Si Merah

1 0 0
                                    

"Zaaaaaaaaaal, Rizaaaaaal" panggilku seraya mengetuk kamarnya Rizal.

Kosan Rizal terdiri dari 12 kamar 2 lantai. Kosannya relatif lengkap dengan kasur, TV dan kamar mandi di dalam. Tapi karena si Rizal game maniac, dia beli TV baru dengan ukuran lebih besar.

"Iya bentar!" Teriak Rizal dari dalam.

Cklek! Cklek! Suara kunci dibuka dari dalam, Rizal sempat mengintip dari celah jendela. Ketika pintu dibuka pun sama, dia mengintip dulu.

"Apaan sih Zal!" Teriak Iwan

Iwan yang tak sabar langsung mendorong pintu. Rizal terjerebab ke belakang. Untungnya kasur Rizal tepat dibelakangnya jadi jatuhnya tidak terlalu jauh.

"Aduuuuuuh, sakit!" Teriak Rizal.

"Lagian lu ngapain?" Tanya Iwan setelah masuk.

Hari ini hanya aku, Iwan dan Enru yang ke kosan Rizal karena yang lain sedang ada kepentingannya masing masing.

"Duh, ya udh masuk dulu. Terus kunci deh pintunya" jawab Rizal tak lama sambil bangun dari kasurnya dan clingak clinguk melalui jendela.

Sebenarnya dari mimik muka Rizal, dua tidak dalam kondisi sakit. Dia hanya terlihat ketakutan. Dan itu memicuku untuk bertanya lebih lanjut.

"Lu kenapa Zal? Kayak orang ketakutan" tanyaku

Tak lama kemudian Rizal kembali duduk di ranjangnya. Sedang aku mojok duduk di dekat pintu kamar mandinya Rizal. Iwan dan Enru masih berdiri di belakang pintu.

"Sebenernya, semalem kita satu kos ini mengalami hal aneh Jar. Awalnya kita gak ngerasa aneh dengan kejadian tadi malem. Cuma gua yang secara kasat mata ternyata itu bukan hal biasa" terang Rizal

"Emang ada apa Zal?" Tanya Iwan sedikit penasaran

"Semalem sekitar jam 1an gua kondisi udah tidur. Cuma kebangun gara gara pengen kencing. Pas udah tiduran di ranjang tiba tiba kamar gua diketok sekali. Gua masih anggep biasa waktu itu" Rizal berhenti, dia teguk air minum di meja dekat ranjangnya.

"Pas gua mulai siap mau tidur lagi, taunya ada yang ketok lagi. Tapi yang kali ini lebih keras. Gua penasaran tapi bingung juga, siapa yang jam segitu ketok pintu. Gua kira salahsatu dari kalian atau temen gua sejurusan yang ke sini. Karena gua ga mikir macem macem, gua deketin jendela tuh. Gua ngintip dikit" Rizal menelan ludah dan mukanya mulai menegang.

"Taunya pas gua intip, ternyata mamang bakso mau ngambil mangkok gua" pungkas Rizal sambol tergelak

"Bangsat kau ya! Gua udh denger serius!" Teriak Iwan seraya berjalan hendak memukul Rizal. Sedang Rizal mulai ketakutan karena muka jengkelnya Iwan.

"Eh bentar bentar, taunya setelah gua kunci pintu lagi, ga lama pintu gua diketok lagi, sekali tapi kenceng. Gua inget inget takutnya gua belom bayar ke tukang Bakso. Pas gua buka pintu, buset gua kaget banget. Selisih dua kamar dari kamar kosan depan gua berdiri sosok cewe rambutnya ga terlalu panjang pake baju merah lagi ngetok ngetok pintu kamar itu pake kepalanya njay! Gua masih liatin karena mau pastiin takutnya dia orang sekitar kosan" air muka Rizal masih tak berubah, ketakutan.

"Eh ternyata dia pindah ke pintu sebelahnya mendekat ke arah kamar gua dan dia nengok langsung ke arah gua. Matanya sebelah langsung natap gua ga lepas. Dan gua bari sadar kalau dia ga nengok, tapi kepalanya yang muter 90 derajat! Sontak gua langsung tutup pintu" jelas Rizal

"Terus orang kos lu yang lain gimana?" Tanya Enru yang wajahnya masih polos saja. Sedang Iwan dan aku sudah mulai merasa kurang nyaman dengan cerita ini.

"Pas paginya gua tanya ke temen yang lain. Ternyata temen yang lain juga diketok kamarnya. Sampai kamar di lantai 3 juga kayak gitu katanya."

"Astagaaaaaaa kok serem? Gua jadi bergidik sih, tadinya kita kesini mau ngajak lu muncak. Tapi kalau kondisi lu gini, gua takut lu ga mau." Sesal Iwan

"Ya udah lah gua cabut ikut. Gua malah takut kalau disini. Emang kapan berangkatnya" lanjut Rizal

"Berangkat Sabtu, balik Senin. Mau gak? Biar lu ga inget terus sama si merah" terangku.

"Ya udah gua ikut, gua juga takut diem sendiri di kosan." Pungkas Rizal

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CampTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang