Tap tap tap tap
Terdengar suara langkah terburu-buru dari luar kamar Dahyun.
Braakk
Pintu yg tiba-tiba terbuka sehingga menghasilkan gesekan antara daun pintu dan dinding membuat kasim Hong, Meri dan beberapa dayang yang tengah berjaga di depan pintu kediaman Dahyun berjengit kaget.
"Apa kau tidak memiliki sopan santun sama sekali?", seru Dahyun melirik seorang perempuan yang tengah berdiri di depan pintu dengan tatapan amarah lewat cermin didepannya.
"Untuk apa aku sopan terhadapmu! Ratu yang tak perah dianggap oleh Raja!", balasnya dengan nada marah.
Para dayang dan kasim dari kediaman Dahyun dan Yuri menjauh beberapa langkah, kemudian menundukkan kepala dan menutup telinga mereka.
Seolah-olah memberi gestur bahwa mereka tidak berniat untuk mencuri dengar dan mencuri lihat akan kejadian ini.
Biasanya jika ada kejadian tak terduga seperti akan ada perdebatan antara para penguasa kerajaan (Ratu, Raja dsb) akan meminta pelayan dan kasim untuk pergi meninggalkan tempat kejadian. Namun jika ada yang tidak ingin repot-repot menyuruh para pelayan dan kasim pergi dari tempat kejadian, maka para pelayan dan kasimlah yang harus mengerti akan situasi tersebut. Dengan memberikan gestur seperti yang sedang dilakukan oleh para dayang, penjaga dan kasim Dahyun dan Yuri saat ini.
"Seperti katamu aku Ratu. Ratu negeri ini. Rakyat mengakuiku. Ibu suri mengakuiku. Tidak sepertimu selir Jo", balas Dahyun enteng yang masih berkutik di depan cermin sambil melepas segala pernak pernik yang menghias ditubuhnya.
Wajah Yuri semakin memerah karena kata-kata Dahyun. Kemudian Yuri berbalik pergi dengan langkah menghentak diikuti dayang Han, kasim Ji dan beberapa dayang dari kediaman Yuri.
Para dayang kediaman Dahyun yang melihat sikap tak sopan Yuri mulai menunjukkan wajah tak suka terhadap Yuri. Terlebih Meri merupakan pelayan pribadi Dahyun mulai dari Dahyun kecil sampai dia menjadi seorang Ratu. Dan juga dayang Cha yang merupakan seorang pelayan serta ibu asuh Dahyun sejak masih bayi sampai sekarang.
"Dasar licik.", bisik dayang Cha geram.
Dayang Cha dan Meri masuk kedalam bilik Dahyun dengan perasaan gusar.
"Nyonya. Apa nyonya baik-baik saja?", tanya dayang Cha dengan nada khawatir.
"Tentu saja dayang Cha, aku tidak apa-apa. Dia tidak melakukan apapun padaku. Yang dia lakukan hanya berbicara hal yang tidak penting seperti biasanya.", jawab Dahyun menenangkan para pelayan setianya.
"Lihat saja kalau sampai dia kembali dengan tidak sopannya seperti tadi, akan ku pastikan istana anggrek tidak akan tenang seperti halnya dia yang mengganggu istana bulan.", seru Meri penuh tekat yang menggebu.
Mengingat Meri yang masih berusia 16 tahun tentu hal yang wajar jika sikap Yuri tadi dapat membuat Meri mengatakan sesuatu yang buruk dan mungkin bisa membahayakan dirinya sendiri.
Meski pun siapa saja yang melihat kejadian tadi akan merasakan kemarahan yang sama dengan yang Meri rasakan, tapi akan berfikir dua kali untuk mengatakan hal itu mengingat Yuri merupakan seorang selir kesayangan Raja.
"Meri! Jaga ucapanmu!", tegur dayang Cha.
Meri yang ditegur pun hanya menundukkan kepalanya sambil mempoutkan bibirnya sedikit.
"Yang mulia, Raja Daniel dan selir Yuri datang berkunjung.", seru kasim Hong setelah dengan terburu-buru masuk kedalam bilik Dahyun.
"Dayang Cha temui mereka dulu. Dan suruh beberapa pelayan untuk menyiapkan cemilan dan teh hangat. Meri bantu aku.", titah Dahyun dengan sedikit malas.
Siapa yang tidak akan malas saat kau tau bahwa sesuatu yang besar sebentar lagi akan terjadi. Dan tentu kau yang akan dijadikan sebagai tersangka dari kelicikan seseorang.
Dayang Cha keluar bilik dan tak lupa menutup pintu selagi Dahyun mengenakan jubah tidur yang dibantu Meri.
Tak berapa lama, Dahyun keluar bilik untuk menyambut kedatangan Daniel dan Yuri.
"Maafkan saya yang tak sopan menyambut kedatangan Tuan dan adik dengan penampilan seperti ini.", seru Dahyun merendah.
Berhubung waktu sudah menunjukkan tengah malam, membuat Dahyun keluar bilik dengan jubah tidurnya.
Walau pun jika dilihat dari kasat mata orang awam. Mereka tidak akan menyangka jika jubah tidur berbahan sutra yang dikenakan Dahyun itu adalah sebuah jubah tidur. Mereka pasti akan berfikir jika itu adalah sebuah gaun yang bisa mereka pakai untuk pergi kesebuah pesta besar dikota ini.
Terlebih dengan penampilan Dahyun saat ini. Walau pun tidak mengenakan make up wajah Dahyun tetap cantik natural dengan rambut terurai kebelakang.
Kesederhanaan yang memunculkan kecantikan dan keanggunan yang alami.
Bahkan Daniel pun terpesona saat ini. Dan hampir melupakan tujuan kedatangannya bila saja tidak ada intrupsi dari seorang wanita yang telah menjadi selirnya.
"Kami datang kesini ingin mendiskusikan sesuatu. Benarkan yang mulia?", seru Yuri dengan nada mendesak.
Orang-orang yang berada di istana bulan mencaci Yuri didalam hati. Bagaimana tidak? Sifat dan sikapnya yang licik terlihat jelas saat ini.
Terlebih lagi, tidak sampai satu jam berlalu saat kejadian dia datang dengan tidak sopannya. Sekarang dia datang membuat masalah kembali dengan menyeret Daniel sebagai tamengnya.
Betapa muaknya mereka.
"Ah, benar. Ada beberapa hal yang ingin kami bicarakan.", sahut Daniel membenarkan.
"Kalau begitu mari silahkan.", kata Dahyun mempersilahkan kedua tamunya untuk masuk kedalam biliknya.
_TBC_
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTY QUEEN ~Run away
Short StoryBerkisah tentang seorang ratu disebuah kerajaan modern yang mencoba melarikan diri dari dalam istana yang indah nan megah. Karya murni by Miss_Ni