Pagi itu, hari pertama sekolah setelah liburan yang cukup lama. Seperti biasanya, aku menyiapkan segalanya untuk pergi sekolah. Kebetulan hari ini tidak ada pelajaran. Tasku menjadi lebih ringan. Setelah sarapan, aku pamit kepada orang tuaku dan berangkat sekolah. Sesampainya di sekolah, aku bersalaman dengan guru guru dan memasuki kelas. "Woy, pakabar?" sapa seseorang. "Baik." jawabku. Dia adalah Tatan, salah satu sahabatku. "Ayo keluar, kita maen ama bocah bocah tuh!" ajaknya. Aku menolaknya. Ia pun memasang muka mencemooh dan berkata "Ah cupu lo!"
. Benar benar seorang "sahabat"."Hari pertama masuk sekolah sepertinya tidak akan berjalan lancar" batinku. Aku pun duduk di sebelah Tatan. Meskipun aku kesal dengannya, aku tidak berani menjauh darinya, sebab ia sudah menganggapku sahabat.
Aku pun mulai mengobrol dengannya, dia melucu, aku pun tertawa. Tapi apabila aku yang melucu dia akan menghinaku sebagai orang yang tidak lucu dan tidak mempunyai selera humor. Bukan hanya meledekku, ia juga mengajak kawan kawannya menertawakanku.
Aku sudah terbiasa, sebab 5 tahun aku satu sekolah bersamanya.Aku pun kembali ke kelas, berharap menemukan kedamaian sendiri. Aku bermain dengan anak anak yang, yaa, kusebut mereka sebagai anak anak baik. Pintu kelas terbuka, Tatan muncul. Ia menemukanku bermain dengan anak baik dan kembali menghinaku. Aku pun menghampirinya, dan berkata "Apa-apaan sih lo? Lo pikir gua takut ama lo?". Ternyata ia balik memarahiku. "Jangan sok gaya deh lo!" ujarnya sembari mendorongku ke tembok. Aku ingin menghajarnya tapi anak anak lain menahanku agar tidak emosi. Aku tertunduk dan berfikir "Rasanya lebih baik pulang" kataku dalam hati.