Tsutomu Miyazaki lahir di Itsukaichi, Tokyo, pada tanggal 21 Agustus 1962. Lahirnya Miyazaki yang prematur menyebabkan tangannya mengalami kerusakan sendi secara permanen dan menyatu secara langsung hingga pergelangan tangan. Yang berarti dia harus menggerakkan seluruh bagian lengan hanya untuk memutar tangannya.
Karena kecacatan yang dimilikinya, Miyazaki sempat dikucilkan ketika dia memasuki Itsukaichi Elementary School. Namun ketika dia memasuki Meidai Nakano Highschool di Nakano, Tokyo, dia sempat menjadi pelajar teladan hingga pada akhirnya nilai-nilainya dikelas menurun secara drastis dan membuatnya ditolak di Meiji University. Ketimbang mempelajari bahasa Inggris dan menjadi seorang guru, Miyazaki justru memasuki kampus lokal dan mempelajari fotografi.
Pada pertengahan tahun 1980an, Miyazaki pindah ke rumah orangtuanya yang lokasinya tidak jauh dari perusahaan percetakan koran milik ayahnya. Walopun keluarganya cukup berpengaruh di Itsukaichi, tapi Miyazaki sama sekali tidak tertarik untuk mengambil alih usaha ayahnya tersebut.
Di rumah, Miyazaki berbagi kamar dengan kakak perempuannya, karena dia tidak begitu diterima oleh kedua adik perempuannya. Selain itu, dia hanya didukung oleh kakeknya. Tapi sayang, pada bulan mei 1988, kakeknya tersebut meninggal. Miyazaki sempat merasa depresi dan secara sengaja mengisolasi diri. Miyazaki juga sempat memakan abu pembakaran kakeknya agar dia tetap bisa mengenangnya.
Beberapa minggu setelahnya, salah satu saudara perempuannya memergoki Miyazaki sedang mengintipnya ketika dia sedang mandi. Ketika saudara perempuannya menyuruhnya pergi, dia justru malah menyerang saudara perempuannya tersebut. Miyazaki juga pernah menyerang ibunya ketika ibunya menyuruhnya untuk bekerja daripada menghabiskan waktu dengan bermain game.
Pada tanggal 22 Agustus 1988, sehari setelah Miyazaki berulang tahun, seorang anak perempuan yang bernama Mari Konno, menghilang ketika dia sedang bermain dihalaman rumahnya. Miyazaki menculiknya dengan menuntunnya menuju mobil Nissan Langley berwarna hitam miliknya, membawa Konno menuju ke daerah barat Tokyo, dan kemudian memarkirkan mobilnya dibawah jembatan disebuah hutan.
Ditempat tersebut Miyazaki duduk disebelah Konno selama setengah jam dan sempat meyakinkan dia untuk membiarkan Miyazaki memotret dirinya, sebelum pada akhirnya dia dicekik hingga tewas. Setelah itu, Miyazaki kemudian melakukan hubungan seksual dengan mayat Konno, melepas bajunya, dan meninggalkannya disebuah bukit yang jaraknya tidak jauh dari rumah Miyazaki.
Lima bulan kemudian, Miyazaki kembali mendatangi tempat dimana dia meninggalkan mayat Konno dan membiarkannya membusuk. Dia lalu memotong-motong mayatnya tersebut dan membawanya kerumah. Bagian kaki dan tangannya disimpan dilemari bersama dengan baju milik Konno yang sudah disimpan sebelumnya.
Bagian tubuhnya yang lain dibakar diperapian hingga semuanya berubah menjadi abu. Kemudian abu tersebut dikirim kerumah orangtua Konno bersama dengan baju milik Konno, sejumlah giginya, beberapa foto bajunya, dan sebuah kartu pos yang bertuliskan,
Selanjutnya pada tanggal 3 Oktober 1988, Miyazaki sedang berkendara dijalanan pedesaan ketika dia menemukan seorang anak perempuan yang berumur 7 tahun bernama Masami Yoshizawa. Miyazaki kemudian menawarinya tumpangan, tapi dia justru membawa Yoshizawa ketempat dimana dia membunuh Konno.
Sama seperti terhadap Konno, Miyazaki juga mencekik Yoshizawa hingga tewas, melepas bajunya dan memperkosa mayatnya. Namun ketika tubuh Yoshizawa bergidik, Miyazaki merasa ketakutan dan langsung berlari meninggalkan mayat Yoshizawa yang letaknya kurang dari 100 meter dari tempat mayat Konno dulu ditinggalkan.
Walopun ketika membunuh Yoshizawa sempat membuatnya ketakutan, tapi Miyazaki masih mencari korban yang lain. Pada tanggal 12 Desember 1988, Miyazaki kembali menculik anak perempuan yang berumur empat tahun bernama Erika Namba. Saat itu Namba baru saja kembali dari rumah temannya dan sedang berjalan sendirian.