Prolog

17 1 0
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Mimpi?
Cita cita ?
Aku yakin kalian semua pasti memilikinya, apakah kalian tak pernah kecewa ketika mimpi dan cita-cita kalian tak jadi nyata?
Namaku Muhammad Thauq Athallah Dzakir Alauddin, ibuku yang memberi nama itu, namun ia tak pernah memberi tau apa artinya, ibuku bilang kalau aku adalah anak yang memiliki potensi yang tinggi itulah ia memberi nama itu padaku, potensi apa maksudnya aku tak pernah tau, yang aku tau nama itu membawa kesengsaraan padaku saat ujian, yah LJK harus kuisi dengan penuh karena namaku yang sangat luar biasa itu.
Tentang mimpi, aku tak pernah bermimpi, menurutku semuanya telah ditentukan takdirnya oleh Allah SWT, membuat suatu mimpi artinya menyalahi takdir-Nya, dan juga bukankah bila kau bermimpi yang terjadi juga akhirnya takdirnya ilahi kan? Jadi untuk apa? Jalani, percaya dan syukuri saja semuanya, bukankah takdir dari sang pembuat skenario terbaik itulah yang paling sempurna.
Itulah prinsip dan pemikiranku waktu itu, sebelum aku memilikinya, sepuluh lembar kertas yang merubah semuanya, merubah pemikiranku tentang sebuah mimpi.
Karena ternyata mimpi tak sesederhana itu, mimpi bukan hanya sekedar mimpi.


Holaa guys, I'm back xixi

Sejujurnya aku udah lupa tentang cerita ini, tapi karena agak gabut jadi aku buka wattpad dan inget ternyata aku ada cerita yang kayaknya mangkrak dari beberapa tahun yang lalu. So, I choose to continue this one. Karena lama nggak nulis jadi mungkin agak kaku dan blank idea but if we never try how will we know, right? 

Keyy, I hope u can enjoy this story yaa.

Aku akan coba buat update cerita setiap senin malem, But I don't promise about it. 

Sepuluh Lembar MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang