Sendok Perak

106 14 3
                                    

"Bukalah kado itu.", seru Ibu Suri pada Yuri.

Dibukalah kado tersebut dengan perasaan senang. Berharap isinya adalah barang berharga yang mewah dan mahal.

Dan saat kado tersebut telah terbuka. Betapa terkejutnya semua orang terutama Yuri saat melihat isi kado tersebut.

"Sendok Perak?", seru Yuri dengan wajah kebingunan namun terselip nada meremehkan.

"Untuk apa Nyonya Dahyun memberikan sendok perak itu? Bahkan menteri rendahan seperti kita pun mampu membelinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Untuk apa Nyonya Dahyun memberikan sendok perak itu? Bahkan menteri rendahan seperti kita pun mampu membelinya. Bahkan bisa berkali-kali lipat lebih bagus dan mahal.", bisik-bisik bernada meremehkan dari para menteri dan undangan. Semakin membuat Yuri memandang remeh Dahyun.

Dahyun yang mendengar semua itu tersenyum simpul lalu menatap Yuri tegas.

Tatapan remeh yang terlihat di mata Yuri berangsur memudar tatkala melihat tatapan Dahyun yang tegas, namun menyimpan sebuah bom yang sepertinya sebentar lagi akan dilontarkan kearahnya.

"Maafkan kakak, karena kakak hanya memberi sendok perak ini. Bukan maksud kakak meremehkan adik Yuri. Hanya saja melalui sendok perak ini, kakak harap pesan dan harapan kakak akan sampai kepada Tuan Daniel dan adik Jo.", seru Dahyun dengan lembut dan yakin.

"Kakak harap setelah tiga tahun pernikahan ini, adik Jo segera mengandung dan melahirkan anak. Anak yang dimasa depan selalu berusaha dalam mendapatkan sesuatu yang diinginkannya dengan cara yang baik. Dan seperti ukiran diujung sendok itu, seseorang menunggangi kuda yang tengah menundukkan kepalanya. Berharap kelak akan menjadi ksatria yang selalu disegani dan disayangi oleh rakyatnya, karena kerja keras dan ketekunan serta rasa hormatnya terhadap para tetua dan orang-orang disekitarnya.", lanjut Dahyun penuh dengan ketulusan namun terselip nada peringatan di dalam harapan itu.

Daniel dan Ibu Suri yang mengerti akan makna dari sendok perak berukir tersebut tersenyum bangga sekaligus haru terhadap 'hadiah penuh harapan' yang telah diberikan oleh permaisuri.

Terdengar bisik-bisik memuji mulai keluar dari para menteri dan tamu undangan yang telah salah paham terhadap maksud dari sang 'Ratu sejati'*1.

"Semoga harapan Ratu Dahyun menjadi berkah*2 untuk Selir Jo.", seru menteri Park Jimin menteri pendidikan kerajaan.

"Semoga harapan menjadi berkah.", sahut para menteri dan tamu undangan dengan serentak menyahut seruan Jimin.

"Betapa mulianya harapanmu Ratuku.", ucap Daniel penuh dengan kebanggaan saat menatap Dahyun. Sedangkan Dahyun hanya membalas dengan senyuman anggun dan malu-malu.

Ibu Suri, para menteri dan tamu undangan yang melihat adegan romansa itu tersenyum penuh kebahagiaan dan doa agar Raja dan Ratu sejati selalu tersenyum dan bahagia seperti saat ini.

Namun ada seseorang yang sangat kontras dengan keadaan saat ini. Siapa lagi kalau bukan sang Selir, Yuri. Yang tengah menatap adegan romansa tersebut dengan tatapan penuh kebencian dan ketidaksukaan.

Genggaman tangannya yang tengah memegang kotak kado semakin kuat, membuat kotak tersebut sedikit bergetar.

Dahyun yang sekilas memperhatikan hal itu pun semakin mengembangkan senyumnya, membuat Daniel sedikit terkejut.

Deg deg deg

Semakin lama jantung Daniel berdetak keras melihat Dahyun-nya kembali tersenyum seperti dulu meski hanya sedikit. Pasalnya, sudah lebih dari tiga tahun yang lalu senyuman Dahyun tak lebih dari senyuman anggun sekedar formalitas. Namun hari ini?


+++TBC+++


*1 ----> Ratu Sejati, maksudnya Ratu (Permaisuri) Kerajaan yang sebenarnya. Bukan Ratu (Selir) kedua, ketiga dan seterusnya

*2 ----> Berkah disini dimaksudkan sebagai doa (harapan) dari Dahyun agar bisa menjadi kenyataan.

BEAUTY QUEEN ~Run awayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang