.
Taeyeon menatap lurus keluar jendela dengan sebuah pot berisi tanaman kaktus ditangannya. Kado pemberian dari Jessica saat ulang tahunnya kemarin.
' kau adalah gadis yang kuat. Kau itu hebat jadi berhentilah terus-menerus menilai dirimu sendiri bahwa kau itu lemah '
' Taeyeon kau hebat aku bangga padamu '
'ish dasar pendek menyebalkan'
' Tae kamu ada masalah ya ? Sini cerita sama aku '
' no no no not friend ! But we are family'
Cukup! Kini Taeyeon tidak tahan lagi. Taeyeon menyerah pada dirinya sendiri dengan membiarkan air mata yang sejak kemarin dia tahan jatuh begitu saja. Ini tidak mudah dan Taeyeon mengakuinya. Ini bukan berpisah dalam artian mereka akan bertemu lagi. Jelas tidak!
Ini adalah berpisah dengan artian perbedaan keseluruhan yang tidak bisa mereka lampaui. Taeyeon menoleh ke arah figura foto yang terpajang dinakas , sebuah foto berisikan sembilan gadis yang tengah tertawa dengan bahagia karena telah merayakan ulang tahun dari salah satu sahabatnya.
"Kenapa harus seperti ini" guman Taeyeon.
Jari mungilnya menyusuri pinggiran figura yang tertuliskan sebuah tulisan yang bermakna baginya , 'We Are Always One'.
"Yeah , no matter what happen. We are always one " gumannya kemudian memeluk figura tersebut dan melemparkan tubuhnya keatas tempat tidur untuk membenamkan wajahnya diatas bantal guna meredam isak tangis yang keluar dari bibirnya.
"Its just dream right? " tanya Taeyeon pada dirinya sendiri dengan suara yang teredam.
Taeyeon ingin tidur dan berharap saat bangun nanti mereka bisa berkumpul kembali bersembilan.
Ya. Taeyeon berharap akan hal itu.
.
Hyoyeon menjulurkan tangannya kala rintik hujan perlahan turun dengan halus namun perlahan membasahi pipinya. Jelas Hyoyeon tau bahwa itu bukan air hujan. Itu adalah air matanya sendiri.
"Bahkan langit juga tau bahwa kami tidak pernah rela saat kamu pergi seperti ini " ucapnya dengan senyuman pedih menghiasi wajahnya.
Pagi tadi , Jessica telah dimakamkan dengan tenang tanpa kendala sedikitpun. Kecuali Krystal yang menangis meraung saat tubuh mungil sang kakak mulai terbalut dengan tanah merah dan juga taburan bunga. Sangat menyakitkan. Hyoyeon berharap ini hanyalah sebuah mimpi buruk karena dia lupa membaca doa saat akan tidur. Namun , kenyataan menamparnya hanya untuk menyadarkan bahwa ini bukanlah mimpi. Ini adalah kenyataan.