Hujan turun dengan deras, meninggalkan bau petrikor. Mungkin hanya ini kenangan terakhirku bersamamu. Dengan hujan yang membasahi tubuh kita, dingin menggigil hingga merasuk tulang. Sebuah kenangan manis yang tak pernah terlupa. Entah sampai kapan, hanya saja terasa sulit menyimpan ini sendirian, ketika kau pergi entah kemana. Tak kunjung memberi kabar. Keberadaanmu sungguh tak terdeteksi, meninggalkan sesuatu yang sulit kucerna. Putus asa menghampiriku, menjadikannya pasrah akan waktu hingga membuang segala tentangmu. Namun tanpa pertanda apapun kau kembali entah dari mana, seolah hanya sehari pergi dan esoknya kembali. Menghampiri seolah tak terjadi apa-apa. Membuatku berbunga lagi. Hingga hati ini lupa akan dirimu dulu yang meninggalkanku.Hati ini sungguh luar biasa senangnya. Kau buat kenangan indah lagi, memanjakanku sampai aku lupa batas bahwa kita hanya teman tak lebih. Dan keesokan harinya kau seolah lenyap, tak pernah ada didunia ini. Bagai debu yang tertiup angin. Untuk kedua kalinya perasaanku kau buat tak karuan. Menjadikannya hancur tanpa aku sadari. Entah aku harus bagaimana lagi menghadapinya. Dengan seenaknya kau pergi entah kemana. Mati saja kau!
KAMU SEDANG MEMBACA
MALEDICTION
Historia CortaHanya sebuah pelampiasan, kenyataannya dunia tak semanis permen kapas. Random.