6

313 24 1
                                    

Aku tahu kalian pasti gabut di malam minggu ini. Yaiyalah, kalian jomblo😂😂😂
Biar gak gabut baca ini aja ya
/Aku juga gabut/

.

.

.

.

.

"Apa maksudmu? Kau membunuhnya?!"

---

Dan di sinilah aku sekarang, bersama Chanyeol. Setelah perdebatan kekanakkannya dengan Kai, akhirnya Kai yang mengalah. Chanyeol sibuk menyetir dengan satu tangan bertengger di pelipisnya.

Tahan Rin, jangan sampai kau mengatakan bahwa dia tampan. Sial, aku mengatakannya.

"Apa kau yakin tak ingin bicara?" Chanyeol bersuara. Aku terperanjat. Suara bas-nya cukup mengangetkanku yang sedang melamun. "Uhm, kita akan ke mana, Tuan?" Tanyaku ragu.

Chanyeol terkekeh pelan. "Jangan panggil aku 'Tuan'. Siapa yang mengajarkanmu seperti itu?"

"Tuan Dio." Jawabku cepat.

"Ah, anak itu. Dia terlalu kaku sehingga sering menggunakan kata seperti itu," Ujar Chanyeol. "Kalau kau mau, kau boleh bicara santai padaku." Aku mengerutkan alisku. "Contohnya?"

Chanyeol kembali terkekeh. "Kau bisa menggunakan kata lo-gue daripada aku-kau atau aku-kamu. Yeah, sejujurnya aku sendiri tidak keberatan jika kau memanggilku Chanyeol saja, tanpa embel-embel sejenisnya."

"Tapi, jangan coba-coba berbicara santai pada yang lainnya oke? Mereka tak akan menyukainya." Ujar Chanyeol memperingatkan. "Jadi, gue boleh panggil lo Chanyeol nih?" Aku melirik Chanyeol dengan alis yang naik turun.

Tawa Chanyeol pecah seketika. Dia bahkan sempat memukulku beberapa kali. Untung saja mobilnya tidak oleng atau semacamnya. Dan sekarang, Chanyeol tertawa sambil memukul stir dan sesekali mengusap air matanya. Hei, apakah ucapanku tadi teramat lucu atau Chanyeol yang receh?

"Aduh, gila. Lo peliharaan pertama yang berani ngomong santai sama gue, hahaha. Duh, perut gue!" Chanyeol kembali tertawa. "Chanyeol, gue rasa mending kita minggir dulu. Lo puasin dulu deh ketawanya," Chanyeol pun menuruti kata-kataku.

Setelah menepi, Chanyeol keluar dari mobil. Aku langsung mengikutinya dengan langkah yang tertatih. "Chanyeol, gue cuma minta lo minggir bukannya turun!" Aku mempercepat langkahku untuk mengejar Chanyeol. Aish, ini menyakitkan.

"Kita udah nyampe, Violet." Chanyeol berbalik dan menungguku. Hei, dia tidak berniat menggendongku seperti Baekhyun atau Lay? Huh, ini melelahkan sekaligus menyakitkan tahu?!

"Memangnya siapa yang akan menerima paket itu?" Tanyaku yang sudah ada di samping Chanyeol. "Hei, lo pake formal lagi!" Ujar Chanyeol. Aku mendengus, "Bicara santai bukan gayaku."

Chanyeol mengambil bando telinga kelinci yang ada di kepalaku. "Dan kau juga tidak cocok berpenampilan imut." Dengan mudahnya dia mematahkan bando itu. Jujur saja, aku suka bando pemberian Kai itu.

Chanyeol melanjutkan langkahnya dan meninggalkanku di belakang. "Hei, kau belum menjawab pertanyaanku!" Aku kembali mengejar Chanyeol. "Yang akan menerima paket ini adalah teman baikku." Chanyeol memamerkan benda yang dia bilang paket itu.

Monster | EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang