Alexander Yuryevich Pichushkin

16 3 0
                                    

Kisah Pembunuh Berantai Dari Rusia

Pembunuh Papan Catur Dari Rusia

Pembunuh berantai yang satu ini tergolong unik. Dia adalah seorang pembunuh berantai di Rusia. Rencananya, dia membunuh 64 orang, sesuai jumlah kotak di papan permainan catur. Namun, baru 61 orang yang dibunuh, aksinya terbongkar, hingga dia ditangkap dan dijatuhi hukuman seumur hidup. Semua nama korbannya, dicatat dan ditulis di kotak papan catur. Karena itu dia dijuluki The Chessboar Killer atau sang pembunuh papan catur.

Pada awal tahun 1993, Moskow, Rusia, dikejutkan dengan kematian demi kematian yang sangat misterius. Satu persatu mayat ditemukan di hampir seluruh penjuru Moskow. Jumlahnya sudah mencapai puluhan orang.

Polisi dibuat kelabakan dengan kejadian itu. Sementara warga di Kota Moskow, sendiri terus diliputi keresahan. Pengaduan demi pengaduan berdatangan, tapi tak satupun orang yang mau mengakui telah membunuh para korban.

Dilihat dari mayat-mayat yang dikumpulkan, polisi akhirnya menemukan satu modus yang sama. Rata-rata yang menjadi korbannya adalah pria dan wanita manula (berusia lanjut). Usia mereka masing-masing berkisar antara 50 hingga 60 tahunan.

Luka-luka yang menyebabkan kematian itu pun juga sama. Mereka sama-sama mati akibat pukulan benda keras dibagian belakang kepala. Dilihat dari kejadian itu, jelas pelakunya adalah satu orang yang sama. Polisi menyatakan bahwa kasus ini adalah kasus pembunuhan berantai.

Namun, meski telah menyadari bahwa mereka adalah korban pembunuh berantai, tapi tetap saja tak seorangpun yang berhasil ditangkap. Desakan terus dilancarkan oleh warga setempat terhadap pemerintahan Rusia. Harapannya, sang pembunuh segera ditemukan dan dihukum mati.

Bertahun-tahun penyelidikan terus dilakukan, tapi pembunuh kejam itu belum berhasil diketahui. Sementara satu persatu korban terus berjatuhan, diberbagai tempat di penjuru Moskow, dengan cara kematian yang sama.

Sejauh itu, polisi tetap tak berkutik. Mereka hanya berhasil mengidentifikasi alat yang digunakan membunuh. Sebuah benda keras yang menyerupai martil. Semua korban tewas dibunuh dengan cara yang sama, dipukul bagian belakang kepalanya dengan martil hingga remuk.

Waktu terus berlalu, hingga setelah 14 tahun kemudian, polisi berhasil mencurigai satu nama. Saat itu polisi menaruh kecurigaan terhadap seorang pria yang biasa dipanggil Pichushkin.

Sehari-harinya, pria ini adalah seorang pegawai disebuah swalayan. Dia dicurigai polisi, setelah sebelumnya diketahui tengah bersama salah seorang korban sebelum ditemukan tewas di taman Bitsevsky, bagian Selatan Moskow. Karena alibi itulah, Pichushkin akhirnya ditangkap.

Dalam pemeriksaan yang dilakukan polisi, Pichushkin menampik tuduhan itu. Sementara polisi yang sudah menangkap Pichushkin terus berupaya menemukan keterkaitan pelaku dan korban. Tapi tak satu pun motif yang berhasil diperoleh. Saat itu, Pichushkin dilepaskan, karena tak ada bukti dan motif.

Kecurigaan polisi memang tepat, namun tanpa motif, Pichushkin sulit dijerat hukum. Terlebih barang bukti juga belum ada. Tapi, meski dilepas, sejak itu gerak-gerik pria penjaga swalayan ini terus diintai. Sedikit saja dia buat kesalahan, maka polisi akan kembali menangkapnya, begitu ancaman polisi.

Diam-diam, polisi yang melakukan pengintaian mencoba masuk kedalam apartemen yang menjadi tempat tinggal Pichushkin sehari-hari. Itu dilakukan saat pria tersebut tengah bekerja, menjalankan kativitasnya sebagai penjaga swalayan.

Saat itu, polisi yang menggeledah rumah Pichushkin dibuat terperanjat, ketika didapati sebuah papan catur yang setiap kotaknya diberi nama. Mereka yang terdaftar namanya dalam kotak papan catur itu, adalah para korban yang ditemukan tewas setelah dibantai si pembunuh berantai .

The Story Of The KillersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang