Langkahku semakin jauh, tujuanku kini semakin dekat. Dan kuputuskan inilah awal baru kehidupanku.
Namanya Bintang. Dia bukanlah murid berprestasi untuk masuk sekolah terkenal ini. Dia hanya mengandalkan zonasi untuk bisa menggapai sebuah mimpinya nanti. Dia bukan juga murid cantik yang banyak digemari bahkan di sanjung disana sini. Biasa. Mungkin itu yang bisa menggambarkan jati dirinya.
Bintang menenteng tas barunya dan merapihkan seragamnya. Tidak lupa juga dia meramalkan doa dalam hati agar langkahnya nanti tidak sia sia lagi.
"Semoga gue bisa jalanin hari ini dengan baik" Bintang menghembuskan nafasnya gusar berharap kali ini dia bisa diterima dengan baik di sekolah impiannya ini.
Bintang berjalan untuk memasuki halaman sekolahnya tersebut. Dan betapa terkejutnya saat dia melihat dengan mata sipitnya sendiri bahkan sma ini lebih indah dari yang dia pikirkan tadi . Sma negeri 01 tumijajar.
Dengan senyum mengembang bintang berterima kasih sekali karena telah diterima di sma ini. Segera dia meletakan tas mungilnya di tumpukan tas siswi lain. Ia berbaris di barisan paling belakang karena masa upacara penerimaan siswa baru akan di mulai.
"Bintang heyy" siswa tersebut melambaikan tangannya. Bintang yang tersadar akan panggilan tersebut menoleh ke belakang dan ternyata Frisya. Teman sekelasnya dulu. Bahkan sahabatnya hingga saat ini.
"Frisyaa kangenn" bintang memeluk sahabatnya tersebut, dan tersenyum.
"Sama aja , aku juga kangen. Yaudah baris dulu nanti di lanjut bentar lagi mulai lohh" frisya memperingatkan bintang akan adanya upacara hari ini
Bintang yang tersadar segera merapihkan barisannya kembali.
Upacara berlangsung sekitar 20 menit. Saat upacara selesai, siswa akan dibagikan kelas mplsnya . X soetomo kelas mpls bintang yang di pimpin oleh kak Pras dan kak Ira.
"Yah lantai atas kelas gue" Bintang menggerutu dalam hati. Bagaimana tidak? Dia sedari tadi sudah berjalan sekian jauhnya dan sekarang harus naik puluhan tangga lagi? Ohh tidak.
"Capekk" setelah sampai dia segera masuk kelas mpls nya ini. Dan mulai berbaur dengan murid lain.
"Asalammualaikum" ucap sang kakak pembimbing saat memasuki kelas
"Waalaikumsallam"ucap mereka bersamaan.
"Mau maen game apa ni adik adik" tanya kak Pras memulai topik.
"Game yang seru dong kak" ucap murid di sebelahnya lantang.
Kak ira yang mendengarnya hanya tersenyum maklum."Kita ada 1 game yang akan dimainkan nanti. Dan gamenya adalah kalo kakak sebut no 1 yang no 1 sebut angka yang lainnya. Jadi kita mulai menghitung dari sekarang."
Sungguh, kakak pembimbingnya begitu asik dan baik. Semoga tuhan membalas semua kebaikannya kepada kami dan mengganti lelahnya menjadi lillah Batinya.
Selang beberapa waktu kakak pembimbing dari kelas lain datang mengunjungi kelas Bintang saat ini. Tersampir almameter di punggungnya. Yang bintang sendiri tidak tahu apa lambang dri almameter tersebut.
Satu per satu kakak pembimbing yang lainnya masuk. Bintang menyipittan matanya saat kakak kelas yang tidak Bintang kenali namanya tersenyum hangat terhadap mereka semua. Sungguh senyum terbaik yang pernah dia lihat selama 14 tahun usianya ini.
Bintang menyenggol lengan teman disebelahnya"Manda liat geh ganteng ya" dia tersenyum melihat Manda yang membulatkan matanya.
"Yang mana si" Manda tampak mencari cari kakak yang dia bilang tadi.
"Yang itu, yang lagi senyum. Yang beda sendiri nda" Bintang mengarahkan telunjuk kanannya. Sadar jika di perhatikan Bintang segera menarik telunjuknya kembali.
"Biasa aja" ceplosnya seketika yang membuat Bintang mengerucutkan bibirnya kesal.
Kakak tersebut memperkenalkan dirinya masing masing. Ada satu kakak yang Bintang lihat lucu sekali perilakunya. Mudah berbaur dan membuat lelucon yang bisa membuat mereka tertawa. Bintang sendiri sampai sakit perut di buatnya.
Kini giliran kakak kelas yang dia sebutkan tadi. Sungguh dia tidak berbohong tentang senyumnya tadi. Begitu manis dan tidak terpaksa, diabetes lama lama pikirnya ngaco.
"Perkenalkan nama kakak Aksara, jabatan kakak sebagai anggota osis"
Dia memperkenalkan diri."Oh osis, susah ni dapetinnya" Bintang segera menepik pikiran konyolnya ini. Niatnya kan mencari ilmu, bukan mencari kekasih. Bintang cekikikan saat memikirkan ide tersebut.
"Ada yang ingin ditanyakan?" Ucap kak Aksara membuyarkan lamunanya
Dia ingin sekali menanyakan nomer whatsapp atau nama ig nya agar bisa lebih mengetahui tentang kakak tersebut tapi sungguh memalukan pikirnya.
"Kak kelas berapa ?" Tanya murid lelaki yang tidak Bintang ketahui namanya
" kelas 11 jawabnya ramah"
Sekali lagi dia tersenyum.Bintang menutup matanya rapat rapat, menetralisir letupan jantung yang mulai berdetak tak wajar. Dia yakin dia hanya sebatas mengagumi tidak lebih. Karena ini bukan cinta pertamanya lagi.
Semenjak saat itu dia mulai mencari tahu tentang kakak tersebut lebih dalam. Kini stalker adalah profesinya.
Terima kasih telah membaca cerita ini, jangan lupa vote dan komentarnya.
Dari aku pengagum rahasia mu
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTIH ABU ABU
Teen FictionPanggilannya BINTANG MALAM. Bukan bintang yang selalu memancarkan sinarnya, Bukan bintang yang selalu menampakkan dirinya. Bintang yang satu ini jarang terlihat, jarang dikenal ,dan jarang didambakan. Redup dan pupus. Seharusnya, bintang sadar diri...