I am.... Gay?!

1.1K 30 28
                                    

Chinen Yuri meregangkan kedua tangannya kebelakang, wajahnya sudah tampak lesu namun masih tersisa beberapa dokumen lagi dimejanya yang harus segera dia selesaikan.

Dia memandang malas pada tumpukan dokumen dimejanya, kemudian menghela napas kasar. Lagi-lagi dia harus lembur.

Dan sialnya...

Chinen mengedarkan pandangannya ke sekeliling,

Dia sendirian!

Dia kembali menghela napas kasar. Ini semua tentu saja ulah bosnya! Bosnya yang kurang ajar!

"Chinen?~"

Oh panjang umur sekali dia, baru saja Chinen memisuh didalam hatinya dan orang yang dia maksud sudah muncul. Pria tampan dengan tubuh tegap (meski agak kurang tinggi) terlihat berdiri menatapnya diambang pintu. Tubuh kekarnya dibalut kemeja merah maroon dan dasi hitam yang melingkari lehernya menambah kesan 'Tampan dan mempesona' pada dirinya.

Kaki berbalut pantofel hitam mengkilat itu perlahan melangkah mendekati tubuh kecil Chinen, dan tanpa segan dia melingkarkan kedua tangannya dileher Chinen begitu dia sudah berdiri dibelakangnya.

"Belum selesai?" tanya pria tampan itu, ah atau kita bisa memanggilnya Yamada, Yamada Ryosuke.

Yamada adalah CEO dari perusahan tempat Chinen bekerja, usianya 28 tahun dan yah... tentu saja dia sangat tampan dan.. Kaya.

"Oh tentu saja belum.. Bosku kan sangat baik sehingga dia selalu memberiku banyak dokumen membuat aku harus lembur, hampir setiap hari!" jawab Chinen sambil menyindir lelaki tampan yang masih nyaman memeluknya dari belakang itu.

Terdengar kekehan pelan dari Yamada sebelum akhirnya dia melepaskan pelukannya dari leher Chinen, menarik sebuah kursi dan mendudukan dirinya disana, disamping Chinen.

"Ayolah Yuri... Aku kan sudah pernah bilang, ini salah satu caraku agar kita bisa menghabiskan waktu lebih lama berdua.." ucap Yamada.

"Dengan menyiksaku begini?! Oh bagus sekali" ujar Chinen ketus, dia kembali memfokuskan pandangannya kearah layar komputer didepannya, enggan menatap pria tampan yang tengah menatapnya sambil cemberut saat ini.

"Hah~ Aku tidak bermaksud begitu... Kau tidak perlu menyelesaikannya sekarang~" ucap Yamada lagi, memecah keheningan setelah beberapa menit.

"Ya, dan membuat pekerjaanku semakin menumpuk dilain hari" Chinen masih memisuh kesal sambil mengerjakan pekerjaannya.

Yamada disampingnya kembali menghela napas pelan, dan tanpa aba-aba dia menarik Chinen agar menghadapnya dan segera melumat bibir merah Chinen dengan miliknya.

"Nn..nnghhh" terdengar erangan lembut dari bibir Chinen saat Yamada semakin memperdalam ciumannya, dia bahkan menahan tengkuk Chinen menahannya agar tidak menghindar.

"Mmmhh...Ha..nnghhh" Chinen memukul pelan dada Yamada mengisyaratkan bahwa dia sudah mulai kehabisan napas.

Yamada yang mengerti akhirnya melepaskan ciumannya. Dan kini, dia beralih menciumi leher putih Chinen, menyesapnya menimbulkan tanda kemerahan dibeberapa tempat. Puas dibagian leher, dia lalu membuka dua kancing teratas kemeja Chinen mengekspose pundak dan dada bagian atasnya, setelahnya dia kembali melakukan kegiatannya menandai bagian itu. Chinen hanya bisa melenguh sambil mencengkram erat kemeja yang digunakan Yamada dan menengadahkan kepalanya keatas.

Chinen terengah-engah begitu Yamada menyelesaikan kegiatannya.

Dan saat ini Yamada tengah menatap Chinen yang terlihat sangat seksi dengan wajahnya yang memerah, napas memburu, baju berantakan dengan beberapa tanda kemerahan yang terlihat jelas dikulit putihnya dengan pandangan lapar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm [Not] GAY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang