2/4 [M]

22.9K 456 7
                                    

3 hari berlalu setelah pertengkaran mereka, Jimin tidak pernah tenang membayangkan Seulgi yang akan bercinta dengan Jaebum, hatinya begitu panas bila memikirkan tentang hal itu. Bahkan saat ini Jimin menyewa beberapa orang untuk mengikuti kemanapun Seulgi pergi, menjaga agar gadis itu tidak nekat melakukan hal yang bodoh. Setiap harinya, dari pagi hingga malam Jimin akan datang ke apartemen Daniel dengan alasan bahwa ia tidak betah sendirian diapartemennya, hal itu cukup membuat Daniel merasa heran mengingat Jimin yang selama ini tidak pernah beralasan jika ingin keapartemennya tiba-tiba jadi seperti ini, namun ia hanya mengiyakan saja, tidak mau ambil pusing karena Jimin sering kesini dan sudah seperti saudara kandungnya sendiri, Jimin bebas melakukan apapun yang ia mau diapartemennya dan Seulgi asalkan dia tidak membawa jalangnya saja.

"Jim, besok minggu lo sibuk gak?"

Jimin yang sedang mengistirahatkan tubuhnya disofa segera membuka matanya menatap Daniel yang terlihat sudah rapi dengan topi dan jaket anti anginnya. "Kayaknya gak deh Niel, kenapa emangnya? Terus lo mau kemana pake baju gituan?"

"Sebenernya sore ini gue rencana mau berangkat hiking Jim, gue disana mungkin sekitar 3 hari, eh belum pasti juga sih, entah senin atau selasa kayanya udah balik dan gue udah packing juga dari kemarin tapi sekarang gue ragu buat pergi"

"Yaelah pergi juga tinggal pergi Niel, lo kan wakil ketua mapala, ngejalanin rutinitas UKM doang kok pake ragu segala?"

Daniel menghembuskan napasnya lelah. "Gue emang selalu siap secara mental sama fisik Jim, tapi kali ini gue gak bisa ninggalin Seulgi sendirian, apalagi beberapa hari ini Seulgi cerita kalo dia ngerasa diikutin seseorang, gue khawatir kalo perasaannya itu bener"

Jimin yang mendengar hal itu dengan segera menegakan tubuhnya, ia mendadak gugup mengingat orang yang mengikuti Seulgi sebenarnya adalah orang yang ia sewa, hatinya merutuk kesal karena orang sewaannya bekerja dengan tidak rapi hingga menimbulkan kecurigaan seperti ini.

Jimin menyisir rambutnya dengan jari kemudian menatap Daniel meyakinkan. "Lo pergi aja Niel gak papa, lo bisa nitipin Seulgi ke gue biar gue yang jagain dia"

"Sebenernya gue udah ngomong gitu ke Seulgi tadi malem tapi dia nolak Jim, dia bilang dia bisa jaga diri dan lebih milih diapartemen sendirian daripada gue titipin di apartemen lo"

Ya, setelah pertengkaran tempo hari, Seulgi terus mengabaikan Jimin walaupun Jimin selalu berusaha mendekatinya, bahkan dia akan mengurung dirinya dikamar seharian agar dia tidak bertemu Jimin.

Jimin mencoba memutar otaknya, masalah ini harus segera diselesaikan, dia tidak pernah bertengkar dengan Seulgi selama ini, Jimin menatap jam digital yang terletak dimeja kecil disamping televisi. Ia segera bangkit dan melangkah masuk kekamar Daniel. Beberapa saat kemudian dia keluar membawa carrier Daniel yang bermuatan 60 liter. Jimin segera menyerahkan carrier dan kunci mobilnya kearah Daniel.

"Lo pake nih mobil gue, bensinnya full kok, tenang aja, lo bisa pergi sekarang kok Niel"

Daniel mengambil carriernya dengan bingung. "Gak usah, gue pake mobil gue sendiri aja, tapi kok gue berasa lo usir ya Jim"

"Gue gak ngusir, lo kan mesti pemanasan dulu disana Niel, atau santai-santai dulu lah biar badan lo fit pas mulai hiking nanti" Jimin menaik turunkan alisnya.

"Tapi Seulgi gimana?"

"Udah lah Seulgi biar gue yang urus, ini udah nyaris jam 3 sore Niel, mending lo cepetan pergi deh, gue pasti jagain dia, lo gak usah khawatir"

Daniel menatap Jimin dengan sedikit ragu, namun akhirnya ia mengangguk dan berjalan kearah kamar Seulgi untuk berpamitan, setelah selesai Daniel segera berjalan keluar apartemen.

Teach Me [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang