Suasana riuh mendominasi setiap sudut sekolah saat jam istirahat tiba. Hilir mudik para siswa maupun guru membuat setiap jalanan sekolah padat, terutama di kantin.Regaz bergegas dari kelasnya dengan kantong asoy hitam berisi kotak bekal siangnya. Dari pada menuju kantin, pria yang dikenal asosial itu memilih melimpir ke sudut tersunyi sekolah.
Rooftop gedung C-3, tempat tertinggi di SMA 22. Selain karena 0% orang akan mengunjunginya saat istirahat, rumor jika tempat itu berhantu menjadikan rooftop gedung C-3 selalu sepi sepanjang masa. Basecamp terbaik untuk orang seperti Regaz.
Eksistensi Regaz memang tidak mencolok, bahkan hampir tenggelam diantara ribuan siswa yang tingkahnya bermacam-macam.
Pria ber-iris kelabu itu terlalu pendiam untuk sekedar buka suara. Dan terlalu pasif untuk melakukan suatu perpindahan.
Rute perpindahannya disekolah bisa di hitung jari, kelas dan rooftop.
Bagai kebiasaan yang menjadi cirinya, Regaz akan menghabiskan bekalnya di rooftop bersama Geom dan pasukannya.
"Kalian udah nunggu rupanya? Udah pada laper yah?"
"Siapa yang mau ikan panggang?"
"Miaaauuuu...."
Begitu pertanyaan Regaz di balas pasukan kucing dengan si Hitam putih sebagai pemimpin. Terlihat dari posisinya yang terdepan.
"Geom, suruh mereka baris! Gue mau potong ikannya jadi 8 dulu"ujar Regaz.
Seakan mengerti apa yang Regaz katakan, Geom mengeong dan serentak ketujuh pasukan Geom mengambil posisinya berjejer di depan Regaz.
Satu persatu ia meletakan potongan ikan tongkol panggang pada masing-masing kucing, khusus Geom, dia yang paling besar.
Sementara Geom dan pasukannya menikmati ikan panggang dari sang majikan, Regaz dengan nafsunya melahap nasi putih berlauk sisa bumbu panggang dan pucuk ubi rebus bercampur sambal ijo.
"Ternyata begini menyedihkannya seorang Regaz Bryon Sangunari"
"Setan!!"umpat Regaz.
Dia terkejut akan kedatangan perempuan bergaun merah yang muncul bagai setan.
"Kamu bisa memperhalus ucapanmu! Aku bukan setan, Kalla Sophora..."perempuan itu menjulurkan tangannya.
"...Itu namaku"lanjutnya.
Regaz tak memerdulikannya, ia malah lanjut melahap santap siangnya dari pada menerima jabat tangan dari seorang perempuan cantik.
"Aku tahu kau akan begini. Regaz Bryon Sanguinari si bodoh yang tidak mau berteman dengan manusia. Aku tidak heran, kau juga tidak sejenis dengan mereka, buat apa akrab dengannya?"ucap Kalla.
Regaz sejenak menghentikan kunyahannya, dahinya mengerut kesatu titik di tengah-tengah pertemuan alis.
"Maksud lo?"
"Maksud yang mana? Yang kau bukan manusia? Tentu kau bukan"
Regaz menghela nafas. Ia bersiap untuk beranjak dari sana. Tempat tersunyinya telah di invasi perempuan aneh yang sangat tidak warasnya kesekolah mengenakan gaun merah darah ala-ala kerajaan.
"Gue manusia. Dan lagi, nama gue Regaz Bryon, hanya itu. Lo mungkin salah orang"
🌣
Depan ruang seni di padati siswi-siswi berbagai tingkat yang penasaran akan kejadian di dalam sana.Lewat jendela kaca yang menampilkan wujud dua orang sedang berbicara di dalam sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hellebore
FanfictionTahta telah ditujukan pada sang penerus. Bukan untuk sang Putra Mahkota yang eksistensinya terpandang dan dihormati oleh rakyat, bukan pula untuk Putri Bungsu yang ditakuti. Tahta itu untuk Regaz Bryon, seseorang yang tak tahu ada 'Sanguinari' di be...