Hari demi hari bener-bener gak kerasa. Mereka terlalu menyenangkan untuk diajak bekerja. Berkali-kali aku menjadi sasaran empuk bahan bully-an mereka. Bercanda tentunya. Karena aku satu-satunya perempuan di situ. Jadilah mereka menjodohkan ku dengan berbagai nama.
"Re!" Seru Bang Willy
"Iya bang, ada apa?"
"Re , ini dikerjain kayak gini, terus kayak gini, ntar kalo udah selesai atau ada yang kamu gatau nanya aja ya sama Rizki tuh" Jelas Bang Willy panjang lebar
"Ki, bantuin Re ya". Serunya pada Bang Rizki
Bang Rizki menoleh ke arah Bang Willy dan mengangguk.
"Bisa?" Ucapnya kepadaku
"Mmmm, dicoba dulu deh Bang, wkwkwk ". Kataku sambil tertawa.
Ternyata pekerjaan yang Bang Willy berikan kali ini cukup susah. Aku masih berusaha keras mencoba. Yap bayangkan aku membongkar benda seperti wastafel di pesawat. Aku senang ini adalah kali pertama aku akan mengutak-atik sesuatu dengan indraku snediri. HAHAHA. Tapi kenapa sangat sulit ??
"Sini gue Bantuin" Ucap Bang Rizki yang ternyata dari tadi memperhatikanku.
"Hehehe, susah ya ternyata Bang". Ucapku sambil tersenyum malu.
"Ngomong dong kalo gak bisa". Katanya sambil meledekku.
"Ye, kan masih usaha, usaha dulu, ntar kalo udah kepentok gak bisa baru panggil bala bantuan." Jawabku merasa benar.
"Abang asli mana?" Tanyaku membuka pembicaraan selagi melihat dia yang sedang mengambil alih pekerjaanku.
"Gue ya asli sini". Jawabnya
"Kok tapi bisa bahasa sunda?" tanyaku karena beberapa kali aku mendengarnya berbicara bahasa sunda dengan yang lainnya.
"Ya bisa dong". Ucapnya sambil tertawa
"Ah serius dong".
"Gue dulu SMK di Bandung, tapi gue asli Betawi".
"Rumahnya disini?"
"Iya, tapi gue ngekos".
"Kok ngekos?".
"Lo kepo banget sih ama gue? Emang mau ke rumah tanya-tanya rumah?". Ledeknya
"Ya gapapa, asal dikasih makan aja sih".
"Gaboleh". Katanya
"Kenapa gak boleh?"
"Ya gaboleh aja". "Gue gak pernah bawa temen cewek ke rumah".
"Ah boong aja". "Gak mungkin". Bantahku.
"Beneran". Jawabnya lagi sembari tertawa.
Dan obrolan kami berlanjut sampai keesokan hari dan esok harinya lagi dan esok harinya lagi.
Ternyata Bang Rizki sebulan lebih muda dariku, merasa tertipu karena selama ini aku memanggilnya "Bang". Dan sudah menjadi kebiasaan. Sehingga terus seperti itu. Dia sering meledekku. Tapi sering membantu ku mengerjakan pekerjaan bahkan yang mudah sekalipun. Kami juga sering berbalasan pesan. Sampai akhir dari rasa bosan ku di jakarta akhirnya aku berniat pergi berlibur saat tanggal merah tiba. Sekitar seminggu.
Waktu yang lumayan lama, dan aku akan membuat rencana perjalanan ku sendiri. Mencari tempat yang bisa benar-benar kunikmati dan tidak menghabiskan terlalu banyak biaya. Aku memutuskan pergi ke Pulau Seribu.
Aku mencari dari berbagai sumber, Pulau yang paling indah untuk dikunjungi, beserta dengan Agen Tour nya juga.
"Lang, lo libur kemana? Mau gak ikut gue ke Pulau Seribu pas tanggal merah nanti?". Pesan kukirim pada Galang teman sekelasku yang juga hobby travelling.
Lama aku menunggu.
Ping!
"Sorry baru bales Re, Maaf gue ga bisa. Gue mau jalan sama pacar gue. Hehehe."
"Yaelah pacar mulu lo yang diurusin, oke deh". Balasku
Jawaban yang sama juga dari teman-temanku yang lain. Mereka pergi keluar kota, Liburan bareng keluarga dan banyak acara lainnya. Aku sempet putus asa. Oke ini gila kalau aku pergi ke Pulau Seribu sendirian. Padahal tiket tour ke Pulau Seribunya sedang ada promo harga. Akan benar-benar menyesali hidupku kalau aku menyia-nyiakan kesempatan ini.
Keesokan harinya aku membuka gambar-gambar tentang Pulau Seribu, dan masih mencari Pulau yang akan kudatangi. Pulau-pulau itu indah, sangat indah. Dan banyak !
"Lagi ngapain?". Tanya Bang Rizki mengagetkanku.
"Eh , coba liat ini deh Bang". Tanganku menjulurkan gambar di layar handphone yang kupegang.
"Lo mau kemana?". Tanyanya.
"Mau jalan-jalan, ke Pulau Harapan". Jawabku
Yap Pulau yang kupilih akhirnya adalah Pulau Harapan. Pulau yang terletak paling jauh dari Pelabuhan. Pulau yang kurasa paling indah dan bersih. Pulau yang ingin kudatangi sekarang.
"Sama siapa?". Tanyanya lagi.
"Sama Bang Rizki." Jawabku sambil tersenyum lebar.
"Enak aja , kok gue? Kapan gue ngiyain lo buat kesana?"
"Abis gak ada temen kesana, temen-temen pada gak bisa. Masak iya sendiri?"
Ia hanya diam dan terlihat berfikir.
"Ayo dong temenin kesana, abang-abang yang lainnya juga ga bisa".
"Hmmm iya deh gue temenin".
Sontak aku teriak kegirangan, akhirnya rencana ku ke Pulau Harapan berhasil. Setidaknya rencana itu 50% benar-benar akan terjadi.
YOU ARE READING
Pulau Harapan !
RomanceUntuk pertama kalinya, aku melakukan travelling ke sebuah pulau dengan seseorang yang baru aku kenal. Seseorang yang misterius tapi hangat. Dan Pulau Harapan, Pulau dimana akhirnya aku bisa melihat senja , yang sering ku baca pada novel-novel romans...