Kling-kling.
Lonceng yang tergantung didekat jendelanya tiba-tiba berbunyi. Vio menatapnya dengan heran. Lonceng itu dia gunakan untuk berkirim surat dengan Sehun ketika kecil dulu. Dan setelah Sehun pergi tak ada lagi yang mengiriminya surat dengan bunyi lonceng itu.
Yang tahu tentang surat lonceng itu hanya Vio dan Sehun. Dulu mereka gunakan itu agar tak tertipu saat pak pos datang mengantar surat. Dirumah Sehun pun ada. Tapi sejak Sehun pergi dan jaman yang terus berganti, kotak surat itu terlantar begitu juga lonceng dijendela kamarnya yang sudah berdebu.
Lalu, kenapa setelah sekian tahun benda itu terlantar, sekarang berbunyi lagi? Apa Sehun datang? Ah, tak mungkin. Lagipula kait yang menghubungkan kotak surat dan lonceng ini sudah Vio lepas dua tahun yang lalu. Dan yang tahu cara memasang dan melepasnya hanya Vio dan Sehun. Karena Sehun yang dulu membuatkannya.
Apaa... Sehun benar-benar datang? Dilihatnya jam ditembok kamarnya. Pukul 9 malam. Akhirnya Vio pergi keluar rumah setelah memakai jaket karena udara diluar sangat dingin.
Vio menatap tak percaya kotak pos didepan rumahnya. Kotak itu sudah bersih seperti dulu, dan kaitannya pun terpasang dengan rapi. Tidak seperti dirinya yang—walaupun pemiliknya—tidak pernah bisa memasangnya dengan sangat rapi. Hanya orang yang membuatnya sajalah yang bisa memasang serapi ini. Dan pembuatnya adalah Sehun.
Berarti Sehun benar-benar datang!! Senyum lebar langsung menghiasi wajah cantik Vio. Senyum yang sudah lama tak tampak diwajah Vio. Dengan semangat dibukanya kotak itu dan Vio melihat sebuah surat tergeletak dengan rapi disana. Diambilnya dengan perasaan bahagia, sedikit gemetar dan deg-degan saat Vio akan membuka surat dari Sehun. Ingat dari Sehun!! Seseorang yang selama ini ditunggunya dan dirindukannya.
"Annyeong Viola Park.
Lama tak berjumpa ya? Apa kau merindukanku? Kalau aku, aku saaaangat merindukanmu..
Kau ingin bertemu denganku tidak? Jika iya, pergilah ke taman kecil diteras samping rumahmu.
Ku tunggu."
Secepat kilat Vio berlari ke teras samping rumahnya. Jantungnya berdebar tak keruan. Akhirnya dia bisa bertemu Sehun. Teman masa kecilnya, sahabatnya, dan juga... cinta pertamanya.
Sesampainya disana, terlihat siluet tubuh seorang namja sedang duduk sebuah bangku. Jantung Vio seperti mau pecah rasanya. Menebak-nebak bagaimana rupa kawan lamanya itu.
"Sehun-ah?" panggil Vio. Memastikan kalau orang yang duduk disana itu memang Sehun-nya. Sosok itu menoleh pada nya. Tapi tetap gelap yang dilihat Vio karena penerangan disitu sangat minim.
Tapi setidaknya Vio tahu siluet itu memang Sehun yang sangat dirindukannya. Vio mendekat perlahan. Sangat penasaran dengan Sehun yang sekarang. Semakin dekat, sedikit demi sedikit mulai terlihat wajah Sehun. Sehun-nya.
Namun, itu membuat Vio tercekat setelah melihat dengan jelas sosok dihadapannya.
"S-Sehun-ssi?" tanya Vio ragu-ragu langsung mengubah panggilannya begitu sadar siapa yang ada dihadapannya. Kenapa malah murid baru ini yang disini? Tanya Vio dalam hati.
"kenapa kau mengubah sapaanmu dari informal menjadi formal begitu Vio-ah? Duduklah disampingku.." ujar Sehun tersenyum hangat. Menepuk bangku disampingnya menyuruh Vio duduk.
Vio yang bingung dan ragu-ragu hanya menurut saja duduk disamping Sehun—murid baru di sekolahnya.
"kenapa kau disini Sehun-ssi?" tanya Vio masih dengan bahasa formalnya.
YOU ARE READING
Comeback
Fanfiction"Apa... dia Oh Sehun-ku? Tapi selama berjalan dikoridor tadi, semuanya bilang kalau Oh Sehun itu sangat tampan. Dalam ingatanku, Sehun-ku dulu tak begitu tampan."