9; pasti

12 0 0
                                    

Ting!

Pintu lift terbuka di lantai 8. Minchae melangkah keluar dari lift, sementara Jeongin masih berdiam diri di tempatnya sambil memperhatikan langkah Minchae

"Ya udah kalo lo mau pulang, pulang aja." kata Minchae sambil berdiri di depan pintu lift

"Ho--o-oh" jawab Jeongin masih dengan perasaan setengah lega udah jujur tentang perasaannya, dan setengah lagi merasa bersalah

"Maaf ya, tadi gue bawa kabur hp lo, biar lo mau ke sini"

"I--iya.. gapapa"

Setelah dirasa cukup mengobrol, akhirnya dengan berat hati jari Jeongin menekan tombol bertuliskan angka 1 lalu pintu lift tertutup. Mereka berdua pun berpisah di lift.

"Bego banget si lo Jeooongg!!! Seharusnya tadi lo ga ngomong kayak gitu sama kak Chae!!" di dalam lift sendirian, Jeongin pun merutuki dirinya sendiri

Saat kakinya melangkah keluar dari gedung bertingkat itu, matahari sudah tidak menampakkan dirinya. Langit sudah berwarna hitam tidak ada bintang dan bulan yang menyinari. Itu berarti tandanya langit sedang mendung.

Jeongin memutuskan untuk balik ke warnet tempat dia main sama Jisung dkk tadi. Karena jiwa gamer nya sedang membara-bara di hati nya.

Hanya perlu naik bis dari halte rumah sakit dan memakan waktu kurang lebih dua puluh menit, Jeongin sudah bisa sampai di tempat tujuannya.

Namun saat turun dari bis, Jeongin dapat merasakan tetesan air di kepalanya. Tiba-tiba sudah gerimis saja. Untung jarak halte dan warnet dekat. Jeongin langsung berlari kecil menuju warnet.

Setelah sampai warnet, Jeongin membersihkan jaket berbahan parasitnya yang terkena tetesan air, agar tidak terlihat basah.

Kemudian ia melihat kursi komputernya sudah diisi oleh seseorang yang sedang serius memainkan permainan bersama Jisung dkk. Rupanya mereka telah mendapat pengganti Jeongin saat Jeongin dipaksa Minchae ke rumah sakit tadi

"Aaakhhh dikit lagiiii!!" teriak pengganti Jeongin itu

"Nyariisss aja kak!!" Seru Jisung yang bisa dipastikan kalah dalam permainan kali ini

"Yuhuuuu akhirnya kita menaaang!!" Sahut Hyunjin dilanjutkan ber hi-five dengan partnernya, Felix. Intinya warnet itu berasa cuma milik mereka-mereka

"Kak Changbin?!" Sahut Jeongin yang langsung menghampiri ke meja komputer mereka

"Eh.. Jeongin udah dateng" sapa Changbin

"Jeongeeeeennn kartu kemenangan gueeee!!" seru Jisung yang kesenengan karena akhirnya Jeongin balik

"Lah gue kira lo ga bakal balik lagi!" sambung Hyunjin

"Siapa bilang??! Gue bakal menangin semua ronde!" tekad Jeongin sambil dudukin kursinya, sedangkan Changbin udah minggir.

"Wiiih kayaknya jiwa gamer lo lagi membara nih!" seru Felix

"Udah berapa ronde?!" tanya Jeongin yang lagi sibuk ngatur game nya sesuai selera dia

"Baru gue main, satu ronde, langsung K.O." jawab Changbin

"Oke! Main dua lawan dua! Gimana kalo yang kalah traktir makan??" tanya Jeongin yang udah siap ngajakin taruhan

"OKE! Gue suka nih yang lebih menantang!" sahut Hyunjin

Mereka pun mulai fokus ngatur game sesuai kenyamanan masing-masing, biar enak mainnya. Kali ini, Changbin jadi tim hore aja soalnya Jeongin udah dateng

"Dah siaaapp??!" tanya Jisung

"Eh bentar-bentar!!" si Felix belom selesai, lagi cari user name yang estetik. Beda sama Jeongin, dari tadi dia udah siap di depan komputernya. Kedua tangannya juga udah siap di atas keyboard, tinggal klik 'start'.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sabar (PART II) |Stray Kids|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang