Aku punya seorang teman bernama Rani. Dia adalah anak yang enggak bisa diam. Saat aku SMP, dia punya penyekit kerasukan jin. Seluruh sekolah menuduhku melakukan sesuatu yang membuat Rina kerasukan.
Sebelum kejadian itu, kelasku digegerkan oleh sosok makhluk ghaib yang bersemayan di salah satu lukisan pahlawan, sehingga mata tokoh di lukisan itu bisa melirik ke kanan dan ke kiri. Awalnya biasa saja. Namun lama-kelamaan aura di kelasku menjadi negatif.
Wali kelasku menyarankan untuk membuang lukisan itu. Karena semua anak di kelasku tidak ada yang berani, aku pun mengajukan diri. Saat itu akulah yang bertanggung jawab atas lukisan itu. Tiba-tiba Rina juga ikut mengajukan diri. Akhirnya hanya aku dan Rina yang berjalan sambil membawa lukisan itu.
Lukisannya terasa berat. Tapi ini jauh lebih baik dari pada harus disimpan di kelas. Aku bermaksud untuk membuangnya saja. Tapi Rina berkata lain.
"El, lukisannya kalau dipatahin aj gimana?"
"Jangan deh, nanti kalau jinnya marah gimana?" balasku.
"Enggak apa. Dari pada ganggu."
"Ya udah, bareng-bareng aja patahinnya," usulku.
"Enggak usah, aku sendiri aja yang patahin," katanya sambil mematahkan lukisan itu dan membuangkan ke tempat sampah. Aku hanya bisa diam.
Keesokan harinya, Rina kerasukan. Jinnya bilang kalau dia ingin rumahnya kembali. Hanya itu. Lalu saat dia sadar, dia menyalahkanku. Dia bilang kalau aku yang menyuruhnya untuk mematahkan lukisan itu. Aku sudah bersaha membela diri. Tapi semua itu sia-sia. Seluruh sekolah menyalahkanku karena kejadian itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku tak kuat lagi jika jadinya seperti ini. Aku ingin mengakhiri ini semua. Semua orang sama saja. Tak tahu apa yang kurasakan._______________________________________
Vote and comment ya gaes✌