Aku

5 0 0
                                    

Aku gadis 20 tahun, yang masih kuliah di salah satu universitas Negeri di Ibukota Jakarta. Panggil saja Re, Reynanda Ayu Sekar Putri. Keinginanku adalah cepat-cepat pergi dari kota yang penuh sesak ini. Tidak lagi polusi, tidak lagi macet, tidak ada lagi gedung-gedung pencakar langit dan klakson dari kendaraan yang saling ingin mendahului. Aku cinta ketenangan, kebebasan dan alam.

Yap keinginan terbesarku selain membahagiakan orangtua dan mendapat pekerjaan yang layak adalah travelling keliling Indonesia. Pergi ke tempat-tempat dimana aku merasa bebas, tenang dan damai tentunya.

Lagi.,

Aku kuliah di jurusan Teknik Mesin Pesawat, dan 2 minggu lagi aku akan magang di bandara Soekarno-Hatta selama 3 bulan. Dan akhirnya aku bisa keluar dari kampus ini, meskipun harus tetap di Jakarta, setidaknya Tangerang lebih tenang dari Jakarta Pusat. Sejak masuk kuliah dan pindah ke Jakarta aku tidak pernah pergi kemanapun. Rasanya kota ini terlalu sesak. Panas !.

Terkadang aku membuat jadwal travelling ku sendiri, meskipun tak tahu kapan coretan-coretan keinginanku itu bisa benar-benar terjadi.

***

Aku bangun sangat pagi. Ini hari pertamaku di tempat baru. Dan selamat pagi dunia nyata.

Sebenarnya salah satu hobiku adalah berada di tempat baru dan bertemu orang-orang baru, jadi aku rasa tidak akan masalah dengan yang satu ini. 

*Sepenggal soal jurusan dan dunia kerja ku. 

Jurusan yang ku ambil adalah jurusan yang mayoritasnya adalah laki-laki. Hanya ada 2 perempuan di kelas kami. Dan aku sangat bahagia. Hahaaha. Kalian tahu kenapa?. Yap aku tidak terlalu suka drama, dan menurut analisis ku selama hidup di dunia ini adalah, perempuan itu penuh drama. Mungkin tidak termasuk dengan ku yang lebih suka menikmati suasana tenang. 

Oke lanjut... 

Pekerjaan yang aku kerjakan selama kuliah dan nanti kalau lulus adalah merawat dan memperbaiki mesin pesawat. Sangat aneh, sangat tidak perempuan, kotor, dan lain-lain. Bukan berarti anak teknik gak merawat diri ya. Dan aku masih adalah perempuan. 

Next ...

Hari pertama pengenalan dan aku langsung masuk ke .... Pesawat, untuk melakukan perawatan, selebihnya melihat abang-abang melakukan pekerjaan mereka. Sejujurnya aku selalu di untungkan di setiap situasi yang berhubungan dengan jurusanku, karena aku adalah perempuan. Dan pekerjaan di dalam pesawat sejujurnya adalah pekerjaan yang lumayan berat. Dan pada akhirnya aku hanya membantu yang ringan-ringan saja. ^.^

Perkenalkan orang-orang yang harus aku kenal. Ada bang Willy, yang ngakunya lebih muda dariku. Tapi ternyata kami seumuran. Dia manusia tertinggi disini, Kalian harus liat dia sangat- sangat tinggi. Kulitnya kuning langsat. Rambutnya sedikit ikal, Dadanya bidang. Bagus! dan dia lumayan tampan. Dia kuliah sambil kerja. 

Terus ada Bang Abidin. Wajahnya terlihat masih muda, tapi ternyata anak pertamanya akan lahir dalam beberapa bulan ini. Tapi dia sering menawariku menjadi istri keduanya. Ah sudahlah lupakan.

Kemudian ada Bang Rian. Kulitnya coklat. Memakai behel gigi, berotot, dan dia pintar.

Lalu ada juga Bang Udin, dia leader digrup ini. Beristri dan beranak satu, Baik,  sangat-sangat baik.

Kemudian ada juga Pak Bambang, Pak Wahyu, Bang Taufik, Bang Iqbal, Bang Feri, Bang Rizki dan yang lainnya.

Pekerjaan ini dibagi 2 shift, siang dan malam. Kali ini giliranku masuk shift pagi. Dan aku baru mulai mengenal mereka.

"Mau bantuin?" Kata seseorang yang belum ku kenal. Aku tidak sadar sedang melamun karena terlalu fokus memperhatikan mereka melakukan pekerjaan mereka.

"Eh, anuu , ituu , iyaa bang , boleh ?" Tanyaku ketika sadar seseorang menyodorkan sebuah benda berwarna merah seperti stik.

"Ntar". Katanya sembari mengambil benda yang sama dari tas kecil yang ia bawa.

"Nih". Katanya lagi sembari memberiku benda berwarna merah itu. Ia menjelaskan semuanya dengan detail dan sabar.

Bang Rizki itu sedikit pemalu. Tinggi. Kulitnya putih. Rambutnya lurus (sangat lurus), hitam dan agak sedikit panjang. Dia lumayan tampan. 

Seiring berjalannya waktu, Aku menjadi semakin akrab dengan mereka. Sesekali kami pergi makan bersama. Dan abang-abangku itu dengan sukarela mentraktirku.

Pulau Harapan !Where stories live. Discover now