TWO

11 1 0
                                    

WARNING!!

cerita ini tidak bermaksud untuk menyinggung atau menyakiti perasaan siapapun. Diharapkan menjadi pembaca yang bijak. 




_________________________________________
Tiati typo bertebaran!
_________________________________________
 

Kali ini arin berada di korea, ia membantah dan tetap melancarkan aksinya untuk pergi ke negara itu. Dimana disana adalah tempat sang pujaan hati berada.

Tapi ingat, bukan itu tujuan utamanya mengapa dia pergi kesini. Arin hanya mencari pelarian agar dirinya tak disiksa lagi, agar ia tak dikekang lagi.

Jika ditanya dari mana dia mendapatkan uang sementara orang tuanya tak memberinya sama sekali untuk datang kesini?

Ia bekerja sejak kelas dua SMA, tak dapat dipungkiri anak sekecil arin bisa bekerja? Ayolah.. arin adalah seorang dancer yang handal, ia selalu mengikuti berbagai macam kegiatan tanpa orang tuanya ketahui dan mendapatkan uang dari sana.

Mengapa orang tuanya tak tahu tentang bakat sang anak? Salah, mereka tahu semuanya. Hanya saja mereka lebih setuju jika arin menjadi pegawai negeri saja, setidaknya ia mendapat penghasilan yang tetap dari pada menjadi 'idol' yang belum tentu terkenal atau tidak, berpenghasilan tinggi atau tidak. Begitulah pemikiran kolot mereka.

Tapi yahh.. bagaimanapun mereka tetaplah orang tua arin. Ia mencoba bicara baik baik dan meminta agar orang tuanya mempercayai dirinya, setidaknya untuk kali ini. Namun semua hanya angan angan..

Perdebatan dan pukulan yang sering ia dapatkan itu semua karena keinginan dan cita citanya untuk mewujudkan mimpi yang selama ini hanya khayalan semata bagi orang tuanya.

***

Arin mengumpulkan hasil kerja kerasnya dan pergi kesini (korea) seorang diri. Adik? Orang tua? Mereka tahu, hanya saja jika tidak dengan bantuan haris adiknya mungkin ia tetap tak akan mendapat izin untuk datang kemari dan pergi secara diam diam.

Disinilah ia sekarang disebuah Cafe dekat apartementnya, tepatnya di daerah hongdae. Gadis itu nampak termenung jauh dalam pikirannya sendiri hingga tak berapa lama kemudian seorang wanita paruh baya namun bergaya sangat elegan bak model menghampirinya dan duduk di kursi kosong tepat didepannya.

"Permisi.. apa anda butuh pekerjaan?" Tanya wanita itu hati hati

Tunggu, apa apaan pertanyaanya itu? Apa ia sedang diejek sekarang? Apa ia kelihatan se-melarat itu?

"Aniyo" jawabnya singkat namun tetap menyertakan rasa sopan "ah mian saya tidak bermaksud untuk menghina anda, perkenalkan saya Jung He Ra dari agensi Project Of Modeling. Anda terlihat sangat cantik, apa anda mau bergabung dengan kami?" (gatau dari mana gua kepikiran ntu nama:v kyk familiar gitu.. 'POM')

Arin menatap wanita bernama HeRa itu dengan tatapan malasnya. Come on, moodnya sedang jelek sekarang. Setidaknya jangan tambah beban pikirannya dengan hal sepele seperti ini.

"Jeosonghamnida.. " tolaknya halus lalu beranjak pergi

"Bagaimana jika 25 juta perbulan?" Tawar HeRa cepat


Opss.. 

Arin menghentikan langkahnya dan berbalik "mianhamnida" tolaknya lagi dengan senyum manisnya.

"30 juta?" Senyumnya semakin mengembang "jinjja? Aku tidak yakin untuk seukuran model yang baru masuk dan tak punya pengalaman sama sekali akan digaji sebesar itu?" Memang pedas sekali mulutnya

"Anda bisa menuntut jika kami berbohong" ia kembali tersenyum "baiklah"



Skip.









LET'S START AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang