Hello, namaku Fajar. Sore ini di taman kampus, aku sedang ngobrol dengan temanku. Setidaknya aku memiliki enam teman yang memang pada saat itu dekat karena bersama jalani ospek kampus. Meski beda jurusan, kami selalu menyempatkan berkumpul. Termasuk di senjakala hari ini.
Aku berasal dari Jakarta, sedang beberapa temanku ada yang berasal dari Jawa Tengah, Pulau Sumatera dan Sulawesi. Aku kuliah di salahsatu kampus ternama di Kota Bandung. Aku bersama tiga temanku kos di satu bangunan beda kamar. Sedang sisanya terpencar, ada yang bareng teman jurusannya, ada juga yang bareng teman satu wilayahnya namun kadang kami bergantian mengunjungi kosan teman kami.
Sore itu hanya aku, Iwan, Gani, Mamin dan Enru yang kumpul. Rizal memang sudah dari pagi chat tidak masuk kuliah karena sakit. Rizal anak teknik sipil (teksip) yang terlalu sering ijin sakit, jika kamu datang ke teksip dan cari panggilan "anak surat" pasti kalian akan langsung menemukan Rizal. Karena dari seantero Fak. Teksip, hanya Rizal yang mungkin sebulan 3x kasih surat dokter karena sakit. Alasannya, Rizal gampang masuk angin.
Gani dan Mamin dari Jurusan Teknik Industri (tekin), mereka terkenal juragan dangdut. Karena kata teman temannya di tekin, mereka selalu tergila gila dengan konser dangdut. Dimanapun hajatan kalau ada panggung, pasti mereka akan bertanya ada dangdut atau engga. Kalau iya, kamu tinggal datang malam hari ketika dangdutan dimulai. Di tengah kerumunan yang sedang joget, kamu akan menemukan Gani dan Mamin sedang asik. Alasannya, dikampungnya jarang ada dangdutan kayak gitu.
Sedangkan aku, Iwan dan Enru ada di jurusan teknik kimia (tekim). Iwan adalah orang yang sangat berani dan setia kawan. Bisa dibilang Iwan ini memiliki perawakan yang pas. Banyak teman seangkatan, kakak bahkan adik tingkat yang tiba tiba datang ke kelas hanya untuk cari Iwan. Entah keperluannya apa yang pasti Iwan selalu bersembunyi. Sedang Enru, dia pendiam tapi sangat peduli pada temannya yang lain. Oh iya, kami satu kelas di tekim.
Sore itu kami masih berseloroh, jam menunjukan pukul 17.38 WIB. Terlihat beberapa mahasiswa lain sudah mulai beranjak meninggalkan taman. Sebagian lagi hanya sejenak menyapa teman lainnya.
"Yuk jadiin dah" celetuk Iwan
"Apa sih Wan? Tiba tiba yak yuk yak yuk" balas Gani
"Iniiiiii, gua lagi liat foto foto di instagram. Kayaknya akhir minggu seru nih muncak" lanjut Iwan
"Dih apa sih lu wan, tiba tiba ngajak muncak kan kita baru aja kemaren dari Papandayan?" balas Mamin.
"Ya itu kan kemaren mas broooo, minggu ini kan beda gunungnya" sambut Iwan.
"Gua sih ok aja ya Wan. Tapi please jangan Jumat berangkatnya. Ada dangdutan di Babakan Jeruk. Yang datang artis ibukotaaaaa 3 orang" seru Gani
"Iya Gan? Kok gua ga tau?" tanya Mamin.
"Ya iyalah, ini gua bilangin!" kata Gani sambil tertawa.
"Iya dah berangkat Sabtu pagi, Senin kan udah ga ada kuliah. Lu gimana Ru, Jar?" tanya Iwan ke Enru dan aku.
Iwan memang sangat antusias sekali jika berhubungan dengan gunung, daki dan camp. Dia selalu paling awal akan ikut trip muncak. Aku yang sedari tadi fokus pada chat di handphone hanya mendehemkan saja. Ibuku bilang Ayah besok hendak ke Malang. Minta dibelikan tiket pesawat yang akhirnya mau tidak mau aku yang booking dari sini. Ayah memang belum terlalu tua. Namun untuk urusan handphone, dia masih perlu banyak pembiasaan.
"Oy Jar! Ikut ga?" pekik Iwan
Oooh ternyata mereka menunggu jawabanku, sedang aku tatap muka Enru yang datar. Enru juga menatapku dalam seakan ingin berkata "gua gimana lu Jar". Enru memang dekat sekali denganku.
"Iya iya gua ikut! Bentar gua lagi beliin tiket buat bokap dulu" setengah teriak aku jawab.
"Nah gitu dong, deal ya Sabtu ketemu disini. Peralatan seperti biasa ya. Bawa yang biasa kita bagi bagi" sambut Iwan.
"Rizal gimana Wan?" Tanyaku
"Ya udh nanti besok kita ke kosannya, pasti besok dia masih belum masuk" jawab Iwan.
"Ok" pungkasku
Tiba tiba Mamin berdiri dan rapi rapi
"Gaes, Senjakala gaes kabuuuuuuuur" Mamin lari dengan segera.Kami pun ikut terburu buru lari mengikuti larinya Mamin. Mamin memang sangat percaya mitos.
Senjakala atau Sandekala merupakan hal yang dipercaya oleh masyarakat Jawa. Senjakala adalah transisi dari sore ke malam. Orang Sepuh selalu mengingatkan anak anaknya untuk masuk ke rumah ketika senjakala, karena menurut mereka senjakala adalah waktu yang energinya kuat bagi makhluk halus. Belum lagi mitos Wewe Gombel atau Kalong Wewe yang selalu mengambil anak anak yang masih bermain ketika Senjakala. Mitosnya, anak anak itu akan disimpan di balik payudaranya yang besar. Jika memang dilepaskan, kemungkinan kondisi anaknya ada 2. Yang pertama meninggal atau yang kedua anaknya akan kurang waras. Hanya beberapa saja yang dikembalikan dalam kondisi normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camp
HorrorDisclaimer: Cerita ini berdasarkan mimpi gua semalam 20/08/2019. Materinya horor dan mitos, bagi yang tidak percaya boleh tidak dilanjut. Apapun yang terjadi dan nama tokoh di dalam cerita ini sudah dikembangkan dari inti mimpinya. Dan semua yang ad...