Seorang gadis tampak tengah bersandar di depan kap mobilnya Dengan tangan terlipat saling menyilang di depan dada. Dengan rambut berwarna kecoklatan sedikit ikal di bagian bawah membuat banyak para lelaki menatap kagum padanya. Tentunya dengan memakai seragam sekolah rok kotak kotak selutut berwarna biru dan bajunya hanya garis di sebagian sisinya berwarna biru juga dan yang lainnya berwarna putih.
Jessica Jung, Sica, atau Jessie.. Begitulah orang orang memanggil kepada gadis cantik yang mempunyai senyum yang terkesan dingin namun sangat manis ini. Dia hanya tersenyum miring melihat kearah depan yang terdapat beberapa orang yang sedang adu kekuatan, Tawuran. Yah memang sering terjadi tawuran di setiap minggunya di depan SMA Soshi. Dan setiap saat pula gadis itu hanya memandang remeh kejadian yang sering terjadi di depan sekolahnya itu.
Bukan hanya lelaki yang ikut dalam adu kekuatan itu, tapi terdapat juga beberapa perempuan yang termasuk 'jagoan' dan mempunyai keahlian dalam bidang ini. Dilihat di seberang sana, di jalan raya yang cukup sepi itu terdapat banyak orang dengan peralatan lengkap yang sedang menyerang satu sama lain. Lagi lagi gadis itu hanya tersenyum miring. Bukan tawurannya yang menjadi perhatian darinya selama ini. Tapi seorang lelaki yang juga ikut masuk ke dalam tawuran tersebut.
Sesekali ia meringis ketika benda tajam menghantam tubuh salah satu dari puluhan orang disana. Tetapi bukan lelaki yang tengah ia amati, lelaki itu cukup gesit untuk menghindari serangan lawan meski ada beberapa kali ia terkena pukulan yang membuat gadis itu ingin berlari melindungi lelaki itu. Namun ia berusaha untuk tidak berlari kesana, karena selain berbahaya, orang orang di sana juga sudah ahli tidak seperti dirinya yang hanya berani melihat itu dari kejauhan.
Beberapa saat kemudian, terdengar bunyi sirine yang semakin mendekat. Yaps, mereka semua tahu Pasti itu polisi yang datang. Dengan cepat mereka semua membubarkan diri dan menyelamatkan diri sendiri. Sedangkan seorang lelaki tampak diam tidak tahu harus berbuat apa hanya melihat ke kanan dan ke kiri dengan wajah bingung.
Sementara gadis yang sedari tadi diam itu akhirnya berlari mendekati ke area kejadian dan langsung menarik lelaki itu untuk masuk ke mobilnya, jessica langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi menghindari kejaran polisi.
Setelah merasa cukup aman, jessica menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang lumayan sepi. Dia mengatur nafasnya karena ikut gugup melihat polisi datang ke tempat kejadian tawuran berlangsung, Padahal dirinya sama sekali tidak terlibat. Begitupun dengan lelaki di sebelahnya, Dia juga mengatur nafasnya yang tidak beraturan karena terkejut dengan datangnya polisi yang tiba tiba dan mengacaukan tawuran itu bersama teman temannya tadi.
"Kamu tidak jera ya.." dengus jessica pada namja di sebelahnya
"Cckkk.." decak namja di sampingnya tampak tidak suka.
"Kamu tahu, perbuatanmu ini bisa membahayakan semua orang, Termasuk dirimu sendiri. lihatlah wajahmu, setiap hari terdapat luka baru di sana. Kamu tidak malu???"
"Malu kenapa?? Aku fikir Seorang lelaki wajar bila ada luka mau pun goresan di wajahnya"
"Ya, tapi bukan berarti setiap hari harus ada luka yang baru!!" Jessica sedikit meninggikan nada suaranya, ia menatap namja itu dengan tatapan yang sulit di artikan. "Mulai dari sekarang, aku ingin kamu berhenti tawuran" ucapnya tegas.
"Aku tawuran ada alasannya Sica, Mereka menghina temen temanku.. Dan aku tidak terima teman ku di perlakukan seperti itu "
"Temanmu kan yang di hina??? Dan ajaibnya teman yang kamu maksud itu semua lebih hebat dari pada kamu. Kamu fikir mereka tidak bisa berantem sendiri??? Dan kamu fikir ilmu beladirimu udah paling tinggi, gitu??"
"Tidak, aku tidak pernah berfikir begitu. Bahkan teman perempuanku ada yang sama sekali tidak pernah belajar beladiri" Bantah lelaki itu dengan cepat.