Langit sudah menggelap dan Jimin masih setia duduk dibalik kemudinya. Parkiran itu sudah hampir kosong hanya ada beberapa mobil yang terparkir disana dan salah satunya adalah mobilnya.
Beberapa saat setelah ia berhasil mengendalikan tubuhnya dari serangan tiba-tiba Kim Jennie dan membentak wanita itu agar menyingkir dari hadapannya, Jimin segera masuk kedalam mobil dengan nafas tersengal menahan amarah, dan seolah hal itu belum cukup memancing emosinya, balasan pesan dari Seulgi selanjutnya adalah hal yang paling membuatnya merasa buruk.
'Jim, aku udah pulang duluan sama Jaebum, maaf aku lupa ngabarin kamu'
Seulgi pulang bersama lelaki lain sedangkan ia disini menunggu gadis itu seperti orang bodoh. Sungguh rasanya Jimin ingin mengamuk sekarang juga. Ingatannya berputar ke beberapa minggu lalu dimana ia membuat sebuah kesepakatan yang langsung disetujui oleh Seulgi tanpa berpikir dua kali. Apakah sekarang ia tengah dipermainkan?
Jimin segera menurunkan rem tangan dan memasukkan persenelingnya, ia menginjak gas kuat-kuat menuju apartemen Seulgi dengan tidak sabar.
******
Seulgi merebahkan tubuhnya dengan lemah, jangankan berganti pakaian, totebagnya saja masih tersampir dilengan kanannya. Air matanya masih sesekali mengalir, tidak ada lagi yang tersisa baginya, ia sudah begitu lelah. Bukan hanya kenyataan yang menyakitinya, pikiran-pikiran negatif pun turut menyerangnya dari berbagai sisi, membuat hatinya seakan mati rasa saking sakitnya.
Sebenarnya Seulgi tidak sengaja pulang bersama Jaebum, ia berencana pulang sendiri menggunakan taksi namun ditengah tangisnya ia malah mendapati Jaebum menghadang jalannya, menanyakan apakah ia baik-baik saja dan menawarkan bantuan untuk mengantarnya pulang. Jika dalam kondisi normal tentu saja ia tidak bersedia, namun untuk sekarang ia hanya ingin cepat pulang. Maka dari itu ia menerima tawaran Jaebum. Ia ingin cepat pergi dari tempat itu. Beruntungnya Jaebum tidak menanyakan apapun perihal tangisannya, lelaki itu mungkin benar-benar hanya berniat untuk menebus kesalahannya saja.
Tok tok tok tok tok
Suara ketukan tak sabar dipintu kamarnya menarik atensi wanita itu, Seulgi merengut kesal, ia sungguh tidak ingin menemui siapapun sekarang tapi nampaknya Daniel memiliki keperluan sangat urgent hingga mengetuk pintu kamarnya segusar itu.
Seulgi melangkahkan tungkainya dengan agak diseret, bersiap membuka pintu kamarnya yang dikunci dari dalam untuk selanjutnya berencana menatap sebal pada penjahat utama dibalik pintu itu.
Baru sedikit pintu kamarnya terbuka, seseorang dibalik pintu itu menerobos masuk dan menutup kembali pintunya memandang Seulgi dengan tatapan yang sulit diartikan. Antara marah, kecewa, sedih, dan sesaat kemudian berubah menjadi sedikit khawatir saat dilihatnya wajah sang wanita yang nampak sembab.
"Kenapa kamu bisa pulang sama Jaebum? Kamu udah lupa sama kesepakatan kita?"
Seulgi yang ditodong seperti itu hanya terdiam, ia membalikkan tubuhnya dengan getir, melangkah pelan menuju ranjangnya sembari mencoba menetralkan raut wajahnya menjadi sedikit cerah. Ia tidak ingin mengekang Jimin lebih dari ini, ia tidak ingin menjadi beban Jimin lagi.
Jimin yang melihat tingkah gadis itu hanya mengernyit bingung, ia berjalan mendekati Seulgi lalu duduk disampingnya. "Seulgi?"
Seulgi memantapkan hatinya sejenak, ia sudah memikirkan ini dengan baik. Ia akan merawat lukanya sendiri saja. Jimin berhak memilih seseorang yang lebih baik darinya. Lelaki itu pasti sangat tertekan karna harus selalu bersamanya akhir-akhir ini, maka dari itu ia mencari kesempatan untuk berciuman dengan wanita lain tanpa Seulgi ketahui. Jimin hanya sedang menjaga perasaannya, dan hal itu ia lakukan karna Seulgi adalah adik Daniel, sahabatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Teach Me [M]
Romans#Shortstory Seulmin. [M] "Kamu kan udah sering ngelakuin itu Jim, apa susahnya sih ngelakuin itu sama aku, lagian kan aku cuman minta diajarin bukan minta jadi partner kamu" "Kamu udah gila ya?!" Mengenai permintaan konyol Seulgi yang sukses membu...