangan salah. Walaupun Audrey dan Amanda perempuan dan masih anak sma, mereka itu terkenal dengan kenakalan dan keberandalan mereka. Bahkan mereka pernah mencoba alkohol yang saat itu mereka ditawari oleh abang-abang di warung belakang sekolah. Awalnya menolak, namun karena penasaran akan rasanya akhirnya mereka mencobanya hingga habis satu botol, untuk bertiga. Alhasil mereka mabuk dan sempat dibawa ke kantor polisi bersama orang yang menawari mereka minuman tersebut. Untung saja berkat ayah Alvin yang seorang pengusaha kaya raya. Memang keluarga Alvin merupakan keluarga yang terpandang.
Dengan serius dan juga sedikit berisik mereka memainkan sebuah game tembak-menembak. Terlihat seru sampai-sampai mereka tidak sadar kalau mereka sudah main selama dua jam dan langit pun sudah sangat gelap. Karena tubuh terasa pegal, akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti main dan segera pulang.
“hah, capeknya. Gue pengen tidur.” Amanda merenggangkan badannya sambil berjalan pulang bersama kedua sahabatnya itu.
“gue juga sama.” Sahut Audrey dan ia pun menguap lebar. Merasa ada kesempatan untuk mengerjai Audrey, Amanda pun memetik daun dari semak-semak di sampingnya dan langsung memasukkannya ke mulut Audrey yang masih menguap. Seketika Audrey langsung menutup mulutnya dan memuntahkan daun itu. “anjir, jahat banget lu jadi temen.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine
RomanceParasnya yang cantik. Rambutnya yang panjang berwarna pirang. Matanya yang berwarna hijau. Ekspresi dinginnya dan sikapnya yang kasar. Tatapan matanya yang tajam pada siapapun, kecuali sahabatnya. Dirinya yang nakal dan sering membolos. Tetap manis...