Alex menggendong Leera ala bridal menuju kamar hotel, padahal di ballroom sana masih banyak tamu yang masih berdatangan. Namun, bukan Alex namanya jika tidak bisa membawa Leera. Dengan alih-alih karena tidak tega melihat Leera kelelahan.
Leera pun menurut. Memang benar apa yang di katakan Alex. Kakinya seperti mau patah karena sudah berdiri berjam-jam di sana. Belum lagi harus menyalami ribuan tamu yang hadir. Ingin rasanya ia menangis, namun ini adalah hari bahagianya bersama Alex. Sebisa mungkin Leera melawan rasa egonya sendiri. Dan bersyukurnya ia, karena Alex paham apa yang di rasakan dirinya.
Alex sampai di depan pintu kamarnya. Dengan susah payah ia membuka pintu dengan satu tangan, karena harus menjaga keseimbangan tubuh Leera yang masih ada di dalam gendongannya. Setelah pintu berhasil di buka, Alex langsung masuk dan menutup pintunya kembali. Ia pun melanjutkan langkahnya menuju ranjang yang sudah di taburi dengan kelopak bunga mawar.
Alex menurunkan badan Leera dengan perlahan. Sedangkan Leera masih mengalungkan tangannya di leher Alex dengan erat. Jantungnya berdetak kencang, Leera pun masih menyembunyikan wajahnya di dada bidang Alex karena nerves.
"Baby ....," lirih Alex seperti gumaman di samping telinga Leera, setelah Leera terbaring dengan sempurna. Jantung Leera berdetak semakin tidak beraturan mendengar suara serak Alex.
Leera melepaskan tautan tangannya. Kemudian memandang wajah Alex yang berada tepat di depan wajahnya, hanya berjarak beberapa centi saja.
Alex tersenyum, Leera pun ikut tersenyum.
Alex merangkak ke atas ranjang dan membaringkan tubuhnya di atas tubuh Leera. Salah satu tangannya menyusuri wajah Leera dengan gerakan pelan. Sedangkan salah satu tangannya lagi menjadi tumpuan untuk menjaga tubuhnya.
Jemari Alex berhenti di bibir mungil Leera yang masih di lapisi dengan lipstik. Sedangkan Leera hanya diam mematung seperti orang yang terhipnotis.
Alex memajukan wajahnya kemudian mencium dan melumat bibir Leera dengan gerakan pelan. Leera pun memejamkan mata menikmati setiap sentuhan tangan Alex yang mulai menjalari tubuhnya.
Seperti tersengat listrik, tubuh Leera bergidik.
"Boleh aku minta sekarang? Sudah cukup kamu menghukumku selama tiga tahun, Baby."
Dengan mantap Leera mengangguk. Memberikan kode kepada Alex jika ia menyetujuinya. Karena ia pun merasa bersalah dengan Alex, yang sudah sabar menanti selama tiga tahun lamanya.
"Terima kasih," ucap Alex dibarengi dengan senyuman manisnya.
Alex pun melanjutkan aksinya. Mencubu tubuh Leera dengan gerakan pelan. Mencium bibir Leera, merambat ke rahang dan juga lehernya.
Sedangkan Leera mulai menikmati cubuan Alex, meremas rambut Alex dan meliuk-liukkan tubuhnya ketika merasakan sesuatu yang aneh di dalam perutnya.
Semakin lama Alex mencubu, semakin lama menyiksa tubuh Leera yang menginginkan tubuh Alex.
Leera mulai membalas ciuman Alex, menarik tengkuk Alex dan meremas rambut belakangnya. Sedangkan Alex, ia menelusupkan kedua tangannya ke belakang punggung Leera dan menarik resleting gaun Leera.
"Baby ... boleh sekarang," ucap Alex dengan suara seraknya.
Leera mengangguk.
****
Leera membuka matanya. Pandangan pertama yang ia lihat adalah Alex, sang suami. Ia tersenyum sambil mengelus wajah Alex yang masih memeluk erat tubuhnya. Leera menoleh ke bawah, melihat tubuhnya dan tubuh Alex yang hanya terbalut selimut tanpa pakaian sehelai pun. Mengingat kejadian semalam membuat pipi Leera memanas dan malu. Namun ia senang, karena sudah bisa memberi haknya sebagai seorang istri kepada sang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Future Life II (After Wedding)
Romance"Jodoh adalah takdir. Jika kita memang ditakdirkan untuk bersama, maka akan aku terima takdir hidupku bersamamu."