black.02

25 2 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Lisa tidak tidur.

Sama sekali.

Ia hanya berdiam diri di sofa dan memandangi pintu kamar Jennie sedari semalam.

Pikirannya kacau. Hatinya juga.

Lisa tahu dengan pasti seperti apa kira-kira hidup Jennie sepeninggal dirinya menghilang 4 tahun lalu.

Ia pun pernah sekali mencari Jennie di rumah kontrakan mereka dulu.

Namun kosong.

Jennie tak lagi disana.

Sang pemilik rumah pun tak tau kemana Jennie pergi, ia mengatakan kalau Jennie tak sanggup membayar perpanjangan kontrak rumah dan pergi hanya membawa beberapa pakaian dan barang, selebihnya ia tinggalkan.

Lisa shock saat itu, ia tak tahu akan jadi seperti ini.

Sungguh..

Sejak itu, Lisa mencari Jennie kemana mana dan hanya berharap juga berdoa untuk bisa bertemu lagi dengan gadis yang ia cintai itu entah dimana.

Dia hanya harus berusaha hidup lebih lama dan baik baik saja sampai ia bisa bertemu Jennienya kembali.

Sampai akhirnya do'anya terkabul.

Ketika pelariannya ke Negara ini. Amsterdam.

Dan malam itu, malam yang tak tahu harus ia rutuki atau syukuri.

Tapi sungguh, ia hampir mati karna bahagia melihat kembali gadis yang ia cinta.

Malam itu dimana Lisa berhasil melarikan diri dari penyergapan polisi dan berakhir masuk kerumah salah satu penduduk yang tak disangka adalah rumah Jennie.

Gadisnya.

Bagaimana Jennie bisa di negara ini, pikirnya malam itu.

Masih teringat dengan jelas, betapa terkejutnya Jennie. Ia bahkan menangis tanpa suara ketika memandangi nya berdiri terpaku didepan pintu.

Tidak.. Bukan hanya Jennie yang terkejut, namun juga dirinya.

Yang tak pernah menyangka akan bertemu Jennie disini, dan dengan kondisi yang seperti ini.

Hingga pada akhirnya Jennie membiarkan dirinya untuk tinggal disana.

Bukan. ..

Jennie memang tidak mengatakan kalau Lisa boleh tinggal disana. Dia hanya diam saja. Tak mengusir dan tak mempersilahkan dirinya.

Bahkan setelah pertemuan tak terduga malam itu, keesokan harinya Jennie bahkan tak memandang Lisa sama sekali, seakan ia tak pernah ada di tempat itu.

Dan Lisa membiarkan hal itu. Ia tahu gadisnya pasti sangat marah. Bingung. Dan yang pasti sangat membencinya.

Jadi, Lisa hanya bisa berdiri memandang Jennie dari samping gorden jendela.

Seperti itu setiap saatnya.

Mereka bahkan tak saling bicara sampai pertengkaran yang pecah semalam.

.
.

Lisa menghela nafas. Sudah pukul sebelas siang dan Jennie belum menampakkan diri.

Lisa mendadak khawatir.

Karna semalam pun Jennie bersin-bersin. Lisa sangat hapal kalau pergantian musim Jennie pasti akan jatuh sakit.

Ia mengigit bibir bawahnya dengan gusar. Sembari mondar-mandir didepan kamar Jennie.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

B.L.A.C.KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang