.
Jika cowok ingin dimengerti, dan cewek juga ingin dimengerti, lalu pertanyaanku . . .
Siapa yang akan mengerti?
.
.
[Arc I : Chap IV (Dan misi selanjutnya-pun, seperti yang kuduga, memang rusak)]
.
4.1
.
.
Ruangan itu begitu dingin, entah karena pemanas ruangan yang sedang bermasalah atau memang suasanya yang begitu tidak mengenakkan. "Jadi, bagaimana bisa Ibu bilang padanya untuk memecahkan masalahnya di klub ini?"
Aku menghela napas, ini sudah hampir tiga minggu sejak masalah Gremory-san terselesaikan di klub ini. Dan parahnya, sejak tiga minggu itu Bu Rossweisse tidak pernah datang ke klub untuk memverifikasikan apa maksud dari rekomendasinya ke Gremory-san itu.
Iya, aku dan Sitri bisa saja mencarinya saat jam kosong, atau mungkin bertanya secara langsung saat Bu Rossweisse masuk ke kelas kami. Tapi, sayangnya aku dan Sitri bisa dijamin bukan orang seperti itu. Itu mungkin, bagi para Riajuu, atau mungkin para murid brengsek yang menganggap semakin sering berbicara pada guru berarti kau adalah murid yang tergolong pintar.
Bagiku, berbicara dengan guru itu tidak terlalu menyenangkan. Apalagi dengan wanita yang kini berdiri di depan Sitri itu.
Ketika aku bicara dengannya, satu hal yang jelas terjadi padaku adalah rasa sakit yang entah bagaimana selalu mendarat di perutku. Dan juga, ketika aku bahkan tak bisa bicara dengan orang lain, bagaimana bisa aku bicara dengan guru yang notabene adalah manusia yang harus dihormati? Dan dihormati artinya akan memberi tekanan lebih ketika kau bicara dengannya. Yang artinya akan sangat susah bagi para penyendiri untuk bisa bicara dengan guru tanpa sebuah wadah khusus yang mengharuskan seorang penyendiri berbicara.
Itu alasanku, dan kayaknya, Sitri tak jauh-jauh juga dari itu.
"Yah . . ."
Bu Rossweisse tersenyum canggung. "Sebenarnya, ini hanya awal dari kejutan kalian."
"Maksudnya?"
"Haha . . . begini Sitri-kun, aku pernah bilang pada kalian tentang mengapa aku memasukkan kalian ke dalam klub ini?"
"Tapi, masalahnya, ini Klub Penelitian Ilmu Gaib."
Dan kayaknya, pernyataan cinta seorang gadis bukan termasuk hal gaib.
Aku ingin bilang begitu, tapi Bu Rossweisse tiba-tiba menyela ucapanku. "Tolong diam dulu, Uzumaki. Tentang masalah kemarin, itu bukan tentang klub."
Sitri terlihat ingin menyanggah ucapan Bu Rossweisse, namun dengan sigap wanita yang sampai saat ini belum menikah itu melanjutkan ucapannya. "Anggap saja itu bukan masalah klub. Anggap saja begitu."
Bu Rossweisse tersenyum ke arah Sitri, dan melihatnya mengangguk, senyumnya bertambah lebar. Ia menghela napas sebentar. "Sebenarnya, Gremory-san kemarin memang benar-benar membutuhkan bantuan, dan karena aku yang menjadi konselor kelas satu, dia mengadukan masalahnya kepadaku, selanjutnya karena kalian ada di bawah bimbinganku, dan fakta kalau kemampuan otak kalian bisa dibilang di atas rata-rata, serta kalian juga membenci masalah ini, makanya aku merekomendasikan Gremory-san ke kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
EUNOIA
HumorNamanya Uzumaki Naruto, hidup bersama orang tua, punya satu adik, masih kelas satu. Pas SD sampai kelas tiga, semuanya masih baik-baik aja, tapi masalahnya pas wajahnya mulai berubah dari unyu ke serem, semua orang mulai takut sama dia. Dan sekarang...