Kanvas Darah

13 3 0
                                    

Sayatan demi sayatan terus kugoreskan, tak jarang titik-titik cairan merah keluar membasahi perihnya kanvas yang tengah kulukis. Membuatnya indah hingga hembusan napas terasa berat. Terus mengalir membanjiri lantai, diubahnya gaun putih bersihku menjadi merah pekat. Sungguh nikmat sekali, melukis dengan cutter kecil tajam. Sejenak membuat depresiku teralihkan. Beberapa luka telah mengering, betapa banyak karya yang telah kubuat ini. Ada rasa senang yang secara tak langsung aku rasakan. Ingin lagi dan lagi, seolah tak pernah puas. Kembali kugoreskan hingga tanpa sadar, pergelangan tanganku sudah penuh dengan sayatan. Juga pandangan yang mulai mengabur. Sejenak berpikir, mungkin ini akhirku. Selamat tinggal dunia yang kejam.

MALEDICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang