Who Are You?

102 2 0
                                    

.

.

"Pergilah bersamaku dan lupakan semua"

Wajah pasi itu mulai resah, begitu suara asing menggema... mengusik tidurnya

"S-siapa?" Joyce lantas menggumam ketakutan dalam lelapnya.

"Apa yang kau harapkan dari  hidupmu sekarang?... Pergilah bersamaku"

Lagi... suara Pria asing itu kembali membuatnya menggeleng tak tenang. "T-Tidak! Siapa kau?!" Joyce merasa ini ancaman, meski nyatanya kedua mata itu tetap terpejam erat.

"Kau tak bisa lari kemanapun... Kau milikku"

Lalu, sekelebat bayangan seakan menyergap... Joyce sempat melihat wajah yang cukup dekat berada di atasnya. Ia tercengang... sebelum akhirnya seringai tajam dari sosok itu, membuatnya menjerit histeris.

"A-AAAHHHHHHH!!!"

Gadis kecil itu terbangun dan meremas kerah piyamanya sendiri, berulang kali Ia melirik was-was ke sekitar. Merasa... penggalan dari mimpi itu membuatnya tercekik, bahkan berulang kali pula Ia terbatuk payah.

"M-Mimpi! itu hanya mimpi" Gumamnya masih terengah-engah.

Gadis kecil itu  beralih menyingkap selimutnya, berniat mengambil segelas air untuk menenangkan diri.

Namun, belum sempat kedua kaki mungil itu melangkah... seseorang tiba-tiba mendobrak keras pintu kamarnya, tentu membuatnya berjengit terkejut.

"BERISIK!" Teriak seorang pria tambun itu, sembari berjalan menghentak kaki mendekati Joyce. Sontak Gadis kecil itu begitu panik melangkah mundur, takut kalau-kalau sosok yang kerap di panggilnya Paman Mike itu memukulnya tanpa iba.

"M-Maaf... Maaf Paman" Gagap Joyce, seraya merambati dinding di belakangnya berusaha mencari pegangan.

"KEMARI KAU BOCAH TENGIK!" Seru Mike sambil menarik kasar kerah Joyce hingga membuat Gadis kecil itu berjinjit, nyaris tak berpijak di lantai.

"KAU TAU INI JAM BERAPA HAH?! APA KAU MEMANG SENGAJA MENGGANGGU TIDURKU?!" Teriak pria itu sambil mengguncang tubuh ringkih yang dicengkramnya, meski Ia tau Joyce makin menciut takut, namun sama sekali tak membuatnya luruh untuk melepaskan gadis mungil itu.

Malah, Ia makin naik pitam melihat Joyce menggigil di hadapannya, persetan dengan rasa iba...

Karena Joyce, hidupnya kini kacau. Banyak hal ia korbankan, hanya demi seorang anak yang kini berada dalam hak asuhnya itu.

Ia kembali mengangkat tinggi-tinggi tubuh kurus itu. Masih merasa dirinya paling benar, dan berhak melakukan apapun pada putri dari mendiang kakaknya tersebut.

"P-Paman... Maafkan a-aku" isak Joyce lirih, sesekali Ia berusah meremas tangan besar Mike untuk melepas cengkeraman itu, tapi percuma, cengkeraman itu kian kuat tiap kali Joyce meronta.

Gadis kecil itu benar-benar tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi kini. YangIa tau, Mike adalah sosok penyayang, Ia selalu bergantung dan merengek apapun padanya. Namun semenjak kematian kedua orang tuanya, semua berubah.

Sifat yang kini Mike tunjukkan begitu kontras dengan pribadinya kala itu.

"MAAF?! Hanya itu saja yang bisa kau katakan?!"

"A-apa salahku Pam-man?" Ucap Joyce tertatih, sesekali Ia terbatuk payah untuk bernafas.

Tak ayal Mike tertawa keras mendengarnya. "Kau masih bertanya apa salahmu hah? Hanya karena dirimu! Aku kehilangan segalanya! PEKERJAAN DAN HARTAKU HILANG HANYA KARNA DIRIMU!! TAPI APA SEKARANG YANG KUDAPATKAN HAAHH?!" Teriak Mike kalap, dan seolah telah hilang akal, Ia melempar kasar tubuh Joyce ke lantai. Hingga terdengar debaman yang kucup keras.

My Dear My Rose BloodWhere stories live. Discover now