#01

113 3 0
                                    

هم مشغو لون بغير نا و نحن بكل غباء نشتاق لهم

"Mereka sibuk dengan orang lain. Sedangkan kita dengan bodohnya merindukan mereka.

-normaymc

Angin berhembus lembut membelai wajah yang tertutup niqob berwarna hitam.
Netra coklat tua itu menutup, sunggingan manis terukir di bibir nya seraya menggumamkan kalimat Syukur kepada Sang Pemilik Alam.

"Rabbi, terimakasih atas segala nikmat yang Kau beri. Maafkan aku-hamba Mu yang masih lalai juga miskin akan Syukur dari Mu."

Namanya Khadijah Elhakim, gadis berumur 23 tahun. Menjadi mahasiswi di Universitas Al-Ahgaff yang berpusat di kota Al-Mukalla ibukota propinsi Hadhramaut Republik Yaman.
Ia memilih Fakultas Putri Jurusan Dirasah Islamiah
  Fakultas putri adalah salah satu fakultas di dalam Universitas Al-Ahgaff jurusan ilmu-ilmu keislaman (Dirasah Islamiah). Para mahasiswi dibekali berbagai ilmu keislaman yang sesuai dengan kebutuhan zaman sehingga dapat menjadi wanita yang berwawasan keislaman yang kuat.

●●●

"Kakak!"

Seruan itu membuat mata yang sendari tadi terpejam perlahan terbuka, menoleh, dan senyuman manis tercetak di bibirnya hingga matanya menyipit.

"Aisyah?" Katanya, ketara sekali pancaran bahagia dari netra coklat tua itu.

Di ambang pintu, berdiri seorang gadis cantik dengan gamis berwarna pink senada dengan khimar yang ia kenakan.
Tersenyum lebar sembari berlali kecil menghampiri sang kakak.

"Aku kangeeeeeeeeennnnn!"ucapnya sembari memeluk sang kakak, tersenyum lebar memperhatikan deretan gigi putih rapih nya itu.

"Sayang, kakak.... Rindu." Ucap Khadijah dengan nada bergetar, matanya berkaca dengan jantung yang mulai bergemuruh hebat. Rasanya seperti mimpi, setelah bertahun tahun berada jauh dari bumi pertiwi, baru kali ini ia di kunjungi.

Dia rindu, tapi dia tak bisa apa apa.
Dia ingin menangis, tapi rasanya air mata enggan untuk keluar.
Dia ingin berteriak, tapi rasanya pita suara seakan putus.

Dia rindu, rindu dengan pelukan hangat dari keluarga.

"Kakak.... Kenapa nangis?" Tanya Aisyah sembari mengusap pipi basah Khadijah. Matanya ikut berkaca kaca, dia sangat rindu dengan sang kakak.

"Kakak.. Gak kenapa kenapa." Balas Khadijah dengan lembut, netranya memancarkan kerinduan, tatapannya selalu sendu walau meneduhkan.

"Aisyah." Suara itu mengintrupsi kedua kakak ber-adik, mereka menoleh ke ambang pintu dan menemukan wanita yang telah berjuang melahirkan mereka ke dunia ini.

Menatap Khadijah dengan pandangan datar yang membuat yang di tatap itu menunduk.

"Bunda?" Aisyah tersenyum, kerlipan polos dari netranya membuat sang Bunda menoleh,menatap putri bungsunya hangat.

"Iya sayang?"

Suara lembut itu, Khadijah juga ingin dipanggil dengan lembut oleh sang Bunda.
Tatapan hangat itu, Khadijah juga ingin ditatap dengan hangat oleh sang Bunda.

Khadijah terkesiap dengan pemikirannya, ia menggelang "tidak boleh iri, Khadijah. Jangan buat syaithan tertawa akan rasa iri mu itu!" Khadijah terus menggumamkan istighfar untuk menghilangkan perasaan iri kepada sang adik, dia harus mengerti.
Sendari kecil dia sudah di perintah untuk mengerti. "Adikmu sedang sakit! Kamu harus mengerti, jangan manja dan jangan membantah." Kalimat itu masih teringat bahkan sudah 18 tahun lamanya.

"Ayo pulang, Aisyah. Kamu harus check up nak." Ajak sang Bunda membuat bibir bungsu keluarga ElHakim itu mengerucut lucu.

"Ndaa,  bahkan kita belum duduk sama sekali, aku baru ketemu kakak belasan tahun. Aku bahkan gabisa kirim pesan atau bahkan video call dengan kakak bun. Bunda selalu bilang kalau kakak sibuk, kakak gabisa angkat atau balas pesanku. Ku rindu kakak bun, dirumah aku sendirin." Kalimat itu membungkam dua orang yang ada di sekitar Aisyah.

Bunda menghela nafas, tatapannya berubah datar menatap Khadijah yang kini semakin menundukkan kepalanya.

"Aisyah." Panggil sang bunda dengan nada lembut, Aisyah menghembuskan nafasnya seraya menganggukan kepalanya lesu.
Ia membalikkan tubuhnya menghadap sang kakak yang tertunduk dalam, berfikir bahwa sang kakak sakit, netranya berubah menatap sang kakak sakit, tangan nya menyentuh pundak Khadijah membuat si empunya mendongak menatap wajah khawatir sang adik

"Kakak pusing, iya?" Pertanyaan lugu dari sang adik membuat Khadijah mengangguk ragu, ia berusaha tidak melirik kearah ambang pintu.

"Kakak, mungkin kelelahan." Jawab khadijah serasa tersenyum lembut kepada sang adik.

Kepala Aisyah terangguk lesu, netra nya mengerjap polos menatap sang kakak sendu.
"Hm, kakak harus istirahat, iya? Jangan terlalu lelah! Aku akan pulang, semoga nanti, ketika aku sudah sembuh aku akan susul kakak kesini, oke oke?" Ucapan itu membuat hati Khadijah terenyuh, dia tersenyum berusaha menahan tangis, dia mengangguk ketika Aisyah berlalu diikuti sang Bunda yang hanya melengos menatapnya.

Khadijah menutup mulut dengan telapak tangan, berusaha menahan isak.
Tangan kanannya yang bebas berusaha memukul mukul dadanya, berusaha menghilangkan sesak yang membuat tenggorokannya tercekat, sakit.

Allahu Rabbi, kuatkan hamba.

●●●

Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama

Sorry for typo.

Muhammad Dan KhadijahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang