Eyes For You.

2.2K 182 6
                                    

Lagu Rock dari salah satu band  kenamaan Jepang mewarnai pagi dengan aroma menggoda indra penciuman. Sebuah tangan menyusup keluar dari dalam selimut putih gading yang menggulung tak beraturan di atas tempat tidur. Menekan satu tombol pada ponsel yang terletak di atas meja. Namun Grandrodeo dan lagu Rimfire-nya  terdengar lagi setelah beberapa menit. Tangan itu lagi-lagi melakukan hal yang sama, dan lirik Todoke we have to make a Rimfire  akan kembali terdengar beberapa menit kemudian. Begitu terus.

Kali ini bukan tangan lagi yang keluar dari gulungan selimut putih gading itu namun kepala dihiasi rambut singa. Kancing piamanya terbuka. Beruntung tidak ada orang lain yang melihatnya atau dia akan kehilangan status perjaka.

Ia meraih ponselnya, menekan semua daftar alarm yang ia set berjejer hingga puluhan dengan jarak lima menit. Ia menyadari dirinya sangat sulit sekali untuk bangun, makanya perlu puluhan lirik menyebalkan itu untuk membangunkannya. Ia sengaja menggunakan lagu berisik  itu. Dengan begitu ia akan lebih bersemangat untuk mematikannya karna tak ingin mendengarnya lebih lama.

Kembali ia meraih ponselnya. Hanya untuk berakhir  kalut melihat angka delapan sudah bertengger manis di layar ponselnya.   Selain alerginya pada udara musim dingin yang dapat membuatnya  gampang demam hal yang menimpanya pagi ini adalah alasan pendukungnya.  Setiap musim dingin ia pasti terlambat.  Sepertinya dirinya dikutuk musim yang satu itu. Satu-satunya hal yang membuatnya sedikit lebih baik adalah hari ulang tahunnya yang soalnya jatuh saat musim dingin jatuh pada puncaknya .

Tujuan pertamanya adalah menyapu, mengepel dan memungut sampah yang suka diselipkan di antara kursi penonton.  Tetsuya  harus melakukan itu semua dalam satu jam karna tepat jam sembilan seniornya akan latihan untuk pertandingan final dua hari lagi. Informasi yang tak kalah membuat Tetsuya  ingin rasanya menghapuskan musim dingin  dari daftar musim adalah ketika pengawas siswa memberitahukan padanya jika pelajaran ditiadakan demi mendukung latihan terakhir tim basket sekolahnya.

Mata pelajaran kosong yang seharusnya dapat ia manfaatkan untuk melakukan misi rahasianya harus digantikan oleh kerja rodi. Malang sekali nasibnya ...

Tetsuya  meletakkan tongkat pel-nya di lantai. Pekerjaannya hampir selesai sebelum seorang anak manusia memantulkan bola basketnya di atas lantai yang baru saja disapukannya dengan kain pel. Tidak sampai di situ, Dia melebarkan matanya ketika pemilik bola itu berlari-lari dengan sepatu berlumpurnya di atas lantai yang masih basah seraya memantul-mantulkan bola basket.

"Hey!!"  Tetsuya melemparkan tongkat pel-nya. Ia mengenal manusia sialan itu.  Dia anak dari tim lapis pertama sedangkan Tetsuya masih berada di tingkat ke tiga. Apakah karena dua berhasil masuk tim inti dan ikut pertandingan resmi membuatnya bisa semena-mena ? Tetsuya tidak akan membiarkannya.

Dia berjalan cepat mengambil alat pel-nya, membasahinya kembali. Ia mendekati pria yang masih asyik dengan bolanya.  Membalikkan alat pelnya lalu memukulkan benda itu tepat ke punggung pria sialan yang tidak bisa menghargai kerja kerasnya.

"Akh!" terdengar lenguhan kesakitan dari pria itu. Seruan lainnya menyusul saat menyadari jika bajunya  basah dan bau. Ia melirik ke belakang dan menemukan Tetsuya dengan kain tongkat pel-nya siap menghantamnya lagi.

"Apa-apaan ini ?!" bentak pria itu. Berulang kali ia mendesah jijik mencium baunya sendiri.

Tetsuya melotot. Bagaimana pria itu tidak tahu masalahnya dimana?

"Kau  yang seenaknya mengotori lantai yang baru saja kubersihkan!" bentak Tetsuya . Namun ia menyesal telah membentak setelah melihat pria itu melepaskan headset dari telinganya.

"Kau punya masalah denganku ?!" tanya pria itu lagi, kekesalan di wajahnya berkurang namun Tetsuya  justru semakin marah karena pria itu bertingkah seolah ia tak melakukan apapun. Ia berjalan kembali pada embernya lalu melakukan ulang pekerjaannya. Sia-sia ia mengeluarkan kemarahannya pada orang yang selalu merasa berkuasa. Walaupun dia tahu pria itu masih belum mengetahui masalahnya.

Eyes For You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang