Namjoon sadar atas kebodohannya. Kali ini dia hanya bisa berdiri di depan pintu aula, tidak berani masuk. Beberapa kali Hoseok mencoba menyuruhnya masuk, namun ternyata nyali Namjoon tidak sebesar tubuhnya.
Iya, Namjoon sedikit penakut. Apalagi atas kesalahan dirinya sendiri.
"Gara gara soju sialan."
Percuma menggerutu, toh sudah terjadi.
Namjoon masih di tempat yang sama. Sesekali matanya mencoba mencuri pandangan kearah dalam ruangan. Pintu memang tidak ditutup rapat.
"Namjoon, bodoh, cepat masuk!! Ini pesan gue yang terakhir!"
Namjoon menghiraukan dan memilih untuk pulang saja. Berpura pura sakit mungkin cara paling tepat untuk kabur.
"Hei, siapa itu?"
Suara seseorang menghentikan langkah kaki Namjoon.
"Namjoon? Lo kenapa ga masuk?"
Iya, itu suara Yoongi. Namjoon melihat Yoongi yang sedang membawa tumpukan kertas.
"A.. anu.. Saya mau kembali kak."
"Kemana?"
"Asrama."
"Kenapa?"
"Kurang enak badan."
"Udah izin?"
"Belum kak."
"Lo ga paham peraturan?"
Namjoon tertunduk. Matanya kosong memandang ubin.
Yoongi menghela napas dan menyimpan tumpukan kertas di lantai. Kakinya sedikit menjinjit agar bibirnya bisa berada tepat di samping telinga Namjoon.
"Lo. Pulang. Sekarang. Tahun. Depan. Ngulang. Lagi."
Bulu kuduk Namjoon berdiri.
"I-iya kak.."
"Kalo sakit, bawa surat dokter."
Yoongi pergi meninggalkan Namjoon yang masih diam membeku.
"Oh, sakit lo bakal ditolak kalo alasannya soju."
Kaki Namjoon lemas.
—.—
"Gue ga selera makan."
Namjoon menyeruput teh hangat di depannya. Hoseok yang sedang menikmati mie kuah dinginnya hanya bisa menyeru pelan.
"Lo bego sih."
"Seok, dari dulu lo selalu bilang gue bego."
"Emang iya."
Namjoon memilih untuk diam. Perasaannya tidak karuan. Hari pertamanya bertemu dengan teman teman baru tidak berjalan mulus.
"Kim Namjoon, mau mengulang tahun depan?"
Kata kata itu masih terdengar jelas ditelinganya. Sialan, Kak Yoongi. Dia akan kikuk sekali di dalam kamar.
"Udah menggerutunya?"
Namjoon mendengus dan meninggalkan Hoseok yang tengah berteriak namanya.
—.—
Namjoon memilih untuk berbaring di kamarnya, kepalanya masih sedikit pusing. Besok akan jadi hari—resmi—orientasi kampusnya. Sedari tadi, dia tidak melihat sosok Kak Yoongi di kamar. Mungkin karena dia panitia, dia tidak ada di kamar.
Ah, masa bodo.
Namjoon teringat seseorang yang mengajaknya mengobrol tadi pagi.
Kim Seokjin? Angkatan 10?

KAMU SEDANG MEMBACA
MOONCHIMORON
FanfictionNamjoon itu suka bulan. Sangat suka. Rasa sukanya sama besarnya seperti teman kasurnya di asrama, Seokjin.