#4

112 21 12
                                    

>> I'll Waiting For You <<
❤JAEBUM X JENNIE❤



Disisi lain, Jaebum dan Mark sudah tiba di universitas sejak beberapa menit yang lalu. Mereka langsung menuju ke ruang dosen untuk segera memberi surat keterangan kepindahan dan mengurus semuanya agar mereka bisa langsung memulai pelajaran besok.

Setelah keluar dari ruang dosen, Mark langsung membuang nafas panjang karena terlalu lama di wawancara di tambah lagi mungkin karena terlalu lelah mencari dimana letak ruang dosen tadi. Hei... Ini yang pertama kali Mark menginjakkan kaki di Korea bersama Jaebum.

"Woah... Dosen yang tadi sungguh sangat cerewet, aku sampai lelah menjawab semua pertanyaan nya itu" kesal Mark sambil bertumpu pada kedua lututnya.

Yah... tadi saat bertemu dengan para dosen memang Jaebum dan Mark di wawancara terlebih dahulu. Tapi diantara banyaknya dosen, ada satu dosen yang terus menerus bertanya seakan-akan dosen itu tidak suka dengan mahasiswa transfer seperti Jaebum dan Mark.

Jaebum hanya menggeleng melihat tingkah Mark kemudian melihat di sekelilingnya sudah banyak mahasiswi yang tengah memperhatikan mereka. Jaebum yang sudah merasa tidak nyaman diperhatikan seperti itu segera beranjak pergi dan menarik tas Mark. Yang ditarik pun menoleh kaget.

"Hyaa... JAEBUM. Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menarik ku seperti ini?" ucap Mark tak terima.

"Sudah jangan banyak bicara. Kita harus segera pergi dari sini sekarang aku sudah sangat lapar" kata Jaebum beralasan sambil terus menarik tas Mark.

"Tapi lepaskan dulu tasku" protes Mark lagi.

Jaebum tidak mendengarkan Mark malahan Jaebum makin menambah kecepatannya dan terus menarik tas Mark. Mark hanya pasrah di perlakukan seperti ini oleh Jaebum toh percuma juga. Jaebum akan sangat menjengkelkan di waktu tertentu.

"Ashh...dasar gila" umpat Mark.

.
.
.

Menjelang malam, Jennie sedang sibuk mengerjakan tugas kuliah sampai terdengar suara ibunya.

"Jennie ah... Turunlah, sekarang waktunya untuk makan malam" Panggil nyonya Kim.

"Nne eomma..." jawab jennie kemudian menghentikan acara belajarnya.

Jennie yang menuju ke ruang makan berjalan dengan sangat lambat dan tanpa semangat sedikitpun. Nyonya Kim terheran melihat anak semata wayangnya ini.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya nyonya Kim menghampiri Jennie.

"Iyaa eomma... Aku baik baik saja" jawab Jennie yang hendak duduk di kursi meja makan.

Sekarang nyonya Kim juga sudah duduk di hadapan Jennie. Tapi mendengar jawaban Jennie yang tanpa ekspresi merasa tidak puas. Nyonya Kim merasa khawatir, jangan sampai Jennie 15 tahun yang lalu kembali lagi.

"Kau jangan bohong pada eomma Jennie ahh... Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran mu lagi?" tanya nyonya Kim mencoba menebak pikiran Jennie.

"Aniyo eomma... Hanya saja aku merasa lelah, tugas kuliah ku menumpuk akhir akhir ini dan entah kenapa aku tiba tiba merindukan Appah juga" jawab jennie pelan di akhir kalimatnya.

Yah... memang semua yang dikatakan Jennie benar semua. Dirinya lelah akibat terlalu banyak tugas. Merindukan sang ayah? Anak siapa yang tidak akan merindukan sosok seorang ayah disampingnya apalagi sudah bertahun tahun tidak bersama. Sang ayah yang sudah meninggal dunia saat Jennie berumur 5 tahun. Stroke yang tiba tiba saja datang telah merenggut nyawa ayah Jennie yang membuat Jennie serta ibunya trauma mengingat kejadian hari itu. Hari yang paling menyeramkan.

Mendengar perkataan Jennie, sontak membuat nyonya Kim mematung sesaat dan merasa kasihan pada Jennie. Kenapa tiba tiba Jennie bisa merindukan sang ayah setelah sekian lama.

"bukan hanya kau, tapi Eomma juga sangat...sangat merindukan appah mu Jennie" ucap nyonya Kim sambil memegang erat tangan Jennie dan mengelusnya lembut.

"Ashh... kenapa malah membahas orang yang sudah tiada. Ayoo... sekarang kita makan dulu. Okey" sahut nyonya Kim mencoba terlihat tegar di depan Jennie.

Jennie hanya mengangguk dan memakan makanannya.

Setelah beberapa menit menyelesaikan makannya, Jennie berdiri lalu mengambil piring nya untuk dicuci tapi nyonya Kim menghentikannya.

"sudah biar eomma saja yang membersihkan semua ini. Kau ke kamar saja istirahat" sahut nyonya Kim mengambil piring dari tangan Jennie.

"baiklah eomma aku akan ke kamarku" kata Jennie sambil memeluk ibunya. "Jaljayoo..." lanjut Jennie kemudian.

Nyonya Kim hanya mengangguk dan mencium manis kening putrinya itu.

Jennie melepas pelukannya dan berjalan menuju ke lantai dua. Nyonya Kim yang terus melihat punggung putrinya itu sampai menghilang langsung membuang nafas panjang.

"Eomma tau pasti kau sedang merindukan Jaebum dan appah hanya menjadi alasan kan" gumam nyonya Kim.

Setibanya di kamar, Jennie hanya melamun terus. Banyak hal yang sedang memenuhi pikirannya saat ini. Tatapannya benar benar kosong keluar jendela. Apa mungkin dia teringat lagi tentang Jaebum? Sahabat masa kecil nya yang berjanji akan kembali setelah 15 tahun.

Tapi seketika lamunannya terhenti. Jennie kembali ke alam sadarnya akibat nada dering ponselnya yang bergetar kuat.

Drtttt... Drrtttt....

Jennie mengambil ponsel nya di atas ranjang kemudian melihat siapa yang menelepon nya di tengah malam begini.

"rose...? Menelepon jam segini?" tanyanya pada diri sendiri.

Jennie mulai khawatir lagi karena tidak biasanya Rose menelepon tengah malam kemudian mengangkat panggilan itu.

"eoh rose... Kenapa menelepon tengah malam begini? Apa sesuatu terjadi padamu?" tanya Jennie mulai khawatir.

"Jennie-ah tolong aku... Perut ku tiba-tiba sakit lagi"

"MWOO... ashh baiklah aku akan kesana sekarang"

Panik. Itulah yang sekarang Jennie rasakan. Jennie terlalu mengkhawatirkan Rose sahabat satu-satunya yang dia punya mengingat Rose tinggal sendirian di rumah nya karena orang tua Rose ke Australia untuk beberapa hari karena urusan pekerjaan.

Jennie mengambil jaket serta kunci mobil kemudian berjalan pelan keluar kamar agar tidak membangunkan ibunya yang sudah tidur.

Sampainya di garasi, dia cepat masuk ke dalam mobil dan menancap gas ke jalan raya menuju rumah Rose.

Di tengah jalan, Jennie melihat sebuah apotik yang masih terbuka. Dia menepikan mobilnya lalu masuk ke apotik membeli obat pereda nyeri untuk Rose. Setelah mendapat obat dia langsung keluar dengan sedikit tergesa-gesa Jennie tidak sengaja menabrak seseorang. Seorang pemuda.

Buughhhh...

"Maafkan aku... Aku tidak sengaja" sahut Jennie sambil memungut obat yang jatuh tanpa melihat siapa yang dia tabrak tadi.

Setelah memungut semua obat yang dia beli, dia lagi-lagi membungkuk minta maaf dan kemudian pergi begitu saja meninggalkan orang tersebut. Yang di tabrak hanya diam mematung dan memperhatikan punggung Jennie masuk ke dalam mobil.

"mboyaa... Meminta maaf tapi tidak melihat siapa yang dia tabrak ckckck.Dasar cewek aneh" umpatnya.

*****
Bersambungg...


Caanggg... Akhirnya author bisa up lagi nih cerita😭😭

Btw ayoo tebak ... Jennie menabrak siapa tadi?
Heemmm... Nanti di part berikutnya author kasi tau hohoho 😳😬

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'LL WAITING FOR YOU (Jaebum X Jennie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang