Hari ini berbeda. Akan ada perubahan dari kebiasaan. Udara pagi pun rasanya berbeda. Ini cukup segar, tidak seperti biasanya.
Ada gurat senyum yang terlukis. Sebetulnya ada perasaan senang. Hari ini jelas akan jadi pembuka dari lembaran baru.
Mahasiswa baru.
Asrama baru.
Teman baru.
Kehidupan baru.Jelas sekali perubahan dari masa sekolah hingga menjadi seorang mahasiswa. Ada kenaikan satu level kehidupan. Siap menjadi dewasa, katanya.
Namjoon. Lebih lengkapnya lagi Kim Namjoon. Sudah bersiap dengan semua keperluan seadanya yang akan dia simpan di kota barunya nanti. Sejak pagi hatinya sangat bahagia karena akan memasuki fase kedewasaan yang baru.
Langkah kakinya terasa ringan, namun ada beratnya. Sedikit. Dia belum siap berjauhan dengan orang tuanya, terutama Mamanya.
"Sering sering pulang."
Pesan yang selalu diucapkan Mamanya, bahkan sejak 2 bulan yang lalu.
Namjoon, sebagai anak yang baik, jelas berusaha memberikan kesan manis kepada orang tuanya.
"Aku pamit."
— . —
"Joon?! Dimana????"
Namjoon melihat sekitar, masih berusaha keluar dari stasiun kereta api.
"G-gue gak tau dimana."
"Ah! Lo cari pintu keluar nomor 5."
"O-okay, Seok."
Seok, atau Hoseok, sahabat Namjoon yang sudah lebih dulu pergi merantau. Hanya berbeda 3 hari.
Hari ini jadi hari terakhir pendaftaran ulang dan pengambilan nomor kamar. Karena masih berstatus mahasiswa baru, Namjoon harus tinggal di asrama belakang kampus. Hoseok sudah punya teman kamar. Katanya mereka semua baik.
Namjoon masih kesulitan mencari pintu keluar. Dia menyerah, karena barang yang dia bawa cukup banyak, dan akhirnya memilih untuk bertanya kepada petugas disana. Kakinya mulai terasa berat. Dia duduk sebentar.
Pesan dari Mamanya, dia baru membaca.
"Hati hati, kabari mama kalau sudah sampai."
Namjoon memilih untuk menelpon saja.
"Hati hati, Joon. Mama sudah kangen anak mama."
Namjoon mengucapkan salam perpisahan dan menutup telponnya. Kakinya sudah siap untuk berjalan kembali.
Ah, cukup lelah.
— . —
Namjoon cukup terpukau dengan apa yang dia lihat sekarang. Gedung kampus yang sudah dia impikan sejak kelas 2 SMA. Kampusnya termasuk dalam daftar kampus terbaik di Korea dan Namjoon sangat bangga dengan dirinya sekarang.
"Kim Namjoon, jurusan filsafat."
402 lorong biru.
Namjoon sudah memegang kunci kamar dan mencari lorong biru di asrama putra.
Lorong merah.
Lorong kuning.
Lorong biru. Lantai 3. Cukup melelahkan. Tidak ada lift.Namjoon mencoba mengetuk pintu. Kata penjaga asrama, sudah ada yang menempati kamar ini. Ada dua orang.
"Permisi?"
Tidak ada jawaban. Namjoon memastikan lagi.
"Permisi?"
Masih sama. Namjoon mencoba mengeluarkan kunci dari kantongnya.
"Hm? Halo?"
Suara dengan nada rendah cukup mengagetkan Namjoon. Badan Namjoon segera berbalik kearah sumber suara dan di dapatnya seorang pria, yang tingginya sehidung Namjoon, berkaus hitam. Namjoon membungkuk, memberikan salam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOONCHIMORON
FanfictionNamjoon itu suka bulan. Sangat suka. Rasa sukanya sama besarnya seperti teman kasurnya di asrama, Seokjin.