Chapter 1

38 2 0
                                    

"Dimana aku?" gumam seorang lelaki berambut keemasan dengan mata hijau emerald dan juga dengan pakaian kimono ala seorang samurai di jepang yang terbaring tepat di depan gerbang laboratorium misterius.

Matahari terlihat sedang sangat terik, dan ia masih belum paham dengan apa yang telah terjadi. sepertinya, ia kehilangan ingatannya, secara keseluruhan.

Perlahan dia mencoba berdiri, manik hijaunya terlihat menyapu suasana sekitar. Rasanya seperti Dejavu. Kemudian, pandangannya jatuh pada Laboratorium itu, 'Mungkin di dalam sana ada seseorang yang bisa membantuku.' ucapnya dalam hati.

Pemuda berambut keemasan itu masuk kedalam Laboratorium melewati gerbang depan yang sudah ada di depannya sedari tadi. Saat dia hendak membuka gerbang, tiba-tiba salah satu pecahan memorinya kembali. Ingatan-ingatan itu seolah menusuk langsung pada otaknya, membuatnya melihat sebuah kilasan balik berisi gambaran dari potongan memorinya. tentang sebuah pembantaian sadis yang membuatnya merasakan sebuah amarah terpendam.

"Uagh!" teriaknya yang hampir terjatuh karena kehilangan keseimbangan. tangannya meremas kuat surai keemasannya, rasanya kepalanya berdenyut sakit karena efek samping dari potongan memorinya yang kembali. Selama beberapa saat, dia mencoba menenangkan diri sambil berpegangan pada tiang penyangga atap yang terdapat sebuah papan dengan tulisan balok,

'Laboratorium ini kawasan pribadi! Dilarang masuk!.'

'Apa-apaan itu tadi? Kenapa aku melihat pemandangan aneh seperti itu? Dan kenapa rasanya, sungguh... membuatku ingin menghancurkan segalanya?.' Gumamnya.

ia sedikit membenarkan posisinya yang hampir terjatuh. Setelah menenangkan diri, dia segera masuk ke dalam laboratorium itu. Suasananya terasa begitu gelap dan sunyi. Disana, hanya terlihat cahaya berwarna kuning keemasan di ujung lorong. Entah apa yang di pikirkannya saat itu, dia hanya berjalan dengan tatapan kosong ke arah cahaya itu.

Tap... Tap... Tap...

Suara langkahnya terdengar dengan jelas di antara lorong gelap dengan beberapa lampu diatasnya, sungguh pencahayaan yang tidak berguna. Jaraknya mulai terlihat tidak jauh dari cahaya itu. Namun langkahnya terhenti saat seseorang memanggil sebuah nama yang terasa tak asing di telinganya.

"Mizuki Tohru,"

Sumber suara itu seakan muncul berada di samping kedua telinganya, namun saat dia menoleh ke kiri dan ke kanan, tidak ada seorang pun di sekelilingnya. Dia segera memasang kuda-kuda bertarung yang entah dia pelajari dari mana, tapi tubuhnya seakan sudah hafal dengan gerakan waspada tersebut.

"Hei-hei, aku tidak akan menyerangmu." ucap suara seseorang yang misterius itu lagi, saat pemuda yang di panggilnya Tohru itu menggunakan kuda-kudanya.

"Apa aku bisa mempercayaimu?" balas Tohru itu dengan gerakan waspada.

"Berhenti bicara dan bantu aku!"

"Jika aku tidak mau?"

"Kau harus. karena saat ini, hanya aku yang tau informasi tentangmu." suara misterius itu yang berhasil membuat Tohru bergetar.

"J-jadi, apa maumu?" balas Tohru sedikit merinding,

"Teruslah berjalan ke arah cahaya itu, dan nanti akan ku beri arahan,"

Tohru hanya menurut dan terus berjalan. Cahaya nya memang sudah terlihat dekat tapi entah kenapa baginya terasa sangat jauh. Setelah beberapa saat berlalu, akhirnya Tohru sampai ke arah sumber cahaya itu, dia melihat sebuah tabung berisi pedang yang terlihat sangat sederhana. Ganggang pedang dan sarung pedang masih terbuat dari ukiran bambu polos tanpa cat, namun tetap terlihat elegan. benda itu terlihat familiar untuk Tohru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang