Muka Dua

327 1 0
                                    

Malam setelah hari pertama sekolah, aku masih memikirkan kejadian tadi. Aku ingin meminta maaf kepadanya, tapi takut.

"Kenapa aku harus berbuat seperti itu" sesalku. Aku kemudian menyiapkan buku dan tidur.

Paginya, saat aku duduk di meja makan, ibuku bertanya "Kenapa murung sekali?". Menyadari bahwa wajahku terlihat murung aku langsung memasang muka senang. "Ah tidak apa-apa kok" jawabku. Aku segera pamit pada ibuku dan mengambil handphone ku.

Aku hanya keluar gerbang rumah, tidak langsung berangkat. Memikirkan kejadian kemarin sudah membuatku takut. Aku pun membuka WhatsApp dan mengetik permintaan maaf padanya.

Pesan itu tidak dibalas, aku semakin khawatir akan dimaki maki olehnya di sekolah. Aku langsung mengeluarkan motor dan menggebernya menuju sekolah.

Sesampainya di sekolah, aku buru buru masuk kelas, lalu merobek sehelai kertas dan menuliskan kata kata permintaan maaf.

Saya meminta maaf atas kejadian kemarin. Saya harap anda dapat memaafkan saya. Semoga pertemanan kita tetap tersambung.

-Sahabatmu

Aku langsung buru buru menaruhnya di atas meja Tatan, kemudian lari ke toilet. Kebetulan pelajaran pertama gurunya tidak masuk jadi aku bisa berlama lama di toilet.

Aku pun kembali ke kelas, dan Tatan menyapaku sembari berkata "Iya, gw maafin." Kami pun melewati pelajaran pertama sampai istirahat pertama dengan rasa senang.

Saat istirahat pertama, aku memutuskan untuk memakan bekal, sementara ia permisi ke kantin. Seseorang menghampiriku, dan bertanya "Boleh nggak, aku makan di sebelahmu?". Aku mengangguk. Ia adalah Taqi, anak yang baik dan tidak pernah macam macam. Kami pun mengobrol yang awalnya tentang games, tapi malah berakhir dengan membicarakan masalah masing masing. Masalah yang ia alami lebih buruk, karena ia lebih sering dibully.

Ia pun keluar dari kelas. Tiba-tiba, ia kembali ke kelas dan berkata kepadaku "Tatan sedang ngomongin elu!". Aku merasa kecewa terhadap kelakuannya. Aku masih ingat dia menerima maafku tadi pagi, walau itu sebenarnya adalah kesalahannya. Taqi menepuk nepuk punggungku.

DendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang