Katanya kalau pukul 00.00 adalah waktu yang paling pas untuk bermanja manja dengan Tuhan. Aku pun adalah salah satu dari bermiliyaran manusia yang mencoba untuk begitu kepada Tuhan. Berharap pada Tuhan tak masalah bukan? Asal jangan pada manusia saja. Karena aku saja yang banyak berharap pada manusia tak pernah mendapat yang pasti untuk hidupku ssampai saat ini. Satu minggu dari sekarang sebelum semuanya berakhir aku ingin merayu Tuhan tiap jam 00.00, semoga Tuhan sungguh-sungguh senang mendengar rayuan dan dikabulkan pula segala isi-isinya.
Penantian panjang dari sejak aku sadar telah menjadi orang yang paling brengsek di muka bumi versiku, kini mulai terjawab. Mulai terlihat dan nampak sangat nyata. Rasa takut dan tak karuan mulai menggerogoti setiap jengkal langkah yang aku tapaki. Setiap cerita-cerita yang sudah aku bagikan bersamaan dengan perasaan yang terdalam kini berubah menjadi sia-sia. Bukan karena tak menarik, hanya saja aku tak yakin itu masih pantas untuk di nikmati oleh banyak orang.
Sekali lagi sebelum semuanya berakhir menjadi hancur, izinkan "SATU MINGGU SEBELUM" ini menjadi cara terakhirku untuk mengenang semunya selama kurang lebih 9 tahun lamanya. Hanya butuh waktu satu minggu kurang lebih untuk aku memastikan bahwa perkenalan kami, ketika kami jatuh cinta, patah hati bersama hingga merelakan semuanya adalah momen-momen yang memamng benar berharga.
Selamat membaca. Jangan siapkan tisu. Bairlah air matamu mengalir sebagaimana mestinya. Kau hanya perlu menyekanya dengan tanganmu sendiri. Agar tanganmu tau seberapa banyak air mata keluar dari matamu
Ridzki S. Maulani
YOU ARE READING
SATU MINGGU SEBELUM
RomanceCerita ini adalah benar-benar cerita yang benar adanya. cerita dari seorang mantan yang masih saling mengharapkan, namun suatu hari salah satu dari mereka menghilang tanpa ada hal yang dibicarakan. tiba-tiba sebuah kabar tak mengenakan tersebar luas...