Pertemuan

3 1 0
                                    

"Berawal dari sebuah perkenalan yang tak biasa, aku mengenalmu hingga kini kau menjadi sosok yang selalu kusebut dalam doaku."
                         
   ***

Tubuh gadis kecil itu terpental dari motor yang ia kendarai, sebuah mobil menghantam tubuh mungilnya itu membuat ia harus kehilangan sebelah kakinya, ia hancur baru saja kemarin kami berkenalan namun sekarang senyum manisnya telah hilang.

Aku berlari menuju sebuah ruangan icu, tempat dimana ia di rawat. Terpampang jelas tubuh mungilnya terbaring lemah dengan berbagai alat bantu menempel di tubuhnya.

" ba.. bagaimana keadaan tasya? " tanyaku terengah-engah saat mendapati seseorang di depan ruangan itu.

" kamu siapa? " tanya orang itu bingung,

" saya naira, temannya tasya saya sudah menganggap nya seperti adik saya sendiri," paparku menjawab pertanyaan nya dengan nafas yang masih memburu

" saya tidak tahu bagaimana nanti, kalau dia bangun, dia pasti akan sangat hancur" ujar nya sembari Menatap pintu kaca itu yang menampilkan sosok gadis yang tengah terbaring lemah,

Aku memandangnya tak terasa bulir airmataku mencelos, " kenapa bisa? Apa yang terjadi?"

" sebuah mobil menghantam nya dia masuk ke bawah mobil, sebelah kaki nya remuk dan harus di amputasi, dan sekarang dia sedang kritis" ujar nya menceritakan kejadian yang di alami oleh adiknya itu,

Dadaku sesak, seakan jantungku berhenti bekerja, aku terus melafadzkan istigfar untuk menenangkan hatiku, ntah kenapa aku takut kehilangan nya.

" kamu siapanya tasya? " tanyaku

" fardi, kakaknya tasya " jawabnya singkat

" sudah adzan, saya mau sholat ashar dulu, " pamitnya lalu ia pergi menuju masjid yang ada di rumah sakit,

" sa..saya ikut, " ujar ku langkahnya terhenti dan menoleh ke arahku,

Aku mengekor di belakangnya menuju masjid, aku berjalan dengan menunduk ntah kenapa aku merasa canggung dengannya.

" tempat wudhu wanita di sebelah sana" ujar nya memberi tahuku dan aku segera pergi kesana untuk berwudhu

Setelah selesai berwudhu aku memakai mukena ku, suara iqomah telah di kumandangkan itu artinya sholat ashar akan segera dilaksanakan.

Aku menengok ke sebelah kanan dan kiri dengan salam, aku bermunajat kepada Allah azza wajala, aku memohon atas kesembuhan tasya.

Aku merapikan mukena dan segera kembali ke ruangan icu, aku melihat orang tadi telah mendahului, aku berlari dan berjalan di belakang nya.

" bunda! " sahutnya,

Wanita paruh baya itu adalah ibunya, tak lama kemudian wanita itu pergi sebelum aku sampai disana,

" itu ibunya tasya yah? "tanyaku

" iyah, itu bunda "

" yahh telat deh, padahal pengen kenalan "

" mungkin lain kali "ujarnya,

" hmm iya mungkin, oh iya kamu yah yang buka akunnya tasya? " tanyaku

" iya kenapa?"

"gak kenapa-napa sih"

Waktu telah menunjukkan pukul lima aku bergegas untuk pulang, aku pun pamit kepadanya.

" kak, maaf sebelumnya saya harus kembali karena saya tidak bisa lama disini, kabari saya lagi jika terjadi sesuatu pada tasya, saya pamit assalamualaikum" aku pamit kepadanya dan meninggalkan tempat itu,

Aku berjalan menuju parkiran, aku mengeluarkan motorku dan langsung melenggang pergi.

Qodarullah semua yang terjadi hari ini atas kehendak-Nya, esok kita tidak tahu apa yang terjadi, kemarin adalah pelajaran, hari ini adalah ujian dan esok adalah perbaikan.

Aku masih bergemelut dengan buku tebal itu sebentar lagi sudah mulai ujian, hari sudah mulai malam, aku menarik selimutku dan mulai memejamkan mataku, ponselku berbunyi satu pesan masuk, kemudian aku membukanya.

" tasya sudah sadar "

" alhamdulillah, syukron sudah memberitahu saya, semoga dek tasya semakin membaik, salam untuknya " aku membalas pesan itu,

" Aamiin," balasnya singkat,

Syukur alhamdulillah gadis itu sudah sadarkan diri, aku lega sekarang, aku kembali memejamkan mataku dan mulai memasuki alam mimpiku.




Laa Ba'sa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang