"Astaga, aku lupa.."
Sarada segera menarik tangannya dari selot pagar ketika menyadari jika rumahnya terkunci. Gadis itu kembali pada motornya yang masih hidup dan merogoh kunci rumahnya di dalam tas.
Sebelum pulang kerja Sarada sempat mendapat pesan dari sang Ibu, kalau rumahnya kosong karena dia dan Miuna sedang pergi ke rumah sakit untuk menemani persalinan Bibi Ino.
Gadis itu membuka pintu rumahnya lebar-lebar. Menyalakan lampu di setiap ruangan karena langit sudah mulai gelap.
"Hn, baru pukul 18.00 ternyata." Gumam gadis itu setelah melihat jam dinding di ruang tamu.
Sarada melepas flatshoesnya dan menaruhnya di rak, berjajar dengan sepatu-sepatu yang lain lebih tepatnya di sebelah sandal karet milik sang Ibu, Sakura.
Sandal jepit karet berwarna merah memang hanya satu-satunya di rumah ini dan milik Ibunya. Sakura selalu bilang jika kakinya gampang pecah-pecah kalau tidak memakai sandal. Tapi berbeda dengan sang Ibu, Sarada lebih senang berjalan dengan kaki telanjang jika di rumah. Lantai rumah selalu bersih, jadi kenapa dia harus pakai sandal?
Sarada merebahkan tubuhnya di tempat tidur, memejamkan matanya sebentar dan bermain dengan gawainya beberapa menit.
From : Mama
'Mama dan Miuna pulang di jemput Papa, sekitar jam set 8 mungkin. Kamu makan duluan saja ya.'Sarada membalas singkat pesan dari sang Ibu kemudian menjauhkan ponselnya dan segera bangkit dari rebahan.
Kalau sudah di tempat tidur. Rasanya berat sekali untuk bangun ya?
Dengan langkah berat Sarada memaksakan diri berjalan ke kamar mandi. Meskipun pekerjaannya tidak terlalu banyak menguras keringat dia tetap harus mandi. Atau, dia tidak bisa tidur nyenyak malam ini.
Sarada menyalakan kran air ke bak mandi, menggantungkan handuk di kastop kamar mandi dan menanggalkan baju yang tengah ia pakai ke dalam keranjang.
Suara air di kamar mandi memang selalu menjadi backsound terbaik saat ia asyik bernyanyi. Sembari mengguyurkan air ke tubuhnya, Sarada bersenandung.
Samar-samar dia mendengar sesuatu.
Sarada menghentikan gerakan tangannya dan memasang telinganya lebih tajam. Meyakinkan diri jika dia mendengar sesuatu.
Ceplak..
Sarada mematikan kran airnya.
Ceplak.. Ceplak..
Suaranya seperti sandal karet milik sang Ibu jika bersentuhan dengan lantai. Apa Ibunya sudah pulang?
"Ma?"
Ceplak.. Ceplak..
"Mama?"
Masih tidak ada jawaban.
Jantung Sarada semakin berpacu. Dia kembali menyalakan air kran dan membilas tubuhnya dengan cepat.
Ceplak.. Ceplak..
Suara sandal karet itu masih berbunyi. Pemiliknya seperti sedang berjalan-jalan ke ruangan tengah, ke tangga, ke kembali ke ruang tengah, ke ruang makan, dan yang paling jelas suaranya seperti berada di dapur.
Ceplak.. Ceplak..
Sarada segera memakai handuk dan mematikan kran airnya.
"Mama?" Kali ini dia berteriak. Dan masih tidak ada jawaban.
"Siapa itu?" Panggilnya lagi dengan suara bergetar.
Ceplak..
Dan suara itu berhenti.
Degupan jantung Sarada semakin keras, wajahnya pucat dan perlahan dia memberanikan diri untuk membuka pintu kamar mandi.
Sarada mengedarkan pandangannya ke penjuru dapur, dan
Tidak ada siapa-siapa.
Dia sedikit menghela napas kemudian menundukan kepala. Matanya membulat seketika ketika mendapati benda yang sangat familiar di dekat kakinya.
Tubuhnya lemas dan dia hampir pingsan saat itu juga,
Sandal jepit Mama ada di depan kamar mandi.
.
***
.
Setelah sekian lama kehilangan mood nulis baru bisa lanjut cerita one-shot yang satu ini.. Huhuhu😣
Semoga mood yang lainnya nyusul ya😖
Btw ini real story ya..
Me as Sarada here✌
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Around You
Terror"A collection of creepy pasta that goes around me.. And You." . Tentang kisah misteri nyata yang saya tulis ulang berdasarkan pengalaman sendiri dan orang-orang di sekitar. Dalam cerita ini ada pengubahan nama dan lokasi. One shoot Disclaimer © Masa...