Chapter 3

1.4K 184 36
                                    

Jam masih menunjukkan pukul enam lebih lima belas menit. Masih terlalu pagi untuk datang ke sekolah, karena belum banyak siswa yang hadir bahkan ada beberapa kelas yang masih kosong.

Sesampainya di kelas, Sehun langsung duduk ditempat yang biasa ia tempati. Kelasnya sepi, hanya ada tiga tas yang ditinggalkan pemiliknya.

Hhhhh

Sehun menatap kotak bekal yang kini sudah tidak ada isinya lagi. Harus bilang apa dia pada Gyuri nanti? Sehun takut Gyuri akan kecewa atau marah lalu menegur Chanyeol. Hal itu tentu saja tidak baik, Chanyeol pasti akan semakin marah padanya.

Waktu berlalu, satu persatu siswa hadir. Kelas menjadi ramai, setidaknya untuk mereka yang kini sedang bercakap dan bercanda dengan temannya.

Lain halnya dengan Sehun, anak itu masih diam ditempatnya dengan mata yang kini tertutup dan earphone yang terpasang ditelinganya.

Kringgg

Setelah mendengar bunyi bel, Sehun membuka matanya dan melepaskan earphone yang ada di telinganya.

Selang beberapa menit setelah bel, guru Lee masuk dan mulai mengajar.

Masih pagi, Sehun harus berkutat dengan pelajaran fisika.

Mata Sehun terlihat fokus memperhatikan guru Lee yang sedang menjelaskan, namun pikirannya melayang ke tempat lain.

Brakkk

"Jika kalian tidak fokus pada pelajaran saya, lebih baik keluar!" Ucap guru Lee sambil memukul papan tulis.

Semua siswa terdiam, dan Sehun akhirnya tersadar.

"Saya bilang keluar!" Ucap guru Lee kembali, sementara siswa terlihat bingung  kepada siapa yang dimaksud guru Lee.

"Oh Sehun, keluar!" Geram guru Lee.

"Maaf saem, tidak akan saya ulangi." Sehun berdiri dan membungkuk kemudian berjalan keluar.

Hhhhh

Kembali, Sehun menghela napasnya. Kesialan kedua hari ini, diusir dari kelas. Sehun memutuskan untuk keatap.

Saat di tangga menuju atap, Sehun melihat Chanyeol bersama kedua orang temannya menuruni tangga.

Sehun sempat berhenti dan ingin menyapa Chanyeol, namun Chanyeol hanya melewatinya begitu saja dengan tatapan datar tanpa melihat kearah Sehun.

Tak terlalu memikirkannya, Sehun segera menuju atap.

Begitu sampai, Sehun langsung terduduk. Melihat kearah lapang, terlihat siswa yang sedang berolahraga. Pandangannya beralih pada taman sekolah, terlihat siswa yang sedang belajar diluar.

Semuanya bercanda dan tertawa, memiliki teman, tidak sendiri seperti dirinya.

Memangnya, siapa yang mau berteman dengan dirinya?

Sehun menatap keatas.

"Eomma, sebenarnya Eomma dimana?" Lirih Sehun.

Jika ia bisa memilih, ia ingin kembali bersama ibunya. Meskipun hidup serba kekurangan, tapi ia mendapatkan kasih sayang tak terhingga dari sang ibu.

Ibunya yang selalu berkorban untuk dirinya.

Kini Sehun baru menyadarinya.

Saat dirinya makan, sedangkan sang ibu tidak ikut makan dan bilang kenyang, ibunya sedang berbohong.

Saat musim dingin, hanya ada satu selimut yang bisa menghangatkan mereka, ibunya selalu bilang bahwa dirinya tidak kedinginan dan membiarkan Sehun menggunakan selimut itu seorang diri.

[3] La FauteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang