4(Tertangkap basah)

1 1 0
                                    

Sekarang giliran kelas Ips2 istirahat,karena istirahat kita pas KBM jadi keadaan kantin tidak terlalu ramai,aku mulai mengamati kantin dan seketika mataku tertuju kepada gerombolan yang berada di pojok kantin sedang makan dan mengobrol.

Aku bersikap bodoamat karena perutku sudah demo cacing-cacing ditubuhku menuntut untuk segera makan,disana di sebrang gerombolan yang aku liat tadi,aku dan temanku berada, tidak jauh dengan gerombolan itu aku dan temanku makan dan bercerita tentang hal yang tidak penting.

Ketika aku sedang makan nampaknya dari gerombolan sebrang ada yang menatapku diam-diam entahlah apa aku yang pd atau apa yang jelas salah satu dari mereka sedang menatap meja kami.

"Sepertinya Wisnu sedang menatapmu mir,daritadi dia menatap meja kami dan tatapannya menuju dirimu"ucap ratu.

"Kau jangan membuatku pd" jawab sambil cemberut.

"Benar kata ratu kayaknya dia natap kamu mir daritadi aku liatin matanya ga lepas-lepas natap kamu terus" timpal Alika.
.
.
.
.
.

Dilain tempat*
Wisnu POV*

Gw sedang makan karena pas pelajaran pak Toni dilanjut sampe istirahat dan gantinya waktu jam pelajaran mulai kembali kelas gw istirahat.

Disini dikantin pojok gw dan teman teman kumpul sambil makan makanan yang sudah kami pesan.

Tidak lama kemudian rombongan amira masuk ke wilayah kantin,Amira sepertinya sedang mengamati sekitar karna bola mata dia terus bergerak.

Amira dan rombongannya duduk di sebrang meja rombongan gw,dan tanpa sadar gw menatap dia terus menerus tanpa menoleh kesiapapun,sampai sampai gw liat teman-teman Amira sedang bicara sesuatu atau sedang menggoda Amira,ntahlah.

Lamunan gw buyar karena Satrio mengucap "kayaknya sedari rombongan sebrang duduk ada mata yang terus menatap kesalah satu orang deh,siapa ya"

Sontak semuanya menoleh kearah Satrio untuk mendapatkan siapa yang di bicarakan Satrio .

"Wah emang Saha sat"(wah emang siapa sat) tanya Asep.

"Apatu sat?maksud Asep Bang-sat kah" ucap Anto.

Sontak semuanya tertawa dengan ucapan Anto.

"Anjing Asep Lo kalo manggil yang bener,trio ke yo ke apake asal jangan sat" ucap Satrio sambil marah.

"Sabar yo sabar orang sabar pantatnya lebar" jawab Niko

Semua rombongan Wisnu pun kembali tertawa karena lelucon yang menjurus pada hinaan.

Dilist dulu ya mantemannya Wisnu.
Anto Dimanto.
Satrio Ferdinand.
Niko erlambang.
Asep Saepudin.
Andriansyah.
Rangga adipratama.
Rendi Irawan.
Manteman Wisnu semuanya tim futsal guys.

Back to topic.

"Udah udah anjir gausah pada nanya lah males gw jawabnya"ucap satrio.

"Oh ayolah Yo jangan marah,cepet siapa yang Lo omongin" timpal Rendi.

"Iya Yo ah lo mah ga asik" timpal Andri.

"Iyaiya tenang yang gue omongin itu yang disebelah Lo ga" jawab Satrio.

"Iya sebelah gw tuh Andri atau Wisnu" tanya Rangga.

"Ya siapa lagi kalo bukan Wisnu" ucap Satrio enteng.

Sontak semuanya menoleh pada Wisnu,Wisnu di meja seperti maling yang tertangkap basah oleh warga,Wisnu yang ditatap seperti itu dia bersikap bodoamat.

Wisnu acuh saja dengan pertanyaan temannya yang terus saja menanyakan padahal tidak digubris oleh Wisnu.
.
.
.
.
.

Amira POV*
Bel telah berganti alhasil aku dan teman temanku kembali kekelas untuk mengikuti pembelajaran.








Waktu terus berjalan dengan sendirinya banyak hal yang aku lewati senang sedih maupun kecewa terus kulewati dengan ikhlas.

Soal perasaanku pada Wisnu aku mulai mengetahui dia juga sedikit demi sedikit mulai menerimaku.

Kami berdua tetap saja canggung jika harus berpapasan seperti hari ini.

Hari ini hari Jumat,laki laki diwajibkan sholat Jumat di sekolah,aku yang baru saja pulang dari perpus harus berpapasan dengan Wisnu karena rombongannya akan menuju ke masjid. Disitu aku mulai tak karuan perasaannya , aku berjalan menunduk dan tidak menoleh sedikitpun pada rombongan Wisnu.

"Jangan nunduk terus mir,dibawah gaada uang"ucap Rendi meledek.

"Iya didepan kan ada pangerannya kenapa harus menunduk sih" tambah Satrio.

Ucapan mereka bagaikan tong kosong nyaring bunyinya,aku bodoamat dan lebih melanjutkan jalan kekelas daripada harus meladeninya.

"Menurut mereka cinta tak punya alasan untuk bisa slalu bersamanya,dan yap aku setuju dengan perkataan itu"

Perkataan itu benar aku tidak mempunyai banyak alasan untuk bisa bersamanya,dekat saja aku sudah senang,apalagi jika ditakdirkan untuk bersama.

Hari-hari ku lumayan berkesan karena jika dihadapkan langsung dengan Wisnu aku tak secanggung dahulu.

Hari ini hari Jumat aku dan tim futsal mengadakan latihan kembali.

Disini,dilapangan SMAN 8 aku berdiri dengan yang lainnya, pabagas mulai angkat bicara.

"Selamat siang anak-anak"ucap pabagas.

"Siang pak"jawab semua murid.

"Hari Senin akan diadakan latihan gabungan dengan sekolahan tetangga jadi kalian harus siapkan dan ingat jangan permalukan sekolahan kita sendiri,dan tenang ini hanya pertandingan persahabatan,kalian mengerti".

"Mengerti pak"

"Yasudah sekarang kalian berlatih dengan tim kalian masing-masing".

Jam sudah menunjukan 17:30wib artinya latihan hari ini selesai,aku menuju tempat menunggu di depan sekolahan,karena aku tak membawa motor, ketika aku sedang menunggu ada adik kelas yang pertama kali aku ikut latihan dia menatapku, dia mulai angkat bicara "teh belum pulang aja,apa belum dijemput".

"Iya dek aku belum dijemput jadi aku menunggu,tadinya aku mau pesan grab/gojek tapi karena batre hp ku low jadi aku harus menunggu angkutan umum".

"Nunggu angkutan umum sampe jam berapa teh,ini udah sore mendingan teteh pulang sama gw aja".

"Hm bolehkah?".

"Boleh atuh teh,kenalin dulu gw Yogi kelas XI, kalo teteh siapa namanya?".

"Amira".

"Yaudah ayo teh naik ngobrol terus mah gabakalan sampe-sampe".

Aku dan Yogi pulang karena cuaca mulai tidak bersahabat.

"Ini jalannya kemana teh?".

"Oh kamu lurus aja ada perempatan belok kanan dan pagar yang bercat hitam putih itu rumahku".






Satu hari sampe 2part woaah.
Jangan lupa baca,vote,dan coment teman temanku:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AMPASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang