Jurnal Bagian I | Malam Pertama

514 0 0
                                    

"Aku bertemu dengannya di dalam tidur dan mimpi Panjang, aku kira itu nyata amat sangat hidup semua obrolan yang di bicarakan bahkan sampai saat ini masih terlihat jelas senyumnya dengan rambut pendek yang hitam legam, dan anting2 berkilauan di telinga kirinya. Saat terbangun aku merasa menyesal, ada hal yang belum aku sampaikan."

Malam Pertama

"Mario. . . lesu amat. kurang tidur?"

"eh mas, engga juga sih cuman kayaknya posisi tidurku kurang nyaman aja. Kualitas tidur jelek hehe"

  Samsul adalah teman sekelasku yang baru-baru ini kami makin deket gara-gara ada proyek yang kita kerjain bareng, umurnya sekarang 20 thn sama denganku cuman beda 2 bulan dia lebih tua, karena di tubuhnya ada darah jawa titisan dari bapaknya orang magelang jadi aku sering panggil dia mas.

  Namaku Mario Arsan sedang menuntut ilmu di sebuah universitas suasta di kota bandung, program studi yang aku pelajari adalah desain komunikasi visual grafis atau akrab di sebut DKV, belakangan ini aku sering mengalami gejala asik banget. NGELAMUN, kalo kata teman-temanku sih karena kecapean jadi kurang fokus makannya butuh pendamping. Tiga hari yang lalu aku pulang ke kosan lebih awal biasanya pulang di atas jam 12 malam, maklum mahasiswa tingkat 3 dan udah mulai sibuk-sibuknya ngerancang kelulusan. Jam 20.00 WIB aku udah di kosan tumben tumbenan sih emang, cuman emang hari itu badan capek banget banyak kegiatan sama nongkrong lagi kurang asik aja.

  Sesampai di kamar kost aku rebahan di Kasur kesayangan yang agak keras,karena sebenernya emang bukan kasur yang umum aku pake. sofa yang bisa dijadiin kasur, tapi keunggulannya itu hemat ruangan sama kamar bisa di tatarapih, standar anak kost cowo lah rapihnya juga. Aku gak langsung ganti bajukarena pw banget main hp scrolling explore Instagram yang lagirame-ramenya selebgram foto-foto menggemaskan, liburan di pantai, sama video lagi nyanyi-nyanyi 'ijinkan aku untuk terakhir kalinya. . . . " yang ituloh yang "semalam saja bersamamu mengenang asmara kita. . ." gak kerasa aku ketiduran.

    1. "aku anggap itu bukan tidur biasa, itu sebuah perjalanan"

  Aku pake pakaian yang biasa aku pake ketika ke kampus, waktu itu cuacanya cerah sekali dan tumben jalanan sepi, udaranya kaya abis ujan ada bau tanah yang basah dan aromanya menyegarkan, biasanya di depan kost ada tukang jualan buah-buahan sama es cendol tapi tumben jam segini udah gak ada, aku liat jam di handphone masih jam 14.00 wib. Tiba-tiba pengen ke mini market yang deket kostan cuman jalan kaki.

    2. "perjalanan yang terasa panjang, ini seperti kota kenangan"

  Jalanannya tidak asing namun rasanya seperti pertama kali, aku jalan kaki tujuannya ke mini market tapi gatau mau beli apa. Aku melihat langit, kenapa warna awannya merah, seluruh isi langit berwarna merah, aku bisa melihat benda atau apapun yang ada di depanku tapi tidak bisa melihat ke sekelilingnya walau aku ingin tapi tidak bisa. Aku sudah tiba di minimarket secara tiba-tiba lalu tertegun aku tidak tau harus apa lagi

    3. "aku masuk ke dalam alam putih dengan langit merah, bebatuan disana terkoyak habis"

"Rio. . . Kamu kan mau beli kado ulang tahun untuk ibu, kenapa lama sekali aku udah nunggu dari tadi. Untung belum aku tinggalin, gimanasih minta anter tapi datengnya telat"

  Apa yang terjadi saat itu sangat mengherankan, siapa wanita ini. Tiba-tiba dia tau namaku dan aku tidak sedang ingin membeli kado untuk siapapun ditambah hari ulang tahun ibuku masih 2 bulan lagi. Dia menghampiriku, aku tak punya kekuatan bahkan untuk menoleh sekalipun hanya bisa menatap dan terpaku padanya. Aku mulai terbiasa dengan dia, tiba-tiba rasanya dia tidak asing dan sebagai orang yang baru aku temui aku tidak merasa terganggu kami saling berdekatan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 23, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Jurnal MimpiWhere stories live. Discover now