Hari ini adalah hari peresmian cafe milik eyang yang akan dijalankan oleh aku dan semua sepupuku, "Cafetaria Mayang" namanya. Aku memegang posisi chef dan sepupuku ada yang khusus membuat makanan penutup saja, dan sepupuku yang lainnya memegang posisi sesuai yang ditentukan oleh eyang. Baru hari pertama tapi pelanggan banyak sekali yang berdatangan, sampai aku dan sepupu-sepupuku hampir kehabisan bahan masakan yang sudah kita siapkan.
"Bawangnya masih?" tanyaku kepada sepupuku yang bernama Aliya yang sedang membuat makanan penutup.
"Hanya tinggal segini" jawabnya dengan senyum terpaksa.
"Good. Kita harus berjaga-jaga untuk besok ya. Bawa lebih banyak lagi" sahutku.
"Hei hei hei" dari arah sana terdengar Yohan ingin memberitahu aku dan Aliya sebuah kabar, eh tepatnya bahan rumpi.
"Hmm" sahutku sambil membantu menyiapkan makanan penutup untuk diantar Yohan kedepan.
"Kok ngeri ya! Apa tempat ini ada hantunya.
"Hush ngacoo!!" jawabku cepat.
"Ngawur kamu bang. Mana mungkin tempat sebagus ini ada hantunya" sahut Aliya.
"Aku tadi melihat pelanggan kesini, aku ajak bicara dia diam saja loh, aku sampe ngga tahu dia bakalan pesen menu apa. Aku dan lainnya udah nanya dan tetep diem aja" jawab Yohan sambil menahan nafas.
Tidak ada tanggapan atau reaksi apapun dari apa yang dikatakan Yohan kepadaku dan Aliya. Kemudian Gerald memanggilku
"Kak Mel, dicariin bang Ari"
"Hai sayang, udah selesai?? Di depan ada yang nawarin WO buat pernikahan kita minggu depan. Kalo ngga capek, mau tanya-tanya dulu ngga?" sahutnya to the point.
"Baru selesai nih" jawabku sambil tersenyum menatap Ari dan beralih ke Yohan.
"Yang kamu maksud itu pemilik WO han? Cepat antar kesana" sahutku pada Yohan dan Ari.
"Anya ada didepan ngga? Dia ngga sekalian tanya-tanya WO? Kan jaraknya sama kita cuma 2 mingguan" tanyaku pada Ari.
"Ada deh tadi kayaknya" sahut Ari sambil mencoba mengingat.
"Mana pemilik WOnya?" tanyaku pada Nancy yang sudah berada di meja kasir sambil menatap 2 orang yang diceritakan Yohan tadi.
"Umm.." jawabnya hanya sekedar melirik orang di depannya lalu kembali sibuk dengan pesanan pembeli lainnya yang mengantri di kasir.
"Anda pemilik WOnya? Bisa saya bertanya-tanya dulu?" Basa basiku dengan mereka.
"Iya kami pemiliknya" jawab si perempuan pemilik WO.
"Mari duduk pak bu, eh Anya sini-sini mumpung ada pemilik WO kalo mau nanya" sahutku ketika melihat Anya.
"Nanti ah, capek" balas Anya sambil memijat punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOROR STORY
HorrorBeberapa cerita pendek seram, kejam dan pembunuhan yang mungkin kalian juga pernah mengalaminya.